Belajar Agama dan Kabar Kematian
Setiap orang punya pola pikir masing-masing. Apakah pola pikir itu dapat berubah?
Tentu saja bisa. Tergantung “asupan” yg masuk ke kepala.
kalo boleh berbagi pengalaman, biar sedikit rada nyantri, banyak-banyaklah membaca karya-karya ulama, baik ulama salaf maupun komtemporer.
Tapi terkendala bahasa nih. karena kebanyakan buku-bukunya masih berbahasa Arab. Gpp, baca buku terjemah, diriku pribadi masih membaca buku Terjemahan. Enggak usah gengsi kalo masih buku terjemahan tapi ada tapinya, ” mau sampai kapan?”
Kenapa enggak mulai belajar bahasa Arab?
Mau ikutan kursus private, tahu sendiri uang pas-pasan, belum bayar kos, buat makan, ongkos kesana-kemari. Apalagi bagi yang masih kuliah. Kiriman uang terbatas, jadinya kudu di pas-pasin. Walau kadang enggak cukup juga.
Ok, deh kalo begitu persolannya, beli aja terjemah jurumiah dan ‘Imrithi, punya saya buku terjemah jurumiahnya karya K.H Moch Anwar.
Beli juga matan kailani dan nazham almaqsud masih di terjemahkan oleh K.H Moch Anwar.
Selain itu wajib beli kitab amsilatut Tasrifiyah karya mba Maksum Ali.
Plus kamus bahasa Arab “sejuta umat” karya Prof Mahmud Yunus.
Berapa duit untuk beli itu semua?
Aku membeli buku-buku itu udah cukup lama, paling sekarang udah agak naik harganya. Tapi tetep enggak mahal-mahal banget kok.
Setelah punya bukunya maka mulailah membaca. Pusing pastinya kalo diawal-awal apalagi yang belum pernah belajar sebelumnya.
Aku sedikit beruntung, pernah belajar dengan ustadz cucu waktu di Sarijadi Bandung, jadi masih ada yang nempel-nempel dikitlah.
Intinya Jurumiah itu membahas ilmu nahwu, di pesantren kitab ini malah dihafal oleh para santri.
Jurumiah diawali dengan bab Kalam, pembagian Kalam, tanda-tanda Isim, tanda-tanda fi’il, I’rob, arti i’rob, pembagian i’rob, i,rob Isim, i’rob fi’il, mengetahui tanda i’rob, i’rob rofa, i’rob nashob, i’rob khofadh, i’rob jazm, fi’il-fi’il, fi’il madhi, fi’il mudhore, fi’il amar.
Isim-isim yang di rofakan, fa’il, fa’il isim yang zhahir, fa’il Isim yang mudhmar, naibul fa’il, Mubtada dan Khobar, amil-amil yang memasuki Mubtada dan Khobar, Na’at, Isim ma’rifat, isim nakirah, athof, taukid, badal.
Isim-isim yang di nashobakan, maf’ul bih, masdar, zhorof makan dan zaman, haal, Tamyiz, istitsna, laa, munada, maf’ul min ajlih, maf’ul ma’ah.
Isim-isim yang di-Jar-kan.
Lafadz yang di jar-kan karena huruf jar
Lafadz yang di jar-kan Karena idhofat
Lafadz yang di jar-kan karena mengikuti kepada lapadz yang di jar-kan yaitu : na’at, ‘athof, taukid dan badal.
Intinya, nahwu itu “ngurusin” perubahan baris pada akhir kalimat.
Sedangkan perubahan pada tengah kalimat di “urusin” oleh Shorof.
Makanya kita suka mendengar ilmu nahwu shorof.
Nah, untuk belajar shorof perlulah membaca matan kailani dan nazhom almaqsud serta menghafal kitab amsilatut.
Matan kailani diawali dengan definisi tasrif. Menurut lughot ( Etimologi) tasrif adalah mengubah. Sedang menurut istilah adalah mengubah bentuk asal kepada bentuk-bentuk lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan adanya perubahan.
Simpelnya adalah mengubah dari fi’il madhi kepada fi’il mudhare, masdar, Isim Fa’il, isim maf’ul, fi’il nahi, isim makan, isim zaman, dan isim alat.
Masih bingung? Bagus. Berarti normal. Makanya buruan beli bukunya, nanti dibaca berulang-ulang. insya Allah nanti ngerti. ( Dibukakan pemahaman ) asal istiqomah ( ikatan suami takut istri di rumah )
Setelah sedikit demi sedikit belajar nahwu shorof,
Membaca karya-karya ulama terus dilakukan agar dapat memberikan “masukan” yg signifikan sehingga membantu dalam pembentukan pola pikir.
Selain membaca buku, di anjurkan pula untuk mengikuti tulisan-tulisan para pakar agama, biasanya ttg isu-isu komtemporer di sosial media, semisal FB.
Perlu juga melihat ceramah-ceramah para pakar di you tube. Diriku pribadi, selalu mendengarkan ustadz Abdul Shomad, Prof Nasarudin Umar untuk kajian tasawuf, dan Gus Baha, walau harus sedikit pusing, karena masih pake bahasa Jawa. Dan masih banyak ulama NU lainnya.
Kalo enggak musim covid, idealnya menghadiri majelis-majelis ilmu Aswaja.
Aku pribadi berkecenderungan untuk menjadi follower ulama NU, ya namanya juga kecenderungan, anda mau pilih ulama lain, monggo. Di persilahkan.
Dengan membaca karya ulama serta menyimak You Tube, di tambah ngaji di majelis-majelis ilmu, paling tidak aku sedikit tahulah, mana jalan yg harus ku lalui.
Pokoknya belajar terus sampai tua.
Kabar kematian
Apalagi belakangan ini kabar kematian datang silih berganti, tak kenal usia. Tua, muda, remaja, anak-anak semua berpulang ke alam keabadian.
Semuanya yang tadi masih berakrab-akrab dengan Kita, masih bersapa-sapa pada waktu sebelumnya, tiba-tiba tersiar kabar, mereka ” pulang” dan tak pernah bakal kembali.
Ada sedih, ada rasa kehilangan, berkelebat cepat, segala kenang bersama mereka para almarhum dan almarhumah.
Ya Tuhan, kelak, kami pun akan berpulang seperti mereka, siapkan hati kami ya Tuhan untuk mengisi sisa-sisa usia kami dengan ketaatan kepada-Mu.
Bersama novi dan sheikha …