TADINYA profesi saya adalah guru. Guru dengan status sebagai pegawai pemerintah. Setelah pensiun sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau sekarang disebut ASN (Aparat Sipil Negara) dengan profesi guru, itu enam tahun lalu (2017) saya beralih profesi. Menjadi MC (baca: em si) yang dalam pikiran kita sebagai pembawa acara alias protokol. MC sendiri makna sebenarnya adalah akronim dari Master Ceremoni.
Tapi, tunggu. Izinkan saya berkisah sedikit Sesungguhnya setelah pensiun sebagai guru, saya tidak benar-benar pensiun dari urusan pendidikan atau bersinggungan dengan guru. Kalau selama menjadi PNS –sebagai guru dan Kepala Sekolah– saya berurusan dengan pendidikan di jenjang SLTA, persisnya di SMA, setelah pensiun saya diberi amanah oleh Pembina Yayasan Darul Mukmin (YDM) menjadi bagian dari yayasan untuk mengurus pendidikan (sekolah) yang ada di bawah YDM.
Selama empat tahun (2018-2022) saya bergiat di TK, SD, SMP dan TPQ YDM dalam posisi Direktur SDM pada tahap awal, lalu berubah menajdi Plh Yayasan dan terakhir Direktur YDM yang mengurus semuanya. Dalam waktu yang sama saya juga berkesibukan dalam urusan kegiatan sosial. Kebetulan sebelum saya diamanahkan mengurus pendidikan di YDM saya sudah terlibat mengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia), LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran), PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun), FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), Kwarcab (Kwatir Cabang) Gerakan Pramuka, semuanya di Tingkat Kabupaten Karimun. Saya tidak bisa begitu saja melepaskan diri dari urusan kegiatan sosial ini.
Kesibukan ini jua yang membuat saya tidak bisa benar-benar full time di YDM. Akhirnya, di awal 2023 saya tidak lagi melanjutkan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Direktur YDM sejalan dengan keinginan Pembina Yayasan. Jabatan itu oleh pembina yayasan diamanahkan kepada nama lain yang diharapkan bisa lebih full waktu untuk itu. Saya berpikir itu lebih baik karena mungkin dia bisa lebih maksimal dalam mengelola pendidikan melalui yayasan ini. Akan menjadi korban atau merugikan pendidikan itu sendiri jika top manajernya tidak penuh waktu mengurus itu.
Saya pun sedikit lebih longgar dalam mengurus organisasi sosial dan keagamaan khususnya sejak tidak lagi terlibat di YDM. Apalagi, menjelang akhir tahun 2022 itu saya diberi amanah baru sebagai Ketua FKUB Kabupaten Karimun oleh Bupati melalui rekomendasi Kakankemenag Kabupaten Karimun. Kepengurusan FKUB periode 2022-2027 ini dikukuhkan Bupati Karimun pada awal 2023. Jadi, selain beberapa organisasi itu tadi, kini saya diamanahkan menjadi ketua di salah satunya, yakni FKUB yang mengurus urusan keharmonisan dan kerukunan beragama di kabupaten berazam ini.
Di luar tuags-tugas sosial bersama organisasi sosial dan organisasi keagamaan, itu saya tetap menjalankan peran saya sebagai seorang Kepala Rumah Tangga. Meskipun anak-anak saya sudah melewati masa anak-anak dan remajanya, bahkan sudah menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi justeru kini ada cucu yang memerlukan Atok-Neneknya dalam keseharian dan perkembangannya. Dari tiga cucu (dari anak tertua saya) cucu tertua (Akiif Fatahillah) sudah sejak kecil selalu bersama kami, Atok dan Nenek.
Sejak usianya tiga atau empat tahun (2015), Akiif, cucu tertua itu selalu bersama kami. Neneknya sangat sayang. Kebetulan Allah tidak memberi kami anak sejak menikah tahun 2011 pada hal sempat hamil juga tiga kali, akahirnya isteri saya, Nenek Akiif semakin lengket. Jadilah kami sebagai MC alias ‘momong cucu’ selain tetap bekerja seperti biasa. Nenek tetap bekerja sebagai guru di SMA Negeri 2 Karimu, Atok sendiri tetap berkegiatan sosial sambil mengurus cucu.
Dalam keseharian, Akiif kebetulan sudah bersama –tinggal bersama– kami di rumah induk tentu saja full bersama kami. Sekolahnya juga menjadi tanggung jawab Atok-Nenek sampai saat ini. Kini dia sudah kelas III di SD Swasta Darul Mukmin. Saya yang menjemput-antar bersamaan menjemput-antar neneknya. Sesekali Papa atau Oomnya yang membantu jemput-antar ke dan dari sekolah.
Papa-Mama Akiif tinggal di rumah sendiri yang tidak jauh dari rumah kami. Dua orang adik Akiif, Asyuran dan Caca bersama mereka. Pada waktu-waktu tertentu mereka di rumah dan di hari-hari tidak bekerja atau sekolah, kedua adiknya juga bermain sama abangnya di rumah kami. Bersama Nenek dan Atok ketiganya bermain di rumah atas. Tidak salah, kalau ada kawan saya menyebut, pekerjaan baru saya sekarang adalah sebagai MC alias momong cucu.***