Supervisi Akademik (Supak) Jitu di Zona Merah

Pendidikan, Terbaru23 Dilihat

Pagi itu seperti biasa aku sudah siap-siap untuk jalan-jalan walaupun enggan beranjak dari tempat tidur karena udara pagi yang begitu  dingin kurasa. Aku tarik selimut menutupi kaki agar nyaman ketika jalan-jalan pagi ini.

Jalan-jalan pun kumulai, kubuka jendela grup Belajar di Rumah (BdR) dari satu kelas ke kelas lainnya secara sekilas hanya untuk memastikan sudah adakah aktifitas di sana. Begitulah  profesiku menghendaki aku melakukan ini karena salah satu tugas pokokku  melaksanakan instructional Leadership diantaranya dengan pemantauan pelaksanaan pebelajaran sebagai bagian dari kegiatan Supervisi Akademik (Supak).

Dalam situasi pandemi terlebih di zona merah, Pembelajaran Jarak Jauh  (PJJ) tetap dilaksanakan dengan optimal memaksimalkan kekuatan yang ada. Tugas kepala sekolah adalah harus selalu memantau keterlaksanaan PJJ. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan data dan informasi tentang segala sesuatu terkait PJJ, baik efektivitas maupun kendala yang dihadapi, sebagai bahan untuk evaluasi bersama intern satuan pendidikan.

Kampung tempat sekolahku berada, dinyatakan sebagai zona merah Covid-19 oleh satgas Covid Kabupaten Lebak, karena ada lima orang yang dikonfirmasi positif Covid-19. Hal ini berdampak pada strategi yang aku tempuh untuk melaksanakan supak. Aku memilih media WA Group (WAG) kelas- kelas belajar, dengan cara masuk menjadi anggota semua WAG kelas, dan melalakukan kunjungan dari WAG yang satu Ke WAG yang lain, yang kunamakan WAG Walking.

Risikonya dalam lima menit saja ada puluhan bahkan ratusan chat muncul di notifikasi. Tak apa, dibandingkan dengan keuntungannya, yaitu data-data berharga yang kudapat. Selain itu banyak hal menarik yang berhasil kudapatkan. Semua aku paparkan berikut ini.

Baiklah aku lanjutkan WAG walking-nya. Ketika itu aku masuk ke suatu kelas 7 untuk memantau kegiatan yang sudah dimulai. Alhamdulillah  di sana sudah ada guru yang memandu anak- anak untuk belajar. Beliau memulainya dengan memberikan motivasi agar anak-anak tetap semangat untuk belajar.

Kusimak percakapan yang terjadi dan  ternyata pagi ini beliau melaksanakan PTS. Alolasi waktu 1 jam, karena 1 jam kemudian berganti pelajaran dan akan  PTS juga. Dan kutinggalkan kelas itu dengan perasaan lega.

Kemudian aku mampir ke kelas 8, kuintip dari notif ternyata belum ada aktifitas. Hmm mungkin  sebentar lagi akan  dimulai karena sebenarnya masih 10 menit waktu jam pelajaran pertama dimulai.

Akupun pindah ke kelas 7 yang berbeda dengan yang pertama. Kusimak percakapan yang terjadi. Pak guru IPS menyampaikan bahwa hari ini dilaksanakan PTS dengan materi-materi pelajaran yang sudah dibahas pada minggu-minggu yang lalu sejak bulan Juli. Anak-anak pun merespon positif dengan menjawab “ya pak” , ” ia bapak”, “siap bapak” . Namun ada yang mengajukan pertanyaan ” Maaf pak, PTS itu apa yah ?”

Seketika aku merasa heran ternyata ada yah anak yang belum tahu  istilah PTS. Setelah kulihat siapa yang bertanya ternyata itu orangtua salah satu siswa, kutahu itu dari nama di nomor WA nya .”Hmmm pantas saja belum tahu  istilah PTS” kataku dalam hati.

Tapi tak apalah justru aku terharu karena sebagai orangtua dia sangat care  terhadap kegiatan belajar  anaknya. Menanggapi hal itu pak guru IPS menjelaskan apa itu PTS. Bahwa PTS dilaksanakan untuk menilai sejauh mana hasil belajar  anak-anak selama tiga bulan berjalan ini.

“Walaupun belajar  di rumah namun tetap harus dipastikan bahwa anak-anak belajar  dengan baik. Singkatnya PTS adalah ulangan setelah beberapa minggu  belajar, Bagaimana, paham anak-anak?” sambungnya.

