Mahkota Kiriman YPTD

BUKU, Edukasi, Hobi, Literasi77 Dilihat

Mahkota Kiriman YPTD

dok. pribadi
Hari ini, Senin 26 April 2021, saya WFO. Berangkat ke sekolah seolah sesuatu yang dirindukan. Berkumpul dan bercengkerama serta mendengarkan celoteh anak serasa ingin selalu bersama mereka. Pemerintah masih menetapkan pembelajaran jarak jauh. Hanya beberapa sekolah yang sedang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
Waktu menunjukkan pukul 10.30 tetiba telponku berdering. Ternyata nomor asing dengan profil bergambar TIKI. Sudah pasti ada paket datang. Hemm..sempat berpikir, siapa yang pesan paket ya. Tanpa pikir panjang lagi, langsung kuangkat telponnya.

“Maaf bu, ini betul Ibu Safitri. Ada kiriman paket bu!”, kata agen TIKI.
” Ya, betul,” jawabku pendek karena sambil berpikir dapat paket apa yaa.
“Ini tertulis di Paketan nomor rumahnya 26..yang betul nomor 29?”, jelasnya lagi.
“Rumah saya nomor 29, Pak. Wah sebentar, saya telepon anak saya, sepertinya sedang di kamar,” jawabku dengan mantap.
Sembari saya menelepon, ternyata agen TIKI sudah ditemui anak sulungku. Langsung saya minta videocall, supaya lebih jelas isi paketannya. Ternyata saya mendapatkan kiriman paket Mahkota dari YPTD. Buku hasil mengikuti Lomba Menulis di Blog selama bulan Pebruari. Begitu senangnya hati saya. Begitu cepat sampainya buku ini berselang tiga pekan dari pengajuan ISBN. Ini adalah buku pertama saya yang diterbitkan oleh YPTD. Alhamdulillah selama setahun ini sejak mengikuti kelas menulis Omjay, saya sudah menelurkan 3 buku monologi. Semoga semakin memberikan semangat untuk menulis.

Ungkapan terima kasih tiada terkira kepada H.Dahlan bin Affan atas wakafnya sehingga buku ke 189 ini terbit dengan gratis, Bapak Haji Thamrin Dahlan yang selalu memberikan inspirasi dalam setiap tulisannya, Bapak Ajinatha selaku desainer sampul dan tata letak buku ini.

Buku berjudul “Untaian Mutiara Literasi yang Terserak” berisi ragam tulisan mulai dari cerita pendek, puisi, maupun artikel populer. Karya ini begitu bermakna karena saya mencoba untuk menjadi editornya. Berawal dari mengajukan persyaratan ISBN, penulisan naskah dengan rapi, membuat daftar isi otomatis. Kepala saya sempat cenat cenut dan beberapa kali browsing melalui youtube.

Atas anjuran Bapak Haji Thamrin dalam pesannya di grup, supaya para penulis menyiapkan cover. Sinopsis dan email saya kirimkan ke Pak Ajinatha, sekalian meminta pilihan warna bukunya. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.00, ternyata beliau masih on line. Selang satu jam cover pun dikirimkan. MasyaAllah, secepat itu, beliau langsung eksekusi. Cover cantik pun jadi, sinopsis buku pun sudah tertempel.

Setelah menjadi sebuah naskah yang lengkap, kemudian saya kirimkan pula berkas pengajuan ISBNnya. Menunggu ISBN hampir satu pekan lebih, kemungkinan supaya sekalian pengajuan dengan buku-buku lainnya. Kemudian masih proses menunggu lagi, yakni barcode ISBN. Berjarak satu pekan, barcode dikirimkan oleh Bapak Haji Thamrin, langsung setelah itu,saya kirimkan pula ke Pak Ajinatha. Hal ini dimaksudkan agar barcode ISBN tertempel di cover. Proses berikutnya Pak Ajinatha mengirimkan covernya kembali. Langkah terakhir adalah saya mengirimkan cover yang sudah memiliki barcode dan naskah lengkap ke YPTD.
14 hari sesuai janji YPTD akan menerbitkan buku.

Alhamdulillah mahkota sudah di tangan penulisnya. Begitulah alur menerbitkan buku di YPTD. Berkat kerja sama yang bagus dan manajemen yang teratur akhirnya buku bisa terbit dengan gratis. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil, pengalaman menjadi editor dan mengetahui alur penerbitan buku. Biasanya saat membuat buku, saya hanya memberikan kepada penerbit. Tahu-tahu sudah jadi. Banyak ilmu yang saya peroleh, tidak hanya sekedar ilmu menulis. Banyak ketemu kawan dan para penulis hebat.

Demikian cerita pengalaman saya dalam menerbitkan buku perdana bersama YPTD. Semoga YPTD tetap eksis menciptakan penulis-penulis baru dan amal jariyah wakaf penerbitan buku ini menjadi tambahan amalan kebaikan di akhirat kelak.

Tinggalkan Balasan