Sudah hampir tiga tahunan aku bersama keluarga kecilku tinggal di kontrakakan.Karena aku bertugas sebagai abdi Negara yaitu guru.
Kontrakkanku di Jl.Hang Tuah berhadapan dengan Kantor Kelurahan Tanjung Berlian Kota.Suasana tempat tinggalku sangat nyaman sekali,karena berhampiran dengan jalan besar.
Karena posisi kontarakannya di pinggir jalan,ada peluang bisnis kecil-kecilan istriku berjualan pop es untuk menambah tepung cair(sumber ekonomi)alhamdulillah rezqinya lumayan
untuk menambah jajan buat jantung hati kami berdua.Paling tidak dengan adanya kerjaan berjualan istriku tidak merasa kesepian ketika aku,anak-anakku berangkat ke sekolahan.Yang terpenting hasilnya halal.Jika aku pulang dari sekolah aku akan membantu istriku berjualan.Namun tugasku hanya menggilingkan batu es saja.Untuk membelender pop ice istriku lebih tau takarannya.Jika yang membuatnya takut rasanya berbeda dan kasian para pembelinya yang sudah merasa puas dan enak rasa pop ice istriku.Alhamdulillah rezqinya,terkadang satu hari jika cuacanya cerah bisa mencapai ratusan ribu.Namun jika cuacanya memburuk alhamdulillah juga dapat puluhan ribu.Inilah pengorbanan seorang istri,ia akan merasa khawatir takut anak-anaknya ngak punya jajan.Karena istri kita juga seorang Ibu maka sudah sepantasnya kita perlakukan dengan sebaik-baiknya.Disaat aku masih bertugas di kampung halamanku,istriku juga berjualan yang sama(pop ice).Ya,dikampung mah ngak ada listrik waktu itu.Agar istriku bisa berjualan aku belikan listrik tenaga surya dengan menggunakan batrey(aki) supaya casannya tersimpan dan listriknya mengalir.Tapi sekarang kampung halamanku di pesisir pulau alhamdulillah sudah ada listriknya,dan sumber ekonomi masyarakat dapat bertambah karena banyak kerjaannya.
Tetanggaku juga memberikan peluang untuk istriku berjualan ikan,karena kita tau di kota mah harga ikannya melonjak.Kalau di kampung harga ikan
membiang,lome,ikan duri alhamdulillah masih dapat sepuluh ribuan,di kota harganya sudah berubah menjadi puluhan ribu.Ikan tenggiri di kampungku harganya masih terjangkau
sekitaran tiga puluh ribuan.”Wah,dikota mah sudah hampir enam puluh per kilonya.Aku sih sangat berminat jualan ikan,toh aku anak nelayan.
Yang aku pikirkan jika berjualan ikan kasian istriku pagi-pagi harus ke Tanjung Batu ambilin ikan yang dikirmkan dari kampungku.Karena aku merasa bimbang ketika istriku
bawa motor dan perjalanannya juga sangat jauh.Ya,jualan pop ice aja .Kerjaannya juga santai,hanya duduk dirumah menunggu para pembeli.Jualan ikan kita harus jemput sana sini,wah repot deh.Alhamdulillah sampai saat ini walupun hidup di rantauan istriku masih tetap jualan untuk menambah tepung cair.
Sanglar,24 Desember 2022