Bekerja dan Kuliah

BUKU, Karir117 Dilihat

pexels-ozgomz-2846814

pexels-ozgomz-2846814

Bekerja dan Kuliah

Selama 8 bulan menjadi Sersan Dua (Serda) aku berencana untuk mewujudkan impianku dengan kuliah di ABA (Akademi Bahasa Asing) Cikini Jakarta. Aku mengajukan permohonan ke pimpinan di kantorku dan Komandan Kesatrian untuk kuliah setelah pulang kerja. Dan mereka mengijinkan.  Cita-cita untuk kuliah setelah lulus SMA akhirnya dapat terwujud. Aku tidak lagi merepotkan orang tuaku untuk membayar kuliah karena aku sudah bekerja. Aku mengambil bahasa Inggris untuk sekretaris. Saat itu belum terpikir untuk kuliah S1 bahasa Inggris karena takut tidak selesai. Jadi D3 Bahasa Inggris aku anggap sudah cukup.

Aku mulai menabung semenjak menyandang pangkat Serda. Aku tidak banyak membeli baju namun membeli baju hanya untuk kegiatan keprotokoleran seperti terima tamu, MC dan kegiatan lainnya yang mewajibkan untuk mengenakan baju sipil seperti batik. Untuk baju pesiar aku lebih suka mengenakan kaos, celana panjang dan kemeja sederhana yang cocok dengan kulitku.

Waktu untuk belanja baju atau keperluan lainnya pada saat weekend hari Sabtu atau Minggu siang atau sore. Sabtu atau Minggu pagi, aku biasanya lari ke Monas bersama teman-temanku dan senior. Selain sehat aku dapat memandang indahnya kota Jakarta yang menjadi impian masyarakat daerah saat itu. Aku yakin hingga sekarang Jakarta adalah kota yang diminati banyak orang untuk mengadu nasib dengan segala keahlian yang dimiliki. Terkadang aku berolah raga lari dan renang di GOR Ragunan jika aku ingin suasana baru.

Aku membayar kuliah dengan menggunakan uang pribadi.  Tabungan selama 8 bulan hanya cukup untuk membayar kuliah satu semester, selebihnya aku dapat tambahan dana ketika aku berdinas di Palembang atau kegiatan-kegiatan lain di luar dinas.

Pada saat dinas di Palembang aku bertemu suatu keluarga TNI AL yang baik padaku. Kepala rumah tangga adalah seorang Marinir yang diberi tugas atasannya untuk menjemput aku dan juniorku di bandara. Mereka menganggap kami sebagai anak sendiri. Selama satu minggu kami mempromosikan tentang keberadaan KOWAL. Masyarakat Palembang saat itu lebih banyak mengenal KOWAD (Komando Wanita Angkatan Darat) dan POLWAN (Polisi Wanita). Saat itu KOWAL tidak begitu dikenal.

Pada saat di Palembang kami diberi kesempatan naik boat bersama walikota dan melihat lombang Bidar. Sungguh pengalaman yang tidak dapat aku lupakan. Semenjak itu aku dan keluarga baru di Palembang menjadi akrab dan seperti keluarga.

Setiap semester aku mendapat uang untuk jajan yang lumayan untuk ditabung dan untuk membayar semester berikutnya.  Aku juga mengajar privat anak-anak Tionghoa ketika liburan semester. Selain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris aku juga mendapat dana untuk beli buku atau keperluan lainnya.

Ketika aku berpangakat Serda senior aku diijinkan pimpinan untuk mengikuti Kursus Intensif Bahasa Inggris di Pusat Bahasa (Pusbasa) Kemhan selama tiga bulan. Pagi aku kursus, sore hari kuliah. Pada saat weekend aku berolah raga, pesiar atau mengajar jika ada murid. Secara resmi aku belum menjadi guru bahasa Inggris karena aku belum mendapatkan sertifikat sebagai guru bahasa Inggris di angkatan atau dari kampus. Dengan mengajar berarti aku belajar. Hal itu yang membuatku semakin bersemangat untuk menjadi pribadi yang lebih produktif.

Ketika kursus bahasa Inggris di Pusbasa Kemhan aku adalah murid kelas advanced yang paling junior. Teman-teman sekelas banyak perwira. Mereka semua sangat respek dan sayang kepadaku.  Dengan kegiatan yang sangat padat aku merasakan waktu berjalan begitu cepat.

Suatu hari aku jatuh sakit dan dirawat di RSAL. Dokter bilang aku terkena gejala tipes. Aku dirawat selama satu minggu dan aku tidak memberitahu orang tua di Kediri namun kakak pertamaku yang sudah berpangkat Mayor kala itu mengetahui aku sakit dari Kowal yang berada di Surabaya. Akhirnya kakakku menjengukku. Rasa senang karena ada keluarga yang datang. Namun junior yang sekamar denganku sangat baik. Dia yang selalu membezuk dan membawakan baju ganti.  Walau tidak ada keluarga kandung di Jakarta namun aku memiliki teman-teman, junior dan senior yang baik.

Banyak kisah yang tidak akan selesai jika aku ceritakan detailnya ketika aku kuliah sambil bekerja. Alhamdulillah semua dapat dijalani dan diselesaikan.

 

Jonggol, 17 April 20205

Nani Kusmiyati

Pecinta Literasi

Tinggalkan Balasan