Suku Batak adalah salah satu di antara beberapa suku yang memiliki persaudaraan dan solidaritas yang sangat tinggi dan kuat.
Maka jangan heran, dimana ada suku Batak maka disitu akan ada parsadaan atau punguan (perkumpulan) Batak. Meskipun itu bukan di tanah kelahirannya, dan akan menjadi wadah berkumpulnya orang-orang Batak.
Terbentuknya punguan didasarkan oleh rasa kebersamaan baik sesama orang Batak, atau yang memiliki hubungan kekerabatan, atau asal usul yang sama, atau karena didasari oleh ikatan emosional sesama orang Batak.
Biasanya yang melatarbelakangi atau faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat batak merasa penting akan sebuah punguan adalah karena di tengah kehidupan kota yang sangat majemuk dan rumit, pun penuh persaingan keras, katakanlah seperti metropolitan, tidak sedikit orang termasuk orang Batak merasa terasing atau kurang nyaman, dengan alasan tersebut maka akan mencari lingkungan asal seperti perkumpulan orang Batak atau yang satu marga dengannya.
Jadi, hampir semua orang Batak di manapun mempunyai perkumpulan atau punguan atau parsadaan sendiri, baik asal usul atau marga, termasuk marga Harianja.
Seperti pada tanggal 7 hingga 8 Juli 2023, parsadaan marga Harianja dohot Boru se-Indonesia, mengadakan pesta syukuran dan musyawarah besar 4 dalam pembangunan rumah persaktian di Desa Gorat, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Dalam acara tersebut, terselip penaburan bibit ikan di perairan danau Toba dan penanaman bibit pohon produktif sekaligus mempromosikan situs budaya Toba sebagai titik nol peradaban suku Toba di Samosir.
Diharapkan adanya acara tersebut dapat memberikan perhatian untuk mendukung provinsi Sumatera Utara menjadikan Samosir menjadi situs wisata yang mendunia.
Yuk, lestarikan budaya kita.