Jangan Halangi Aku ‘tuk Menemanimu
Oleh: Sumarjiyati
Ketika tangismu di nanti
Namun seperti semua terhenti
Terlahir di muka bumi
Tanpa tangis menyertai
Biru lebam tubuhmu
Kecil mungil dalam pelukan ibu
Dimulailah babak kehidupan baru
Namun keadaan memaksamu
Bunyi sirine menggaung pilu
Membuat tubuh dan hatiku bagai teesayat sembilu
Tak kuasa menahan haru
Kita di pisahkan jarak dan waktu
Ya rabbi tempatku mengadu
Mohon jaga dan selamatkan anakku
Kaulah satu-satunya penolongku
PadaMu kupasrahkan segala beban di pundakku
Dengan penuh kayakinan tetap ku langkahkan kaki
Menuju Ridho Ilahi
Walau kadang sakit menyertai
Namun janjiNya benar dan pasti
Pagi menjelang
Bening embun basahi dedaunan
Menyejukan hati nan gersang
Hangat mentari berikan kehangatan
Terimakasih ya rabbi Tuhan semesta alam
Telah hilangkan keresahan
Pada bayi mungil itu tertumpu harapan
Tuk wujudkan segala Impian
Kini saatnya harus kuiklaskan kembali
Pada sosok bayi mungil yang kini mulai mendewasa
Pergi menuntut ilmu tuk hari nanti
Kuatkan tekat tuk gapai cita
Wahai anakku, jika nanti
Suatu hari kau melihatku rapuh
Mohon berikan sebagian waktumu untukku
Berikan pula kesabaran ‘tuk memahamiku secara utuh
Wahai anakku, saat tanganku mulai bergetar
Aku tidak lagi wangi dan segar
Jangan mentertawakanku, dampingiku dengan sabar
Ingatlah masa kecilmu bagaimana ibu selalu buatmu rapi, wangi dan segar
Wahai annaku, janganlah kamu bosan
Ketahuilah anakku, hal yang membahagiakanku saat ngobrol denganmu
Sungguh tawa dan senyumanmu, masih terus buatku bahagia
Untuk itu jangan halangi aku ‘tuk menemanimu
Wahai anakku teriring selalu doa ibumu
Rabii … jadikan anakku anak yang sehat sempurna
Berakal cerdas yang berilmu lagi beramal
Lindungi dalam setiap gerak langkahnya
#evenmenulispuisibersamaNubala
Gunungkidul, 3 Agustus 2024