Ketika pucuk daun tanaman Camelia Sinensis diseduh air panas maka jadilah minuman teh. Tentu minuman ini sudah sangat dikenal. Alkisah teh ditemukan secara tidak sengaja oleh kaisar Shen Nong pada tahun 2737 di provinsi Yunnan- China. Ketika sang kaisar sedang merebus air, beberapa helai daun jatuh ke dalam air tersebut. Setelah meminumnya, ia merasakan cita rasa yang menyegarkan dan menyukai minuman tersebut. Ternyata itu daun teh.
Jenis teh beragam, ada teh hijau dan teh hitam. Uniknya jika teh hijau atau teh hitam ini ditambah ragi, bakteri, dan gula bisa gula tebu, gula merah atau madu, kemudian campuran ini dibiarkan selama seminggu sehingga terjadi proses fermentasi, maka jadilah minuman yang disebut teh Kombuca. Konon kata kombucha diambil dari nama seorang dokter Jepang bernama Kombu yang membuat ramuan teh fermentasi ini. Dalam bahasa Jepang, “kombu” berarti rumput laut dan “cha” berarti teh. Proses fermentasi kombucha hampir sama dengan proses fermentasi pada asinan kubis, kimchi, dan yogurt.
Penggunaan jenis gula akan memengaruhi rasa dan aroma kombucha yang dihasilkan. Gula merupakan sumber makanan bagi SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast) yaitu campuran bakteri dan ragi yang berperan penting dalam fermentasi kombucha, minuman yang menyegarkan dan probiotik. Probiotik disebut juga sebagai “bakteri baik” karena memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
Teh kombuca lebih dipercaya sebagai minuman yang dapat membantu melawan bakteri penyebab infeksi. Hal ini disebabkan oleh kandungan antioksidan dan probiotiknya tinggi. Selain itu mengandung Asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, vitamin C, dan alkohol. Karena mengandung alkohol bagi ibu hamil minuman ini tidak dianjurkan.
Rasa teh Kombucha agak asam, bersoda, dan sedikit memiliki aroma cuka. Namun manfaatnya dipercaya baik untuk pencernaan, dan dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Ramuan teh yang kemudian dikenal dengan nama Kombucha ini diperkirakan berasal dari daerah Siberia bagian selatan, tepatnya dari daerah Kargasok yang berbatasan dengan China. Diyakini telah dikenal lebih dari 2.000 tahun lalu. Namun dalam catatan sejarah sejak 3.000 tahun lalu masyarakat Cina telah mengonsumsinya.
Teh kombucha dijuluki juga dengan “tea of immortality” atau teh minuman “keabadian” karena beragam manfaat kesehatan yang dimilikinya. Racikan ini kemudian menyebar ke Jepang, Rusia, dan ke berbagai negara di dunia.
Penelitian menunjukkan penduduk di Kagarsok berumur panjang (rata-rata lebih dari 100 tahun), namun masih tetap aktif dan sehat. Dapat dikatakan tidak ada penyakit kanker ditemukan diantara penduduk Kargasok yang rajin mengkonsumsi ramuan teh fermentasi ini sebagai minuman sehari – hari.
Ada bangsa peminum teh tertinggi di dunia yaitu Turki
Sekitar 87% penduduk Turki adalah peminum teh. Diikuti
India yang juga nenjadi bangsa peminum teh. Di kedua negara ini teh merupakan bagian dari tradisi dan ritual sosial. Jadi bukan hanya sekedar minuman.
Sedangkan di Jepang ada upacara minum teh yang disebut Chanoyu atau Sadou. Filosofi upacara atau ritual minum teh ini menekankan harmoni, rasa hormat, kemurnian, dan ketenangan, serta penghargaan terhadap proses dan kesederhanaan.
Referensi mencatat sejarah persebaran teh pada beberapa budaya cukup panjang dan kompleks selama rentang ribuan tahun. Dikatakan pula bahwa persebarannnya teh ini kemunngkinannya berawal dari barat daya China selama dinasti Shang sebagai minuman obat. Data yang terekam dalam teks medis tulisan Hua Tuo menunjukkan teh telah dikonsumsi sejak abad ke-3 Masehi. Teh pertama kali diperkenalkan kepada para pendeta dan pedagang Portugis di China pada abad ke-16. Selama abad ke 17 meminum teh menjadi populer di Inggris. Pernah terjadi buruh pabrik di Inggris mogok sebagai protes karena pihak manajemen pabrik membersihkan tempat minuman teh yang dianggap kotor karena penuh dengan endapan teh. Bagi para buruh penggemar teh justru endapan itu dianggap menjadikan rasa teh lebih sedap dan nikmat. Inggris memperkenalkan produksi dan konsumsi teh ke India dalam rangka menyaingi monopoli teh oleh China.
Teh memang sudah menjadi minuman sehari-hari. Karena itu ada yang mengatakan “Secangkir teh membuat semangat dan menyelaraskan pikiran, menghalau rasa lemas dan mengurangi keletihan, membangunkan pikiran dan mencegah kantuk”. (Abraham Raubun, B.Sc, S Ikom)