Di usiaku yang genap 35 tahun, aku tak berpikir akan apa yang harus kudapat, apa yang akan kudapat dan apa yang akan ku lakukan untuk masa depanku.
Saat alarm hpku berdering, tepat pukul 04.00 wib, aku bersyukur masih bisa melaksanakan sholat tahajjud walau hanya empat rakaat, kulanjutkan dengan membaca surat al-waqiah dan ar-rahman hingga menuju waktu azan subuh.
Azan subuh pun berkumandang, kusegerakan berwudlu kembali dan melaksanakan sholat subuh. Hanya di rumah dan sendiri. Aku terbiasa melakukan kegiatan ibadahku hanya di rumah, bukan tanpa alasan tentunya. Jika semua orang baik laki-laki maupun perempuan, suami, istri, anak-anak melakukan sholat di masjid, lalu siapa yang akan mendoakan rumah???.
Terserah apa penilaian orang lain, itu alasan yang cukup kuat bagiku. Wanita harus sholat di rumah.
Kubiasakan sholat dua rakaat sebelum melakukan sholat shubuh bahkan walau aku bangun kesiangan sekalipun, hatiku tetap menuntunnya itu melakukan itu.
Baju yang kering setelah dijemur mulai menggunung di atas meja setrika. Aku putuskan untuk menyetrika sambil mendengarkan surat al-waqiah di hp melalui aplikasi spotify. Kuikuti setiap ayat yamg dibaca oleh Hanan Attaki. Hingga selesai surat al waqiah, qori muda itu melanjutkan membaca al ma’surat….hingga sampai pada doa
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana ‘abduka, wa ana ala ahdika wawa’dika mastatha’tu, audzubka min syarrima shana’tu, abu’u laka bini’matika alayya wa abu’u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.)”
Entah kenapa air mata ini menetes, mengingat banyak hal buruk yang sudah kuperbuat, betapa banyak dosa yang telah kukumpulkan? Akankah aku bisa masuk surga dengan dosa yang begitu banyak.
35 tahun, berapa banyak dosa yang sudah aku kumpulkan? Bisakah kebaikan yang kulakukan menghapus dosa-dosa itu?.
Tanpa sadar, pakaian yang kusetrika malah jadi basah oleh tetesan air mataku.
Semoga di umurku yang ke 35, pahalaku bisa menandingi dosaku….aamiin