Kompasiana adalah ruang kelas yang tak pernah tutup. Anda bisa menjadi guru Idola di Kompasiana.
Malam ini Omjay terbangun dari mimpi. Omjay merasakan ingin buang air kecil. Pergilah Omjay ke kamar mandi untuk buang air kecil, dan mengambil air wudhu. Omjay sekalian ingin melaksanakan sholat tahajud. Waktu sudah menunjukkan pukul 02.10 WIB.
Setelah sholat tahajud, Omjay berdoa kepada Allah SWT. Semoga diberikan keselamatan di dunia dan akhirat. Diberikan rezeki yang halal, dan mampu menjadi orang-orang yang bersyukur serta bermanfaat buat orang banyak selama hidup di dunia.
Sehabis berdoa itu Omjay membuka kompasiana. Ada hal yang menarik tentang perlindungan data pribadi. Pentingnya jaga data, sekarang terus dikampanyekan oleh gerakan nasional literasi digital (GNLD) Siberkreasi. Omjay adalah salah satu pengurus siberkreasi bidang pengetahuan. Websitenya dapat dilihat di Siberkreasi : Makin Cakap Digital .
Omjay menjadi teringat saat wakil presiden Jusuf Kalla, dan Mendikbud Muhadjir Efendy berkunjung ke gedung guru PGRI. Mereka sangat senang bertemu anak-anak sekolah yang sedang berada di ruang belajar SLCC yang dipimpin oleh Prof. Dr. Eko Indrajit.
Kejadiannya sudah sangat lama, namun masih teringat pesan pak Jusuf Kalla kepada anak-anak. Teruslah belajar teknologi terbaru, dan jadikan gedung guru Indonesia di PGRI sebagai tempat mengembangkan ilmu pengetahuan.
Beberapa waktu lalu, Prof. Dr. Eko Indrajit membagikan ilmunya tentang perlindungan data. Wake Up, saatnya Backup! Lindungi data anda. Beliau sampaikan itu di acara webinar Siberkreasi dan PGRI. Anda bisa menonton siaran ulangnya di bawah ini.
Setiap kali mendapatkan ilmu baru dan pengalaman baru, Omjay selalu membagikan dan menuliskan di kompasiana. Sebuah blog keroyokan yang banyak sekali pembacanya. Saat ini jumlah pembaca tulisan Omjay sudah lebih dari 6,748,596, dengan tingkat keterbacaan tinggi.
Kompasiana telah menjelma menjadi ruang kelas online yang dapat membuat guru seperti Omjay menjadi guru idola. Berkat menulis di kompasiana, banyak orang mengenal Omjay sebagai guru blogger Indonesia.
Banyak teman seprofesi yang bertanya kepada Omjay, bagaimanakah menjadi guru idola di Kompasiana? Pertanyaan itu terus terang begitu menggoda dan membuat Omjay melakukan refleksi dan sekaligus instropeksi diri.
Omjay kemudian bertanya pada diri sendiri apakah selama ini telah menjadi guru idola di kompasiana. Idola para pembaca kompasiana yang merasa nyaman bila berada dalam suasana pembelajarannya. Mereka adalah para pembaca yang rakus dan haus akan ilmu pengetahuan terbaru.
Pembaca kompasiana telah belajar dari para guru dan dosen yang rajin menulis di kompasiana. Mereka menjadi idola para pembaca kompasiana yang tak pernah tutup ruangan kelasnya. Mereka belajar dari tulisan atau artikel yang dituliskan oleh para kompasianer.
Menulis di kompasiana seperti guru idola. Anda menjadi idola para siswa, karena mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Bicaranya sangat menyejukkan hati, ilmunya bak ‘mata air’ yang tak pernah habis diambil, dan kehadirannya membuat para siswa merasa belajar menjadi menyenangkan. Mereka pun merasakan betapa nikmatnya berada di sekolah sebagai rumah “keduaku”.
Kompasiana adalah ruang kelas yang tak pernah tutup. Penulisnya akan menjadi guru idola. Untuk bisa menjadi guru idola para penulisnya harus menata diri, dan banyak membaca. Omjay belajar menulis setiap hari supaya tulisannya semakin enak dibaca.
