Bisakah Anda Menulis 1000 Kata Perhari?
Tantangan mas Darwin atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye selalu terdengar nyaring di telinga ini. Beliau mengatakan, “berjanjilah untuk menulis 1000 kata per hari”. Saya hitung-hitung, sebenarnya saya sudah melakukannya setiap hari. Dari menulis status di media sosial, sampai memberikan komentar di blog kawan-kawan. Paling banyak saya menulis di facebook, instagram, twitter, WA, telegram, dan blog. Kalau saya hitung, dari pagi hingga malam hari, rasanya sudah lebih dari 1000 kata. Untuk memulai tulisan ini saja di awal alinea, saya sudah menghabiskan sekitar 100 kata. Blog kompasiana.com memberitahukannya lewat bagian bawah halaman pengetikan, ketika kita mengetik langsung di kompasiana.com.
Terkadang kita tidak fokus dalam menulis. Padahal sebenarnya kita bisa melakukannya. Menulis 1000 kata per hari pasti bisa, karena kita sudah terbiasa melakukannya setiap hari. Hanya saja, kita tidak fokus pada satu tulisan saja, namun tersebar dimana-mana. Ada yang di facebook, di blog, di wa, instagram, dan media sosial lainnya. Jadi sebenarnya kita sudah bisa. Tinggal banyak berlatih dan membiasakan diri menulis setiap hari. Dari mulai bangun tidur, sampai mau tertidur lagi. Kalau itu sudah menjadi kebiasaan, dalam sebulan anda sudah bisa melahirkan sebuah buku baru. Begitulah kata-kata yang saya ingat setelah menonton acara seminar Tere Liye di Youtube yang jumlah penontonnya sudah ribuan, dan akan terus bertambah.
Baru menulis 2 alinea saja, saya sudah menghasilkan 200 kata lebih, apalagi bila saya terus menambah tulisan saya menjadi sebuah cerita dan berita yang bermakna. Saya akan menulis dari sudut pandang yang berbeda. Mencoba menulis dari apa yang sudah saya lakukan hari ini. Tentu saja saya tak ingin anda bosan membacanya. Oleh karenanya saya harus pandai mengemas dan merangkai kata yang membuat anda tergoda untuk terus membacanya sampai ke alinea berikutnya. Sampai anda tak terasa sudah sampai ke cerita saya hari ini. Sebuah cerita dari seorang guru blogger Indonesia yang sedang berjalan-jalan pagi menghirup udara segar di Jatibening Bekasi.
Tips menulis dari Mas Tere Liye sebenarnya gampang sekali untuk diingat. Kita bisa melakukannya setiap saat. Hanya saja kita kurang mendekat. Kepada para penulis yang selalu memikat. Itulah mengapa saya berguru pada Tere Liye dengan point empat.
- Menemukan sudut pandang yang berbeda.
Pertama memang kita harus menulis dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain. Dari situlah pembaca menemukan keunikan tulisan kita. Kalau kita menulis dari tulisan orang lain dan bahkan sudah banyak dituliskan orang, maka kita tidak akan mendapatkan banyak pembaca, sebab orang sudah bosan membacanya. Mulailah menulis dari sudut pandang yang berbeda, kata Tere Liye.
- Mencari amunisi menulis.
Dalam mencari amnusi menulis, seringkali saya harus keliling dunia dengan banyak membaca. Baik lewat buku bacaan atau searching di internet. Lebih banyak saya mencarinya di twitter dan facebook. Baru melakukan blog walking atau berkunjung ke blog orang lain. Dari sanalah amunisi datang ke kepala saya untuk dituliskan sehingga menjadi 1000 kata per hari.
- Kalimat pertama mudah, gaya bahasa kebiasaan, dan akan menyelesaikan lebih gampang.
Bagi para penulis pemula, menulis kalimat pertama memang susah, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan, akan terasa mudah. Itulah yang saya rasakan setelah rajin menulis selama 13 tahun ini. Saya akan memulai dengan kalimat pertama yang menggoda pembaca, menggunakan gaya bahasa saya sendri dan pada akhirnya saya dapat gampang menyelesaikan tulisan saya ini. Dalam waktu singkat saya bisa menulis 1000 kata.