Lalu Pak Guru memosting soal-soal . Beliau mengetik soal langsung di jendela HP. Soal demi soal pun beliau posting, ada lima soal yang diberikan.

Dalam hatiku sempat bertanya-tanya tumben biasanya beliau posting soal via google form. Mungkin ada alasan kuat mengapa beliau memilih media itu kali ini.

Tiba-tiba ada yang merespon ,” Pak mana materi untuk dipelajarinya? Tolong diposting yah.”

Hmm kejutan ke dua nih bisik hatiku. Berarti dia belum paham kalau ini bukan  pembelajaran seperti biasanya, ini adalah penilaian atau ulangan.

Pak Guru pun merespon dengan sabar bahwa materi sudah dipelajari  bersama, dan terdiri dari banyak materi yang sudah dibahas pada mingu-minggu yang lalu.

Si penanya pun menjawab ,”Maaf bapak saya tidak menulis materi- materi itu karena di HP saya kehapus”

Pak Guru  menjawab ,“ Kan ada di modul yang sudah dibagikan.” Lalu sipenanya pun tidak bertanya lagi.

Kulanjutkan jalan-jalanku ke kelas 8, Alhamdulillah, di sana sudah ada guru, walaupun jadwal beliau sebenarnya jam ke-2. Percakapan antara siswa dan guru ku simak, mereka sepakat menunggu guru yang jam pertama dengan harapan mudah-mudahan sebentar lagi hadir..

Sambil menunggu kedatangan guru pada jadwal saat itu, Pak Guru memberikan  motivasi dan nasehat-nasehat agar anak-anak tetap semangat belajar. Namun 15 menit  berlalu sudah, dan aku menyarankan lebih baik beliau saja yang mengisi jam pertama.

Maka pelajaran Bahasa Indonesia‐ pun dimulai. Selama beberapa menit  aku ikuti kegiatan belajar  anak-anak dan seperti biasa pak guru Bahasa Indonesia selalu membimbing anak-anak dengan baik sehingga anak-anak antusias, semangat dan ceria, itu kutahu dari respon-respon yang anak-anak posting di grupnya. Pak guru belum melaksanakan PTS karena dirasa belum cukup materinya. Tidak apa-apa PTS adalah domain guru mata pelajaran.

Kulihat notif sudah numpuk di kelas 7 yang lain. Akupun menghampirinya ternyata sudah pelajaran ke-2 dan dilaksanakan PTS juga. Aku buka satu demi satu tumpukkan chat  itu. Pak guru IPA share tautan dari google form untuk soal PTS. Lalu memberikan intruksi kepada siswa untuk memulai mengerjakan soal. Tetapi setiap anak merespon bahwa dia tidak bisa membuka link soalnya. Akhirnya pak guru mengambil langkah untuk menunda dulu PTS-nya dan mempersilahkan pelajaran ke-3 yaitu PPKn untuk dimulai. Aku tersenyum sambil menduga-duga apa gerangan pak guru IPA menunda PTS-nya. Mudah-mudahan jam 11 nanti beliau kembali dan sudah bisa membagikan tautan soalnya.

Pak guru PPKn share link soal dari google classroom. Anak-anak pun merespon positif. Namun ternyata ada beberapa juga yang kesulitan membuka link nya. Padahal sudah biasa pak guru itu menggunakan media google classroom di kelas itu tapi anak- anak tersebut tetap saja tidak berusaha untuk bisa membuka tautan yang dibagikan. Dengan  berbaik  hati guru PPkn pun memberi Screen Shoot  dari soal tersebut.

Kusudahi jalan-jalan pagi itu dengan membawa 4 catatan penting sebagai bahan untuk menevaluasi BDR bersama dewan guru nanti, dan satu pertanyaan akankan pak guru IPA menemukan ‘ jalannya’ hingga bisa berbagi tautan soal dengan anak-anak? Semoga!

Nah, itulah yang bisa aku paparkan tentang pengalamanku dalam menentukan strategi supervisi, salah satunya melalui pemantauan PJJ via WAG. Banyak manfaat yang bisa diambil untuk dijadikan bahan pembahasan pada rapat dinas, sebagai upaya untuk memperbaiki efektivitas PJJ. Terimakasih, salam Literasi.

 

27th Day’s Challenge

Tinggalkan Balasan