Remaja Smart Itu… Remaja yang Bisa Belajar dari Kekalahan

Edukasi, Terbaru11 Dilihat

REMAJA SMART ITU…

REMAJA YANG BISA BELAJAR DARI KEKALAHAN

Oleh: Nanang M. Safa

 

Kamu pernah mengikuti pertandingan, perlombaan atau kompetisi, semisal pertandingan olahraga, perlombaan seni, atau kompetisi sains?

Kamu pernah mengalami kekalahan?

Bagaimana perasaanmu ketika kalah?

Tentu banyak perasaan mengiringi ketika kamu mengalami kekalahan dalam sebuah kompetisi. Sedih, kesal, kecewa, marah, dan menyesal. Semua perasaan negatif itu bercampur aduk menjadi satu dalam dirimu. Apalagi jika kekalahan itu di luar prediksimu sendiri.

Kamu pasti pernah merasa begitu yakin akan bisa memenangkan sebuah kompetisi atau perlombaan. Keyakinanmu itu tentu bukan tanpa alasan. Persiapan fisik dan mental sudah sangat maksimal. Bekal teknis dan non teknis, tentu juga maksimal. Termasuk dukungan dari orang-orang terdekatmu juga sudah maksimal. Tentu semuanya menurut anggapan subyektifitasmu.

Hampir tiada celah untuk lawan-lawanmu untuk bisa mengalahkanmu. Sekali lagi ini adalah menurut anggapan subyektifitasmu. Namun kenyataannya sungguh di luar dugaanmu. Kamu mengalami kekalahan telak atau setidaknya kamu tidak bisa memenuhi ekspektasimu. Kamu tidak bisa mencapai prestasi sesuai impianmu.

Dalam situasi seperti ini, bisa saja kekecewaan yang kamu rasakan akan jauh lebih menyakitkan. Dan dalam kondisi seperti ini, bisa saja kamu menyalahkan orang lain atas kekalahan yang menimpamu. Ada kecuranganlah, ada konspirasi jahatlah, ada yang tidak bereslah, dan sederet pernyataan yang intinya kekalahan itu karena orang lain, bukan karena dirimu sendiri.

Memang sich, siapapun orangnya akan siap menerima kemenangan. Namun sebaliknya, sangat sedikit orang yang siap menerima kekalahan. Padahal sebenarnya jika kamu sedikit saja berhati lapang, kemenangan dan kekalahan itu sama-sama memberikan pelajaran berharga.

Dalam sebuah kemenangan, terkandung ujian berat tentang seberapa besar rasa syukurmu atas kemenangan yang sudah kamu raih tersebut. Kemenangan juga bisa membuatmu takabur dan tinggi hati, jika kamu tidak bisa menyukurinya. Dan ini adalah penyakit hati yang sangat membahayakan. Sebaliknya, kekalahan adalah sebuah anugerah bagimu agar kamu terhindar dari sifat sombong yang bisa menjerumuskanmu pada keterpurukan dan dijauhi orang lain.

Allah SWT memberikan kemenangan pada kompetitormu itu karena jika kompetitormu itu diberikan kekalahan, sangat mungkin dia akan mengalami keputusasaan. Sebaliknya, Allah SWT tidak memberikan kemenangan itu padamu karena jika kamu diberikan kemenangan, mungkin saja kamu akan terbelenggu pada rasa tinggi hati dan bangga diri yang berlebihan.

Kemenangan dan kekalahan dalam sebuah kompetisi itu adalah hal yang sangat biasa. Ketika kamu akan mengikuti sebuah kompetisi, saat itu juga kamu sudah harus menyiapkan dirimu untuk menerima kekalahan. Bukan berarti kamu tidak boleh percaya diri akan bisa meraih kemenangan. Bukan pula berarti yang penting kamu mengikuti kompetisi dengan persiapan seadanya. Namun kesiapan mental untuk menerima kekalahan, jauh lebih sulit dibandingkan kompetisi yang kamu ikuti itu sendiri. Apa lagi jika dalam kekalahanmu itu disertai provokasi dari orang-orang yang tidak tulus mendukungmu.

Ingat! Selalu saja ada orang-orang tulus yang akan mendukungmu sepenuh hati. Orang-orang inilah yang tetap akan memberimu kekuatan justru ketika kamu sedang terpuruk. Namun ingatlah juga! Tentu ada orang-orang yang hanya akan menjadi pemujamu ketika kamu berada di puncak prestasi. Dan di saat kamu sedang terpuruk, justru mereka akan menjadi peneror jiwamu dan akan meninggalkanmu merana dalam keterpurukanmu.

Bagi remaja smart, kemenangan bermakna sebuah motivasi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Sementara kekalahan bermakna sebuah pelajaran untuk instropeksi diri.

Bagi remaja smart, menerima kekalahan dengan jiwa besar adalah kunci sukses untuk meraih kemenangan di lain kesempatan. Jadi benarlah adanya bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.

Bagaimana?

Sudah siap berkompetisi?

Tinggalkan Balasan

2 komentar