Halal Bi Halal 1446 Hijriah

Terbaru, YPTD47 Dilihat

3 Undangan HBH

Alhamdulillah undangan Halal Bi Halal (HBH) sudah mulai berdatangan. 2 pekan setelah idul fitri, masing masing komunitas  menggagas pertemuan.  Pertemuan  lebih tepat disebut silaturahim untuk saling  bermaaf maafan.

Tampaknya HBH hanya ada di kota kota,  Pasalnya bagi saudara kita di pedesaan memang tidak perlu lagi bertatap muka.  Toh ketika lebaran sudah saling kunjung berkunjung dari rumah ke rumah.

Lain halnya gaya hidup orang perkotaan. Disamping sebagian besar warga  mudik ternyata cara berlebaran hanya sebatas salam salaman di depan rumah.  Tidak  masuk kerumah mencicipi makanan khas lebaran

Oleh sebab itulah diperlukan HBH.  Tujuannya agar bisa berjumpa dengan kerabat, sahabat satu kantor, sahabat Alumni pun warga ya disatu lingkungan RT juga RW. Belum lagi HBH dari kerabat sekampung halaman.

Penggagas HBH secara rutin sudah ada, yaitu  panitia  yang itu  itu saja.  Betul ya. Pelaksanaan lebih simpel di acara makan siang,  restoran atau tempat pertemuan umum.  Mungkin ada anggota komunitas mengundang di kediaman.  Alhamdulillah.

Keluarga kami sampai hari ini telah menerima 3 undangan HBH. Pertama dari Lingkungan RT.  Kedua sanak saudara sekampong Lubuk Jantan  dan Komunitas Paguyuban Purnawirawan Kesehatan Pollri (P2KP).

Intung saja jadwal HBH  tidak bersamaan. Semoga diberi nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menghadiri acara setahun sekali ini. Bisa jadi nanti  masih ada HBH dari komunitas lain. Ya  masih ada waktu 2 pekan di bulan Syawal 1446  Hijriah.

Halal Bihalal: Menyucikan Hati, Merajut Silaturahmi

Halal Bihalal (HBH) adalah tradisi yang unik dan hanya ditemukan di Indonesia, khususnya pada bulan Syawal setelah Ramadan. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, “halal” yang berarti suci dan dibolehkan, dan “bihalal” yang berarti saling memaafkan.

HBH mengandung makna mendalam, lebih dari sekadar acara sosial biasa, karena di dalamnya terkandung esensi spiritual yang mendorong umat untuk saling membersihkan hati, bermaafan, dan mempererat hubungan dalam keluarga, sahabat, dan sesama umat Islam.

Makna Sejati Halal Bihalal

Momen HBH menjadi kesempatan yang sangat baik untuk membersihkan hati setelah Ramadan. Ramadan adalah bulan penuh pengampunan, dan setelah berpuasa selama sebulan penuh, banyak umat Islam yang merasakan betapa pentingnya saling memaafkan, melepaskan dendam, dan merajut hubungan yang mungkin terputus.

Dengan demikian, HBH bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga proses spiritual yang memungkinkan umat Islam untuk kembali dalam keadaan suci dan bersih dari dosa.

Di Indonesia, Halal Bihalal juga dianggap sebagai kesempatan untuk mempererat silaturahmi yang lebih luas, baik antar keluarga, teman, maupun sesama rekan kerja. Di luar nuansa spiritualnya, HBH mengandung makna sosial yang kuat.

Setelah saling memberi maaf, tradisi ini mengingatkan umat tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, sehingga tercipta lingkungan yang harmonis.

Adakah Pembiayaan HBH yang Boleh Diterima?

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah pembiayaan untuk acara silaturahmi seperti HBH boleh diterima, terutama saat kondisi ekonomi menuntut adanya penghematan anggaran. Dalam situasi ini, penting untuk melihat sisi kesederhanaan dan keikhlasan dalam melaksanakan acara.

Dalam konteks anggaran yang terbatas, kita bisa mencari solusi agar acara HBH tetap berlangsung dengan berlandaskan prinsip kesederhanaan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Fokus pada tujuan utama: Tujuan utama HBH adalah mempererat tali silaturahmi dan menyucikan hati. Ini bisa dicapai dengan pertemuan sederhana, tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Acara bisa dilakukan di rumah, di masjid, atau di tempat umum yang tidak memerlukan biaya tinggi.

2. Pemanfaatan dana secara bijaksana: Jika konsumsi adalah bagian penting dalam acara, pertimbangkan untuk memilih menu yang sederhana namun tetap mengenyangkan. Bisa juga dilakukan secara patungan di antara peserta yang hadir, sehingga tidak membebani anggaran bersama.

3. Prioritaskan nilai ibadah: Ingatlah bahwa meskipun ada tausiah atau ceramah, nilai ibadah yang mendalam jauh lebih penting daripada kemewahan dalam konsumsi. Memberikan tausiah yang sederhana namun penuh hikmah akan membawa lebih banyak berkah daripada hanya sekadar makan bersama.

4. Penghematan anggaran: Jika penghematan anggaran menjadi pertimbangan utama, maka bisa memilih waktu yang tepat untuk melaksanakan acara. Misalnya, mengadakan HBH dalam waktu singkat dan dengan peserta terbatas, tanpa harus meramaikan dengan berbagai hiburan yang menghabiskan dana.

5. Memanfaatkan teknologi: Sebagai alternatif, acara Halal Bihalal dapat dilakukan melalui pertemuan virtual atau live streaming, terutama jika banyak orang yang tidak bisa hadir secara langsung. Ini akan mengurangi biaya tanpa mengurangi esensi silaturahmi yang ingin dibangun.

Solusi Pembiayaan yang Bijaksana

Untuk pembiayaan kegiatan silaturahmi, penting untuk mengedepankan prinsip kesederhanaan dan kebersamaan. Jika penghematan anggaran menjadi pertimbangan, maka acara tidak harus mewah dan dapat dilakukan dengan modal kecil namun tetap membawa manfaat besar. Bisa juga diadakan acara dengan partisipasi sukarela dari setiap peserta.

Kegiatan ini akan tetap membawa keberkahan jika niatnya tulus untuk mempererat ukhuwah dan saling mendoakan kebahagiaan. Maka, meskipun dalam kondisi anggaran terbatas, acara Halal Bihalal bisa tetap terlaksana dengan lancar dan penuh makna.

Halal Bihalal adalah momentum spiritual yang sangat penting bagi umat Islam. Dengan saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih harmonis dan damai.

Di tengah berbagai tantangan, mari kita jaga agar esensi Halal Bihalal tidak tergerus oleh kemewahan, melainkan tetap mengutamakan sifat sederhana dan ikhlas. Halal Bihalal yang sederhana, tetapi penuh makna, akan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi semua.

  • Salamsalaman
  • BHP, 13 April 2025
  • TD

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar