Asri Pujaanku 24

Terbaru14 Dilihat

Kurang lebih sepuluh periode  mengajar di kelas lima, murid- murid sering sekali mewakili tingkat kecamatan, untuk lomba di kabupaten. Seperti mengarang, sinopsis, lomba cipta puisi, berpidato.

Bahkan pernah mewakili tingkat kabupaten, untuk lomba di tingkat provinsi. Baik mata pelajaran bahasa Indonesia, maupun mata lomba cipta baca puisi.

Aku dan rekan- rekan selalu kompak. Kami saling memberi masukan. Kami tiap guru sudah punya pegangan masing- masing kalau membina murid- murid.

Tidak saling melempar tugas. Tidak ada istilah tidak mau, tidak bisa. Kami mencoba dulu, berusaha dulu. Adapun apabila mendapat kendala, suka di diskusikan dengan sahabat- sahabat di sekolah.

Terbiasa pulang pukul dua siang.

Bahkan kalau  mendekati lomba, terkadang sampai sore hari. Kalau murid – murid pulang seperti biasa jam pulang sekolah. Tetapi setelah pulang, makan dan sholat, murid- murid datang lagi ke sekolah, untuk pembinaan.

Kalau Aku selain di sekolah mengadakan pembinaannya, terkadang juga di rumah. Apalagi kalau untuk lomba di tingkat provinsi. Sehingga waktu ku lebih banyak dipakai untuk persiapan lomba.

Hingga pada saatnya dua hari lagi menjelang keberangkatan Aku jatuh sakit. Mag kronisku kambuh lagi. Aku harus di rawat. Hatiku sedih sekali. Yang seharusnya   mendampingi muridku dalam lomba mata pelajaran bahasa Indonesia, akhirnya sahabatku yang mendampinginya. Kepala sekolah dan guru- guru yang lain pun turut serta  dalam rombongan.

Begitulah kalau lomba ke tingkat provinsi. Terkadang yang lombanya satu siswa, yang mengantar nya satu bis. Hee…sekalian piknik rupanya.  Sedangkan Aku sendiri masih terbaring sakit. Inilah salah satu pengalamanku selama membimbing, yang pada akhirnya Aku sendiri tidak ikut berbahagia dengan sahabat- sahabatku . Tapi kebahagiaan sejati, kebahagiaan hakiki, terpatri di diri ini. Salah satu  murid di kelasku mengikuti lomba ke tingkat provinsi. Sebut saja Asih namanya. Walau tidak bisa mendampingi pada saat lombanya.

Murid- murid yang mendapat juara baik ditingkat kecamatan, kabupaten, maupun provinsi, sekolah suka memberikan reward, berupa uang, Aku pun selalu memberikan apresiasi, selain, kata- kata pujian, juga berupa uang. Tidak seberapa nilainya. Walau hanya untuk sekedar uang jajan.

Kalau dipikir- pikir, kami yang mengajar, kami juga yang memberikan hadiah. Begitulah rasa sayang kami guru- guru. Karena berkat murid- murid jualah SD kami berprestasi.

Dan ini semua berkat Asri yang sedikit demi sedikit diberdayakan keberadaannya. Tak terasa air mataku menetes, mengalir perlahan membasahi pipi. Tiba- tiba Bu Alya datang mengagetkanku dari arah belakang. Sontak saja Aku terperanjat. Bu Alya membuyarkan lamunanku. Tak terasa, di sudut mataku masih terasa hangat nya air mataku.

 

 

 

 

 

 

 

Rd. Nurliyah,S.Pd
Salam blogger :  Persahabatan

Tinggalkan Balasan