- Terbiasa dengan latihan.
Bila anda menulis setiap hari, maka anda akan merasakan kejaiban yang menyertainya. Oleh karena itu anda harus terbiasa dengan latihan menulis setiap hari. Apa saja bisa dituliskan dan bisa menjadi ide dalam menulis. Saya merasakan kedahsyatan menulis setiap hari. Hanya dalam sehari, saya bisa menulis lebih dari 1000 kata yang bermakna untuk pembaca.
Pagi hari ini saya mulai aktivitas saya dengan membaca blog ibu Arnita Budi. Saya belajar menuliskan komentar di blog beliau sebagai berikut.
Ibu Arnita Budi yang baik, terima kasih sudah mengerjakan tugas di blognya dengan baik dan menginspirasi kami untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Salut dengan para narasumbernya yang hebat luar biasa dalam berbagi pengalaman menulis. Mereka sudah membuktikan dapat menuliskan bukunya dan kemudian menerbitkan bukunya di penerbit mayor tanpa mengeluarkan dana satu rupiahpun, hal itu terjadi berkat kegigihan mereka dalam menulis dan mewujudkan impiannya. Semoga ibu Arnita Budi juga bisa melakukannya. Ayo semangat dan terus menulis dengan niat untuk berbagi kepada sesama! Salam blogger Persahabatan, Omjay. Anda bisa membaca komentar saya di https://budisiswanti.blogspot.com/.
Setiap peserta guru menulis dan menerbitkan buku di PGRI, salalu saya ajak untuk memulai menulis dan berlatih menulis melalui blog. Saya minta mereka untuk membuat blog pribadi di blogger.com dan wordpress.com. Dari sanalah akhirnya mereka belajar membuat blog dan mengelola blognya dengan baik sebagai media belajar dan berlatih menulis setiap hari. Saya hitung-hitung, mereka sudah menulis lebih dari 1000 kata tak terasa. Padahal tadinya mereka belum terbiasa menulis. Mereka pun saya ajarkan bagaimana mengirimkan email yang baik. Contohnya sebagai berikut:
Assalamu’alaikum Wr.Wb, Om Jay ini resume Arnita tentang Ibu Musiin.
Blog Arnita sebagai berikut:
https://budisiswanti.blogspot.com/
Semoga Om Jay berkenan membaca blog saya ya. Terima kasih. Semoga Om Jay dan keluarga sehat selalu. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Arnita Budi Siswanti
Begitu email saya buka, Subhanallah, ternyata isinya lebih dari 1200 kata dan bagus pula isinya. Sangat menginspirasi pembaca. Saya sangat terkesan ketika beliau menulis sebuah kalimat yang sangat bermakna.
“Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai tetapi untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna”
Terus terang, saya salut dengan para peserta guru belajar menulis, ternyata mereka bisa menulis 1000 kata dalam sehari, setelah mereka mendapatkan kuliah online di WA Group PGRI. Jadi ingat pesan kang Pepih Nugraha di facebook. Beliau japri saya untuk menyebarkan informasi yang sangat berguna untuk para guru. Mulailah menulis di Blog. Mohon izin saya upload flyernya untuk anda, barangkali anda tertarik untuk mengikutinya.
Oh iya saya terlupa! Pagi ini saya juga menyebarkan informasi di berbagai WA Group. Seorang kawan yang baik hati menuliskan buku terbarunya. Tentu saja saya ingin bukunya ini laku dan bisa dibaca oleh kawan-kawan guru yang tergabung di Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Saya mencoba memasarkannya di facebook, instagram, twitter, dan di WA Group. Begini isi tulisannya.
Pengabdian PGRI untuk negeri tidak perlu diragukan lagi. Sudah 75 tahun usiamu. Semoga banyak guru yang kembali ke rumah guru. Ayo kita rebut kembali. Organisasi guru harus dipimpin oleh guru. Mereka yang bukan guru semoga sadar diri dan tidak membuat kegaduhan di PGRI. Dari guru, oleh guru, untuk guru demi Indonesia maju. Merdeka mengajar! Yuk pesan bukunya sebelum kehabisan!