Thamrin Dahlan, Sosok Petarung Literasi

 

Saya mengenal bapak Haji Thamrin Dahlan di suatu pagi di bulan September 2015. Saat itu di ruang dosen kampus G Universitas Gunadarma, kami berkenalan dan tak berlangsung lama karena kami sama sama mau mengajar. Setelah itu, kami selalu bertemu di ruang dosen setiap hari Kamis terutama saat jeda mengajar dan menanti saatnya makan siang bersama.

Saat bertemu kami bersama sama kawan dosen lainnya selalu berbincang akrab tentang berbagai masalah yang tenfah menjadi perbincangan publik.

Dari pertemuan ke pertemuan berikutnya, kami mulai mengenal lebih dekat. Pak Thamrin Dahlan adalah seorang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Kombes (Komisaris Besar). Beliau menuturkan bahwa selain menjadi Dosen di beberapa Perguruan Tinggi Swasta, beliau juga aktif menulis di kompasiana.com setelah pensiun di tahun 2010.

Dari perbincangan tersebut, beliau lalu mengajak saya untuk bergabung di kompasiana.com. Sepulang dari perbincangan dengan pak Thamrin saat itu, saya melakukan registrasi di kompasiana.com dan berhasil tapi entah kenapa saya tidak lanjut untuk menulis artikel di kompasiana.com.

Pertemuan demi pertemuan terus berlanjut hingga saya ingat ketika pak Thamrin Dahlan memberikan hadiah sebuah buku karya beliau yang berjudul “Bukan Hoax” pada hari Kamis, 14 Januari 2017. Selain kepada saya, buku itu juga diberikan kepada kawan dosen lainnya pak Farid dan pak Thamrin (adik kandung Letjen Purn Junus Josfiah, mantan Menteri Penerangan RI).

Pertemuan tersebut di atas kemudian diabadikan oleh pak Thamrin Dahlan dalam sebuah tulisan di Kompasiana keesokan harinya (Jum’at, 15/01/2017) dengan judul “Tinta Biru“.

 

Sumber gambar : Dokumen pribadi

 

Perkenalan dengan pak Thamrin Dahlan terus berlanjut sampai suatu hari di bulan Juni 2017, pak Thamrin Dahlan mengajak saya menulis di media online UC News. Sejak pensiun, Pak Thamrin Dahlan aktif menulis di Kompasiana dan kumpulan tulisannya saat itu sudah diabadikan menjadi 15 buku ber-ISBN.

Pak Thamrin menyampaikan bahwa beliau sudah bergabung sebagai kreator/penulis di UC We Media empat bulan lebih dulu. Setelah itu, beliau kerap menshare tulisannya yang sudah terbit di UC News kepada saya via WA japri.

Setelah membaca beberapa
artikel beliau, mulai ada keinginan saya untuk menulis kembali apalagi menurut pak Thamrin Dahlan, di UC News, tulisan kita dibayar dengan dollar. Asik juga ..

Tanggal 22 Juni 2017, saya mendaftar untuk menjadi penulis di UC We Media. Tak menemui
kesulitan, saya diterima sebagai kreator/penulis pemula di UC We Media tersebut.

Bergabungnya saya di UC We Media disambut gembira oleh pak Thanrin Dahlan dan saya diajak bergabung bersama para penulis UC News lainnya seperti pak Taufik Uieks di Grup WA. Di Grup WA tersebut juga ada salah satu “pentolan” UC News yakni Miss Mable yang kerap membantu penulus yang tergabung di Grup WA jika mempunyai kendala saat menulis di UC News.

Ada satu kalimat yang selalu disampaikan pak Thamrin Dahlan kepada saya saat kami berjumpa, yakni “One Day, One Posting“.

Waktu terus berjalan, saya sudah menjadi seorang Penulis di UC News. Dan selama dua tahun 10 bulan menulis di UC News hingga media online ini berhenti beroperasi di bulan Mei 2020, saya sudah mempublikasikan sebanyak 3056 artikel.

Diawal menulis di UC News, pak Thamrin Dahlan tak henti memotivasi saya untuk terus menulis dan menulis. Nampaknya menulis bagi pak Thamrin Dahlan bukan lagi sekedar mengisi waktu di saat pensiun namun lebih dari itu hahwa menulis sudah menjadi “candu” bagi seorang Thamrin Dahlan.

Setelah pak Thamrin Dahlan tak lagi mengajar di Universitas Gunadarma, kami tetap menjaga silaturahmi dengan saling berkabar di WA japri.

Pada tanggal 16 Agustus 2020, pak Thamrin Dahlan mengabarkan via WA bahwa beliau telah mempunyai sebuah yayasan yang bernama Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan atau disingkat YPTD yang salah satu kegiatannya membantu penulis yang ingin menerbitkan sebuah buku tanpa biaya dengan berlisensi ISBN (International Standard Book Number) yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.

Pak Thamrin Dahlan mengajak saya agar tulisan tulisan saya di UC News bisa dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku.

Gayungpun bersambut karena sebenarnya dari tulisan tulisan saya di UC News sebanyak 318 artikel sudah saya kumpulan menjadi sebuah draft buku.

Pada tanggal 22 Agustis 2020, YPTD menerbitkan buku pertama saya yang berjudul “Anak Kolong Yang Gemar Menulis”

Sayangnya ketika pak Haji Thamrin Dahlan mengajak saya untuk menerbitkan buku di penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang dikelolanya, tidak semua artikel yang saya terbitkan di UC News bisa terkumpul menjadi buku karena kendala teknis saat pengambilan file artikel di data base UC We Media.

