KMAB 29
Perjalanan Hidup
Belajar di Tengah Wabah
Oleh Lusia Wijiatun
Sumber :liputan6.com
Pagi-pagi Bun Tami sudah sampai di sekolah, sekolah terlihat sepi. Petugas kenersiahan masih menyelesaikan tugasnya. Bu Tami menuju arah parkiran, ia menghentikan motornya.
Selamat pagi, Bu Tami menyapa anak-anak yang masuk melalui pintu gerbang samping sekolahnya. Anak-anak menyambut salam bu Tami dengan gembira dan penuh senyum.
Kegiatan seperti itu memang sudah dilakukan di sekolah sejak lama. Para murid memang disambut dipintu gerbang oleh bapak dan ibu guru, terutama bagi guru yang piket. Kebiasaan ini adalah bagian dari cara mendidik anak supaya selalu bersikap baik.
Sapa,salam, senyum, dengan sopan dan santun, itulah tujuan dari kebiasaan tersebut. Dengan demikian di manapun berada muda-mudahan mereka akan melakukan kebiasaan itu.
Tak lama kemudian guru yang lainnya pun sampai, begitu juga dengan anak-anak didik. Ya, jumlah peserta didik di sekolah itu kuarang lebih 700 orang. Semua berada dalam satu komplek yang luas, halaman belakang dan di halaman depan.
Bell berbunyi, masing-masing peserta didik berbaris rapi di depan kelas. Bapak ibu guru berdiri di depan pintu menyambut untuk masuk ke kelas.
Begitu juga yang dilakukan Bu Tami, ia langsung menuju ke lantai dua. Untuk segera meyambut peserta didiknya. Ya kelas bu Tami berada di lantai dua, jadi membutuhkan waktu juga untuk mencapai ke sana.
Demikian kegiatan bu Tami setiap harinya. Hingga suatu hari timbul bencana atau musibah. Dunia dikejutkan dengan timbulnya wabah penyakit.
Awalnya hanya berjangkit di Negara China, tidak mengira sama sekali kalau wabah itu pada akhirnya sampai di Indonesia. Saat itu bu Tami baru saja pulang dari Jakarta menjenguk anaknya yang akan pindah rumah.
Pulang dari Jakarta, tersebar berita bahwa wabah yang ketika itu disebut covid 19 mulai menyebar ke Indonesia. Dimulai dari daerah Depok .Lalu menyebar dan pada akhirnya sampai juga di tempat tinggal bu Tami.
Sunyi sepi mencekam, di mana-mana terlihat lenggang, takm ada kegiatan. Semua melakukan kegiatan di rumah.Pasarpun terlihat sepi, ada beberapa pedagang yang masih menjajakan dagangannya.
Semua harus memakai masker, Wabah mulai masuk ke daerah pemukiman. Sekolahpun mulai sepi, anak-anak belajar dari rumah. Hanya bapak dan ibu guru saja yang berada di sekolah.
Pembelajran mulai dilakukan dengan system pembelajran jarak jauh.
Awalnya sempat kaget, karena belum terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh. Dulu, pembelajaran jark jauh dilakukan pada saat kuliah di Universitas Terbuka. Caranya hanya belajar melelui modul, sesekali dosen datang untuk mengantar naskah ujian dan tugas mandiri.Pertemuannya pun hanya satu minggu sekali.
Berbeda dengan pembelajaran jarka jauh kali ini. Di era globalisasi ini. Pembelajaran jarak jauh yang disingkat PJJ dilaksanakan dengan menggunakan media social. Nah ketika itu bu Tami menggunakan WA saja.
Karena hanya WA saja yang baru dikuasainya, itupun baru mulai. Selama ini hp yang dimilikinya hanya digunakan sebagai alat komunikasi biasa, telpon. Sms, chat. Karena kebutuhan mendesak Bu Tami pun pada akhirnya dapat menggunakan media social tersebut buntuk melaksanakan PJJ.
Bu Tami mulai belajar membuat video pembelajaran, selanjutnya bu Tami juga dapat membuat blog. Dengan kedua aplikasi tersebut bun Tami dapat menayampaikan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring yaitu dalam Jaringan.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai diberlakukann di sekolah Bu Tami. Karena di kiri kanan sekolah sudah ada yang terpapar. Bahkan beberapa guru di sekolah bu Tami juga sudah mulai terpapar.
Maka pembelajaran dilaksanakan dari rumah masing-masing. Hanya yang piket saja yang datang ke sekolah.
Suasana kota semakin sepi, toko-toko banyak yang tutup.Kantor-kantor pun juga terlihat tutup, Hanya ambulan yang hampr tiap jam berbunyi. Suara sirene berganti-ganti, ada yang cepat ada yang perlahan.
Begitu juga suasana kampung tempat tinggal Bu Tami, tetangga sebelah sudah mulai terpapar. Masyarakat tak ada yang rerlihat diluar. Sesekali saja terlihat ada yang berjemur di teras masing-masing.
Bu Tami juga berada di dalam rumahnya. Apa saja yang dilakukan bu Tami selain melakukan pembelajaran jarak jauh? Ya, bu Tami juga ikut belajar, Bu Tami mengikuti kegiatan belajar on line melalui WA. Ia belajar menulis melalui group belajar menulis yang disediakan oleh Om Jai memalui PGRI.