HARI GURU NASIONAL : Guru Powerful, Guru Merdeka Belajar

Edukasi98 Dilihat

“Goresan Tinta Seorang Guru Lebih Mulia Dibanding Ceceran Darah Para Syuhada” ( Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Guru Laksana Embun Penyejuk Dalam Kehausan. Memberikan Cahaya Ditengah Kegelapan (Hymne Guru)

Profesi guru merupakan profesi yang sangat mulia. Guru yang membuat orang yang tidak tau menjadi tahu, orang yang tidak bisa menjadi bisa, orang yang tidak baik menjadi baik.

Guru sebagaimana yang disebutkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2014 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Tugas mengajar menjadikan orang terpelajar, tugas mendidik menjadikan orang terdidik, tugas membinmbing menjadikan orang terbimbing, tugas mengarahkan menjadikan orang terarah, tugas melatih menjadikan orang terlatih, tugas menilai menjadikan orang bernilai. Sedangkan profesional adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang sebagai sumber penghasilan yang membutuhkan keterampilan, kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu.

Karenanya, tugas berat guru sebagai pendidik profesional adalah bagaimana menjadikan peserta didiknya sebagai orang yang terpelajar, terdidik, terbimbing, terarah, terlatih dan bernilai ditengah tengah kehidupannya bersama masyarakat.

Tugas berat ini sebanding dengan balasan yang akan diterima, sebagaimana yang diungkapan oleh ulama kharismatik, ahli tafsir, ahli hadits, penghafal Al Qur’an, ahli fiqh, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al Jauziah bahwa geresan seorang guru lebih mulia dari ceceran darah seorang syuhada. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Qayyim_Al-Jauziyyah ).

Agar tujuan mulia ini dapat terwujud maka seorang guru harus menjadi teladan bagi peserta didiknya (digugu dan ditiru).

Lalu bagaimana menjadi guru yang digugu dan ditiru ? Jadilah guru yang powerfull guru yang dirindu yang selalu hidup dalam sanubari peserta didiknya.

Sebagai ilustrasi “Burung dan hewan langka lainnya semakin sulit kita jumpai akibat perburuan yang dilakukan secara liar. Pada suatu hari seorang pemburu memasuki hutan terlarang yang sedang dijaga oleh tiga orang polisi hutan. Ketika akan melakukan tindakan terhadap pemburu tersebut mereka melakukan sikap yang berbeda. Polisi pertama mengatakan kita tangkap saja sekarang karena dia telah memasuki hutan terlarang. Polisi kedua mengatakan kita tanya dulu apa alasannya memasuki hutan, dan polisi yang ketiga mengatakan kita tunggu saja dulu apa yang akan dilakukan”.

Ilustari ini merupakan gambaran sikap dan tindakan yang dilakukan guru ketika menghadapi peserta didik yang mengalami permasalahan dalam belajar. Ada guru yang langsung memberikan sanksi kepada peserta didik, ada guru yang membangun komunikasi terlebih dahulu dengan peserta didik, ada pula guru yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melihat kemampuan dasar dari peserta didik.

Di tengh perkembangan teknologi informasi yang begitu dahsyat pada Era Industri 4.0 telah membawa perubahan diberbagai kehidupan manusia, termasuk perubahan mendasar pada dunia pendidikan.

Berbagai persoalan yang ditimbulkan akibat keterbatasan kemampuan dalam penguasaan teknologi oleh guru telah berdampak terhadap perilaku dan gaya belajar peserta didik. Salah satu dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi secara bebas menjadikan peserta didik melakukan tindakan asusila dan perilaku menyimpang lainnya.

Sebagai guru yang hidup di Era Industri seperti sekarang, dituntut untuk berusaha dengan sungguh sungguh agar bisa menguasai teknologi informasi yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Karena guru diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik agar menggunakan teknologi secara bijak dan terarah dengan konsep merdeka belajar.

Merdeka belajar adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk ikut secara bersama berpartisipasi dalam merancang proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam konsep merdeka belajar guru diharapkan bisa menjadi fasilitator, motivator dan konselor bagi peserta didik, sehingga pembelajaran yang menyenangkan dapat dirasakan oleh peserta didik.

Sebagai pengajar, pendidik, pengarah, pembimbing dan penilai maka guru memegang peranan penting dalam mengawal peserta didik kearah keberhasilan dan kesuksesan dalam hidupnya. Untuk itu guru harus memiliki kekuatan lahir dan bathin agar dapat mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki dengan penuh keyakinan dan keikhlasan bahwa semua atas dasar pemberian Allah SWT. ‘Al lamal Insana Maalam Ya’lam artinya Allahlah yang memberitahu manusia dari apa apa yang tidak atau belum diketahuinya. Itulah Guru Powerful.

Guru Powerful adalah guru yang penuh potensi, yang penuh energi, yang penuh kesucian hati, yang penuh tanggungjawab, yang penuh keyakinan dengan jiwa yang selalu bahagia (Taufik, 2010)

Guru powerful adalah guru yang memahami karakteristik peserta didiknya dengan melakukan analisa kebutuhan (need assement) sebelum melakukan proses pembelajaran.

Guru powerful adalah guru yang mengajar dengan prinsip long life learning, learning by doing, menjalani proses pembelajaran dengan nuansa edutaiment, mampu memetakan persoalan dan memberi solusi serta menjadikan peserta didik sebagai mitra agar memiliki kecerdasan kognitif, afektif, psikomotori, sosial dan kecerdasan spritual.

Guru powerful adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh potensi dan kemampuan peserta didik kearah yang lebih positif dengan penuh tanggungjawab, penuh keyakinan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan.

Guru powerful adalah guru yang seluruh jiwanya selalu bahagia dalam mengemas proses pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan dengan mengedepankan ketulusan dan kesabaran.

Guru powerful adalah laksana embun penyejuk ditengah kehausan, sebagai cahaya ditengah kegelapan.

Guru powerful adalah guru yang memberikan rasa nyaman dan kesejukan hati bagi peserta didik, dapat memberikan cahaya kebenaran sebagai solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Agar bisa menjadi guru yang powerful maka kita harus belajar secara terus menerus sepanjang hayat (Uthlubul ‘ilm Minal Mahdi Ilal Lahdi), belajar dengan sungguh sungguh, dengan hati yang selalu riang gembira, dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada serta memohon pertolongan kepada sang pencipta alam semesta Allah SWT.

Guru Powerful dalam konsep Merdeka Belajar adalah Guru yang Laksana Embun Penyejuk Dalam Kehausan, Yang Memberi Cahaya Dalam Kegelapan, Yang Selalu Hidup Dalam Sanubari Peserta Didiknya.

SELAMAT HARI GURU NASIONAL

JASAMU TAK PERNAH DILUPAKAN

WALAU JASADMU TELAH TIADA

Tinggalkan Balasan

1 komentar