Saya hanya bisa mengumpulkan sebanyak 833 artikel yang akhirnya hanya menjadi 13 buku yang ber-ISBN yang diterbitkan oleh YPTD.

Selain menerbitkan buku, pak Thamrin Dahlan juga mengajak bergabung di Grup WA yang berisi para penulis senior di Kompasiana seperti kang Wijaya Kusuma alias Omjay, bang Ajinatha, mbak Muthia, bang Nurterbit, mas Sutiono, pak Taufik Uieks. Bergabungnya saya di Grup WA komunitas penulis YPTD tersebut merupakan kehormatan bagi saya dan tentu bisa menambah wawasan saya dalam hal tulis menulis. Maklumlah, saya cuma penulis kemarin sore.

Selain itu, pak Thanrin Dahlan juga mengajak saya untuk menulis di website YPTD : terbitkanbukugratis.id. Saya pun menyanggupinya dan mulai menulis secara aktif.

Terinspirasi dari ucapan pak Thamrin Dahlan yakni “One Day, One Posting” maka atas seijin beliau saya membuat rubrik NGETEH MORNING dalam website YPTD : terbitkanbukugratis.id mulai tanggal 15 Desember 2020. Di rubrik tersebut sayapun menulis, One Day One Posting tanpa jeda selama 365 hari tepatnya sampai tanggal 14 Desember 2021.

Dari menulis selama 365 hari tanpa jeda tersebut, saya sudah menerbitkan 6 buku berseri dengan judul “Ngeteh Morning Bareng Nurwendo” dan keenam buku tersebut diterbitkan oleh YPTD.

Setelah rubrik Ngeteh Morning berakhir, atas seijin pak Thamrin Dahlan, saya kembali membuat rubrik yakni “Celoteh Nurwendo Dalam Goresan Pena” yang masih terus berlanjut hingga tulisan ini dibuat dan sudah melahirkan satu buku juga terbitan dari YPTD.

Berkat dorongan dan motivasi yang tanpa henti dan ikhlas dari pak Thamrin Dahlan, kini saya sudah menerbitkan sebanyak 42 buku yang terdiri dari 34 buku sebagai Penulis dan 8 buku sebagai Editor.

Pak Thamrin Dahlan kerap mengajak saya dalam event yang kaitannya dengan literasi, seperti menjadi Narasumber dan Pembahas dalam acara Bedah Buku di YPTD kemudian menjadi Narasumber dalam acara Webinar YPTD dan IGI (Ikatan Guru Indonesia) serta menjadi salah satu Penulis dari lebih 100 penulis dari seluruh Indonesia dalam Buku yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.

Pak TD, demikian kini saya kerap memanggilnya adalah sosok yang menjadikan dan membesarkan saya menjadi seorang Penulis.

Pak TD begitu gigih dalam mengajak kawan kawannya termasuk saya untuk menulis dan menerbitkan buku. Hal itu yang saya alami sejak saya mengenal pak TD di tahun 2015.

Kegigihan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia tidak sekedar hanya semangat menulis untuk dirinya sendiri namun lebih dari pada itu, beliau tularkan semangat tersebut dengan mengajak kawan kawan yang dikenalnya dan bahkan pak TD menyediakan tempat untuk memposting tulisan yang dibuat kawan kawannya dalam sebuah website : terbitkanbukugratis.id.

Pak TD selanjutnya memfasilitasi kumpulan tulisan yang sudah terbit di website YPTD untuk menjadi sebuah buku yang ber-ISBN lewat Yayasan yang didirikannya yaitu YPTD yang sebagai Penerbit kini juga sudah menjadi Anggota IKAPI.

Pak TD menjadikan YPTD sebagai Penerbit buku yang tak mengambil untung sedikitpun dan bahkan malah menggratiskan atau memberikan subsidi kepada penulis yang mau menerbitkan buku.

Apa yang dilakukan pak TD bersama YPTD tak lain adalah untuk ikut memajukan literasi di Indonesia.

Perjuangan beliau dalam memajukan literasi di Indonesia dimulai sejak beliau aktif menulis baik di kompasiana, UC News dan kini di website YPTD. Selanjutnya beliau mengabadikan tulisan tulisan beliau menjadi sebuah buku yang kini sudah mencapai 45 judul buku.

Selain itu, kegigihan beliau dalam memajukan literasi di Indonesia salah satunya diwujudkan dengan program YPTD yakni Bedah Buku via Zoom setiap dua minggu sekali yang kini sudah berjalan sebanyak 32 kali.

Usia pak TD, sudah mencapai 70 tahun di tanggal 7 Juli 2022 mendatang namun kegigihan untuk terus berjuang memajukan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia semakin membara dan tak kenal kata menyerah.

Tak pelak lagi saya menjulukinya,

Thamrin Dahlan, sosok Petarung Literasi 

Selamat ulang tahun pak TD, semoga senantiasa diberikan nikmat kesehatan, nikmat kebahagiaan dan nikmat  kesuksesan oleh Allah Subhannahu Wa Ta,’ala ..

Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamiin ..

Sebelum saya menutup tulisan ini, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun :

Ke Mandalika Liat Motor Balapan

Sekaligus Bisa Untuk Berekreasi

Sungguh Beruntung Awak Mengenal Pak Thamrin Dahlan

Dialah Sosok Petarung Literasi

 

NH

Depok, 19 Juni 2022

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar