Bukan Paman Sembarang Paman

Bukan Paman Sembarang Paman.  Mungkin anda mengira – ngira tulisan ini berkaitan dengan Gibran Rakabuming Raka. Sebenarnya tida seratus persen benar walau tidak salah juga bila artikel di posting bersamaan dengan Keputusan MKMK.

Dalam bahasa minang Paman disebut juga dengan istilah Mamak.  Mamak seperti kita kenal sebutan biasa untuk ibu, bunda, mama, mami. mother  dan sebutan lainya untuk ibu kandung. Namun di Minangkabau Mamak adalah seorang lelaki tulen.

Agar tidak keliru mamak yang dibahas disini adalah seorang lelaki dewasa keturunan asli Minangkabau .  Beliau adalah saudara lelaki dari adik atau kakak kandung wanita se ibu se ayah.  Mungkin hanya di Minangkabau seorang Paman (Om) memiliki begitu besar tanggung jawabnya kepada kemenakan. (keponakan)

Jabatan  Mamak adalah sebagai pemegang sako  datuk (datuak) secara turun temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem mitrilinel. Kedudukan seorang Mamak  memilik tanggung jawab mengawasi, mengurusi dan menjalankan seluk beluk adat. Dia adalah pemimpin dan pelindung kaumnya atau anak kemenakannya sesuai silsilah keturunan keluarga besar. minangkabau .

Itulah sebabnya anda sering mendengan pepatah populer Minangkabau. Anak dipangku kemenakan/keponakan dibimbing.

Arti: Seorang lelaki Minangkabau harus bertanggung jawab dan peduli kepada kemenakannya (anak dari saudara perempuannya), selain tanggung jawab terhadap anak sendiri (ini terkait dengan sistem matrilineal yang berlaku di Minangkabau).

Lelaki jantan bersebab dia tidak hanya mengurus anak kandung sendiri.  Namun lebih jauh itu dia seorang Mamak memberikan perhatian penuh kepada keponakan keponakannya.  Dia tempat bertanya dan Mamak memiliki kewenangan memutuskan  segala perkara yang terjadi di rumhah gadang.

Nah awak terpaksa mengakhir tulisan ini pada paragraf ke sekian. Paman bukan sembarang paman mungkin tidak hanya berlaku di daerah Sumatera Barat.  Pak Lek, Om, Pak Cik, Pak Tuo, Pak Etek sebutan untuk seorang lelaki jantan memiliki peran istimewa dalan tatanan keluarga besar.

Paman yang terbentuk karena perkawinan sebenarnya kualitas hubungan emosional  dengan keponakan tidaklah terlalu dekat. Tidak ada hubungan darah seperti Mamak di adat Minangkabau.

Kalaupon si Paman memiliki perhatian khusus kepada sang keponakan maka anda sudah tahu pasti ada udang di balik batu, Maaf Pak seandainya awak salah terka.

  • Salamsalaman
  • BHP. 081123
  • TD

 

Tinggalkan Balasan