BERTEMPAT di ruang aula –saat ini aula ini menjadi ruang solat sementara menjelang bangunan induk selesai– Masjid Al-Ubudiyah, Wonosri, Meral, Jumat (04/03/2022) malam dilaksanakan peringatan Israk Mikraj (I-M) Nabi Besar Muhammad Saw 1443 H. Kegiatan peringatan dilaksanakan oleh pengurus Masjid Al-Ubudiyah Kampung Wonosari bersama masyarakat RW 007 Wonosari, Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Karimun. Diundang sebagai penceramah malam ini adalah Buya Syarifuddin Al-Makky, pimpinan Pondok Pesantren Syawarikul Anwar, Kabupaten Karimun. Buya ini pernah hidup lama di Kota Mekkah sehingga dia diberi label nama Al-Makky (orang Mekkah).
Bakda Isya, itu masyarakat Kampung Wonosari sudah berkumpul di ruang kegiatan, Aula Masjid. Sebelum acara pokok dimulai panitia menghidangkan hiburan solawat nabi dengan mengundang Grup Nasyid Syawarikul Anwar yang juga dipimpin oleh Buya Syarifuddin Al-Makky. Buya Syarifuddin sendiri ikut membawakan nasyid solawat di awal akan dimulainya tausiah yang akan dia sampaikan. Hadirin yang memenuhi ruang aula tanpa dinding itu tampak terkesima menikmati suara Buya.
Prosesi acara I-M diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci alquran yang dibawakan oleh salah seorang santri Pondok Pesantren Syawarikul Anwar. Dengan membawakan ayat-ayat pada surah Al-Isra santri ini membuat suasana ruangan yang didominasi oleh anak-anak, itu terasa khidmat. Terasa lebih tenang berbanding sebelum pembacaan alquran. Tadinya suara ‘heboh’ anak-anak membuat sedikit ribut di ruang aula. Tapi dengan lantunan ayat alquran membuat suasana sedikit lebih tenang.
Acara kedua, Pidato Sambutan oleh Ketua Pengurus Masjid Al-Ubudiyah, H. Supardi. Dalam pidatonya dia mengajak masyarakat, khususnya jamaah yang hadir pada malam itu untuk mengikuti acara peringatan I-M dengan baik. “Meskipun peringatan ini sedikit terlambat, tetaplah ini penting bagi kita sebagai umat Islam,” katanya mengingatkan. Pak Pardi, begitu dia dipanggil mengajak seluruh hadirin untuk menyimak apa-apa yang akan disampaikan oleh Buya Syarifuddin dalam tausiah nanti. “Mari kita simak ceramah buya kita. Tidak selalu kita berkesempatan mendengarkan ceramah ustaz kita ini,” katanya sambil melirik ke arah kanan, arah Buya Syarifuddin Al-Makky. Buya sendiri hanya manggut-manggut menyimak sambutan Ketua Pengurus Masjid.
Acara selanjutnya adalah tausiah agama yang disampaikan oleh Buya Syarifuddin Al-Makky. Sebelum memulai pidato, dia mengawali dengan solawat nabi yang diiringi oleh musik dari grup Syawarikul Anwar. Cukup panjang bacaan solawat yang dibawakan oleh Buya bersama anggota grup nasyid pimpinannya sebelum menyampaikan materi tausiah. Tidak kurang 10 menit buya bernyanyi solawat dengan iringan grup nasyid. Setelah itu barulah dia memulai pidato ceramahnya dengan terlebih dahulu menyapa anak-anak yang duduk bersaf di depan buya. Sebelum acara dimulai, panitia sudah mengatur para bocah-cilik itu untuk duduk rapi di barisan paling depan menghadap ke peneramah.
Ada banyak pesan yang disampaikan buya berkaitan dengan peristiwa I-M, sebagai sebuah peristiwa spektakular dalam sejarah Islam. Peristiwa I-M hanya dapat diterima jika pendengarnya menyiapkan iman yang mantap. Tanpa iman, sulit dipercaya kejadian I-M yang nyata dilukiskan dalam alquran, Surah Al-Isra itu. Bayangkan, perjalanan jutaan kilo meter hanya dilakukan dalam satu malam. Tentu saja tidak dapat diterima akal sehat tanpa dilengkapi iman kepada Allah.
Dalam ceramah yang cukup lama buya secara khusus membahas berkaitan dengan perintah solat sebagai salah satu misi peristiwa I-M itu sendiri. Buaya memberikan hujjah tentang pentingnya solat yang langsung dijemput Nabi ke hadapan Allah, tentang pentingnya solat sebagai syarat keselamatan umat di hadapan Allah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan hikmah solat itu seneiri. Hadirin cukup antusias menyimak isi ceramahnya. Hingga pukul 22.25 barulah selesai ceramahnya dengan ditutup dengan doa oleh buya langsung. Peringatan I-M di Kampung Wonosari selalu memiliki catatan dan kenangan sendiri bagi masyarakat di sini.***