Mengapa sosial media penuh dengan pemabahasan tentang menangis. Pada posting ini di defenisi operasionalkan menangis dengan nangis (saja). Nangis adalah ungkapan hati nan paling dalam ketika seseorang merasa tidak nyaman atau sebaliknya sangat nyaman. Bingung kan ? Yes ada tangis sedih ada tangis haru. Mohon izin di tulisan ini tidak membahas nangis sandiwara.
Obrolan soal tangis ramai di kedai kopi. Ini salah satu rekaman celoteh masyarakat :
Obrolan Waroeng Kupie
A : Ente kog diem aje, ngak kasih komentar soal sidang tadi
B : ntar aje kalau kisah dramatis nye sampe 3 kali
C : ech itu kan komentar
B : oh iya ya
A : ya kalo sampe 3 kali kalo ngak ?
C : menagislah,…..
Kemudian muncul pantun menangis mengiringi pembahasan di kedai kopi
- Buah mengkudu si buah manggis
- Banyak terjual di pasar meranti
- Ketika berpadu nangis dan nangkis
- Hanya bisa dilakukan Susi Susanti
Ketika sorang bayi dilahirkan dia menangis. Deskripsi tangisan seorang bayi bisa dimaknai bahwa manusia baru itu merasa sedih meninggalkan tempatnya yang sangat nyaman di alam rahim. Bisa saja dia sedih masuk ke alam dunia, alam yang tidak jelas, alam yang penuh tantangan. Nah ini tangisan pertama anak manusia. Apabila si bayi tidak menangis, maka Ibu Bidan langsung saja menepok pantat si bayi 3 kali. Maksudnya bukan perbuatan kekerasan melanggar HAM. Tujuan Bu Bidan baik yaitu memberi rangsangan fisiologis agar di bayi menangis.
Tangisan bayi ini disambut riang gembira oelh seluruh sanak keluarga wabil khusus sang ayah dan ibu kandung. Baik, kita mundur sejenak kebelakang. Pada dasarnya manusia itu menangis paling tidak hanya 3 kali seumur hidup. Pertama menagis ketika dilahirkan itu sudah diuaraikan di atas. Tangisan kedua ketika dia di khitan bagi kaum muslim. Tangisan terakhir ketika dia wafat. Justru ketika wafat bagi kaum sufi adalah tangisan bahagia karena dia telah bebas dari kehidupan fana. Memasuki alam barzah yang di yakini lebih nyaman sejahtera dan bahagia. Suasana seperti in justru yang menangis adalah keluarga dekat dan sanak saudara yang di tinggalkan.
Ternyata dalam perjalanan hidup manusia nangis itu bukan hanya 3 kali saja. Mungkin yang hanya menangis 3 x adalah komunitas anak manusia yang tegar, tangguh, tahan banting dan super dableg. Selain itu justru banyak sekali tangisan dalam hidup dan kehidupan ini. Lihat saja raut muka Susi Susanti pada dokumen posting ini. Inilah tangisan haru luar biasa ketika pebulu tangkis putri nasional ini menjuarai bulutangkis di ajang Olympiade. Dokumentasi foto atau video Susi Susanti menangis menjadi kenangan luar biasa tak terlupakan. Tangis berbulu tangkis.
Sobat, apakah ada tangisan yang juga mempunyai peran sebagai tangkisan. Entahlah, ini domain ahli gestur yang bisa menilai, apakah tangisan itu benar-benar tangisan atau hanya suatu sandiwara belaka. Menangis sah-sah saja ketika membela diri. Lihat saja ibu-ibu yang menangis bahkan meraung raung ketika dagangannya di sita Satpol PP. Ibu itu memang salah berjualan di kaki lima, namun dia membela diri karena tidak puas dengan cara petugas. Terlihat juga tangisan di ranah pengadilan. Tangisan bermakna tangkisan atau pembelaan diri.
Bisakah tangisan dihentikan. Bisa tentu, Anak-anak menangis biasanya menuntut sesuatu. Bisa jadi dia lapar, atau minta di belikan mainan. Teori take dan give berlaku bagi anak-anak. Mereka akan segera berhenti menangis ketika permintaannya terpenuhi. Sederhana bukan ? . Namun anak anak sebaiknya di berikan kompensasi. Artinya ketika kebutuhan sudah didapat anak anak wajib berjanji akan patuh kepada orang tua.
Ada lagi tangisan bersebab rasa sakit yang luar biasa. Inilah tangisan yang sagat menyedihkan karena menderita satu penyakit kronis dan dirasakan tubuh seperti tertusuk tusuk sesuatu yang menyakitkan. Biasanya Dokter memberikan obat penghilang sakit untuk mengatasi keluhan sementara. Namun kesakitan itu akan muncul lagi apabila sumber penyakit masih bercokol didalam tubuh.
Tangisan ini lain lagi. Inilah tangisan sejati penuh keharuan. Suatu ketika seluruh pemain bola sepak Indonesia mengungkapkan perasaan dengan berbagi cara. Ada yang sujud syukur, ada yang mengepalkan tangan ada pula yang terbaring di lapangan hijau. Ini moment bukan rekayasa kawan. Perjuangan membela Indonesia adalah perjuangan sejati seperti niali nilai juang 45. Seluruh kemampuan, tenaga dan pikiran terpadu bagaimana cat=ranya bisa memberikan terbaik untuk Indonesia.
Tidak sedikit penonton ikutan menangis. Bukan cengeng sobat, tetapi ini adalah tangisan keluar dari rasa nasionalisme membuncah. Suporter bola baik yang menyaksikan langsung atau yang di luar stadion latur dalam eiporia kemenangan. Tangis bola adalah tangis kebanggaan dan siapau yang mengaku pecandu bola pasti terbesit rasa haru didada. Semoga tangisan itu akan semakin membahasa ketika menonton Thomas dan Uber Cup.
Poin yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa menangis adalah ungkapan hati. Terserah bagi anda menilainya. Tidak usahlah di uji apakah tangisan itu mengeluarkan air mata atau rekayasa. Sabarlah, nanti juga terlihat dalam perjalanan sejarah mana yang emas mana yang loyang. Maksud awak menangis adalah hak azazi manusia, tidak boleh dilarang. Jadi menangislah mumpung belum dilarang Undang Undang.
Salam Lietrasi
YPTD