Omjay memperbaiki hal-hal yang kurang tepat dilakukan oleh seorang guru blogger. Omjay telah melakukan kegiatan guru menulis, dan senantiasa melakukan apa yang disebut belajar sepanjang hayat.
Tak ada penulis di kompasiana yang langsung tiba-tiba disukai pembaca. Begitu juga dalam sekolah kita. Tak ada guru yang langsung menjadi idola para siswa, meskipun guru tersebut berwajah ganteng dan cantik. Sebab ganteng dan dan cantik tidak menjadi jaminan guru itu menjadi guru idola.
Guru idola bukan hanya guru yang digugu dan ditiru saja, tetapi tercermin dari tingkah lakunya yang selalu satu kata antara perkataan dan perbuatan. Mampu memberikan keteladanan kepada teman sejawat dan anak didiknya.
Guru menjadi manusia yang kreatif, tidak sombong, dan rendah hati kepada sesama manusia. Gaya bahasanya biasa saja, tidak dibuat-dibuat seperti layaknya penyair kondang. Tetapi, bila ia bicara dan mengembangkan senyumnya membuat mereka yang mendengarnya terdiam dan mengatakan,”inilah guru idolaku”.
Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya.
Dalam hidupnya, guru idola adalah guru yang senantiasa mengajarkan kepada peserta didiknya untuk hidup dengan memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya.
Dengan prinsip tangan di atas lebih mulia daripada tangan dibawah, membuat dirinya merasakan harus senantiasa memberi. Nah, memberi tidak harus dengan sesuatu yang sifatnya materi, tetapi memberi dapat dilakukan dengan sesuatu yang sangat mudah.
Sesuatu yang sangat mudah itu adalah ‘senyum seorang guru’. Bila guru tersenyum, maka anak didiknya akan menghampirinya dengan kedamaian hati. Namun, bila guru tak tersenyum, maka muridpun akan berlari, dan mengatakan dalam hatinya, “guruku tak lagi tersenyum”.
Beban hidup yang ditanggung oleh para guru, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya harus membuat para guru bersabar dan terus berdoa kepada Tuhan yang Maha Pemberi.
Ketika guru sadar bahwa dirinya harus senantiasa menjadi motivator dalam hidupnya, maka guru idola akan mengatakan pada dirinya untuk selalu memberi dan memberi. Omjay melakukannya dengan cara menulis setiap hari di kompasiana.
Omjay memberi sebanyak-banyaknya dan tak harap kembali. Bagai sang surya yang menyinari dunia. Hidupnya seperti matahari yang senantiasa menyinari dunia mulai dari pagi sampai petang menjelang.
Ketika malam menghampiri, guru idola tak pernah lepas berdoa untuk selalu diberikan kekuatan oleh Tuhan agar mampu menggali ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dan tiada henti.
Akhirnya, guru idola tentu akan menjadi harapan semua peserta didik. Harapan kita semua agar pendidikan ini tampil sesuai dengan apa yang kita cita-citakan.
Guru idola harus menjadi cita-cita semua guru di sekolah agar dunia pendidikan kita kembali tersenyum. Oleh karena itu, untuk menjadi guru idola, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil, mulailah banyak memberi, dan mulailah menata diri sendiri dengan tata rasa, tata pikir, dan tata tindakan untuk menjadi guru idola.
Kompasiana adalah sebuah sekolah yang dapat membuat anda menjadi guru idola. Bagimana caranya anda menjadi guru idola di kompasiana? Caranya bagikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang ada miliki kepada pembaca kompasiana. Lalu bergabunglah bersama penulis kompasiana di https://chat.whatsapp.com/D64wRcXQ3B7FuAdpPDn1gg
Di ruang kompasiana, ada saatnya anda menjadi guru ketika menulis, dan ada saatnya anda menjadi murid ketika membaca tulisan orang lain. Jadikan kompasiana sebagai ruang kelas online yang tak pernah terkunci. Anda bisa menjadi guru idola di kompasiana.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com/about
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Kompasiana Adalah Ruang Kelas yang Tak Pernah Tutup, Anda Bisa Menjadi Guru Idola di Kompasiana”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/669825f0c925c4714c66f402/kompasiana-adalah-ruang-kelas-yang-tak-pernah-tutup-anda-bisa-menjadi-guru-idola-di-kompasiana?page=all#section3
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com