PILIH HAYAM BAKAKAK ATAU PITIK INGKUNG?

Terbaru267 Dilihat

PILIH HAYAM BAKAKAK ATAU INGKUNG

Jika disodorkan kedua jenis makanan ini Hayam Bakakak atau Ingkung mana yang akan dipilih? Keputusannya ada pada lidah sang pemilik selera.
Pasalnya kedua bahan dasarnya sama-sama ayam, terutama ayam kampung. Olahan hampir sama dengan dipanggang, hanya saja bumbu dan sebutannya berbeda menurut budaya. Satu dikenal di kalangan budaya masyarakat Sunda dan yang satunya lagi akrab dalam budaya masyarakat Jawa.

Bakakak hayam panggang Sunda sejarahnya panjang dan punya peran penting dalam berbagai upacara adat dan perayaan. Ini merupakan simbol dalam ritual budaya, bukan hanya sekedar makanan sajian biasa. Lazimnya dibelah dua tapi tidak sampai pytid dan disajikan utuh pada acara adat seperti pernikahan, khitanan.

Bahan dasarnya menggunakan ayam kampung karena bumbunya dapat mudah meresap lebih baik dan dagingnya tidak mudah hancur saat diproses. Ciri khas hidangan ini ayam dibelah namun tidak sampai putus. Masakan khusus ini juga disajikan secara utuh dan tidak dipotong-potong seperti hidangan daging ayam pada umumnya.

Khusus dalam prosesi pernikahan adat Sunda, ada yang disebut “Pabetot Bakakak”. Ini proses pasangan pengantin akan saling menarik ayam bakakak. Tradisi Pabetot Bakakak ini punya makna tersendiri. Ketika pengantin masing-masing memegang kaki ayam dan saling tarik menarik sampai badan ayam terbagi menjadi dua bagian, ada makna di dalamnya. Jangan ingin menang sendiri (egois), salah satu harus mengalah. Dalam hal memperoleh rezeki pun harus berbagi, saling menerima dan dinikmati bersama dalam kehidupan keluarga dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Acara Pabetot Bakakak dilakukan setelah prosesi “Huap Lingkung” yaitu kedua mempelai saling bersuapan.

Pada acara khitanan, sering Bakakak Hayam ini disajikan dan si anak diminta memakannya sendiri. Ini selain melambangkan kegembiraan, juga logikanya akan mempercepat penyembuhan luka karena tinggi asupan protein.

Untuk Hayam Bakakak, digunakan ayam jantan atau ayam jago. Karena ini dipercaya memiliki kekuatan untuk menolak bala dan melindungi dari roh jahat. Juga Ayam jago sebagai simbol kekuatan, keberanian, perlindungan, dan kewaspadaan.

Makanan ini juga dapat dinikmati bersama-sama, dimaknai sebagai lambang eratnya hubungan antar anggota keluarga dan komunitas.

Pitik Ingkung, tak jauh berbeda dengan “Hayam Bakakak”. Ini juga ayam panggang yang mirip dengan Bakakak Hayam Sunda. Kata Ingkung konon diambil dari kata “jinakung” dan “manekung” yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti memanjatkan doa dalam atau bisa dimaknai “mengayomi”. Suatu hal yang melambangkan kebersamaan, kesuburan, dan keberkahan, serta sebagai persembahan kepada Tuhan.
Dihidangkan sebagai pelengkap lauk yang disajikan dalam acara tahlil kematian, syukuran, slametan.

Namun ada juga versi yang memaparkan tentang sejarah Ayam atau “Pitik Ingkung” ini. Tercatat asal-usulnya dapat ditelusuri dari tradisi ayam “tu-kung”, sesaji yang berasal dari agama kapitayan yang berkembang sebelum agama Islam masuk ke Nusantara.

Daging ayam memang merupakan bahan makanan sumber protein hewani yang kini mudah di dapat karena banyak tersedia dan harganya terjangkau oleh masyarakat banyak.(Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom)

Tinggalkan Balasan