“Barang Siapa Yang Berpuasa Ramadhan kemudian Enam Hari Pada Bulan Syawal, Maka Dia Seperti Berpuasa Satu Tahun Penuh” (HR. Muslim).
Kini Ramadhan telah berlalu, pahala kebaikan tiada batas telah pergi, Pintu surga dan belenggu syaitanpun telah menjauh. Hanya amal kebaikan yang diterima dan ampunan dari Allah semata yang tetap kita harapkan, itulah kelanjutan amal setelah merayakan hari kemenangan.
Keberkahan selama sebulan penuh bersamanya, semoga tetap ada dalam diri walaupun Ramadhan telah pergi jauh dari diri. Kesabaran melawan hawa nafsu secara jasmani maupun rohani adalah tempaan yang harus terus terjaga hingga nanti.
Kesyukuran atas nikmat dan anugrah yang tiada henti, menjadi bekal hidup setelah selesai dari madrasah Ramadhan sebagai pembersih dan penyuci diri. Hari fitri sebagai puncak kesyukuran merupakan awal untuk memulai lagi kehidupan yang penuh misteri.
Tiada satupun yang dapat mendeteksi kalau hari esok nyawa masih dalam jasmani. Karena itu ketetapan iman, islam dan ihsan harus terus kita mohonkan kepada Allah penguasa alam semesta, pemutus segala nikmat dalam diri.
Kebiasaan penting bersama Ramadhan senantiasa sungguh sungguh kita pertahankan. Walau Sholat Tarawih pergi bersama Ramdhan, namun sholat witir dan sholat malam masih ada setiap malam sekalipun hanya 2 rakaat.
Kesempatan taddarus dan taddabur Al Qur’an walau hanya satu lembar sebelum dan sesudah sholat wajib adalah waktu pengganti taddarus agar bisa khatam seperti saat Ramadhan,
Ketekunan membaca sholawat atas junjungan alam Nabi Muhammad SAW adalah bukti cinta kita kepada Rasul yang telah meninggalkan pusaka untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
Janji Allah dan Rasulnya bagi siapa saja yang berpuasa enam hari setelah Ramadhan, baik secara berurutan maupun tidak berurutan adalah jalan yang harus kita lalui. Karena kelanjutan kebaikan yang ada di bulan suci dapat dilalui lagi kalu kita bisa mempertahankan diri selama satu tahun ini.
Allah yang Maha Pengasih mengingatkan dalam kitab sucinya bahwa “Barang siapa berbuat satu kebaikan maka Allah akan melipatgandakannya menjadi sepuluh kali lipat kebaikan, Dan barang siapa berbuat kejahatan Allah akan balas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan” (QS. Al An’am : 160)
Penjelasan ulama fiqh bahwa jika satu kebaikan di balas dengan 10 kali lipat, maka berpuasa 30 hari pada bulan Ramadhan maka sama artinya dengan 30 x 10 = 300 hari. Jika di lanjutkan enam hari pada bulan syawal sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, maka aritinya dengan 6 x 10 = 60 hari. Sehingga totalnya adalah 300 + 60 = 360 Hari.
Jumlah hari dalam satu tahun hijriyah adalah 360 hari. Karena itu, Jika kita berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan dilanjutkan dengan enam hari pada bulan syawal berurutan maupun tidak, maka pahalanya seperti berpuasa selama 360 hari (satu tahun penuh).
Selagi masih ada waktu
Selagi masih ada kesempatan
Selagi masih ada kemauan
Selagi masih diberi kesehatan
Kejarlah keinginan
Berpuasa enam hari di bulan Syawal
Semoga bermanfaat
Aamiin Ya Rabbal’alamiin.