Pertemuan Pertama Diklat GMLD: Membangun Digital Space yang Aman Buat Anak
Siang hari ini, Senen, 16 Desember 2024 pukul 14.00-15.30 WIB adalah pertemuan pertama kita di kelas GMLD APKS PGRI. GMLD adalah singkatan dari Guru Motivator Literasi Digital.
Adapun materinya dengan tema yang sudah kami bagikan di WAG, dan kami sebarkan di berbagai WA Group PGRI yang kami kelola dengan baik. Omjay sudah bagikan linknya di WAG GMLD PGRI. Kita belajar melalui aplikasi WhatsApp.
Tema yang pertama adalah “MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK“
INILAH MATERI YANG AKAN DIBERIKAN SELAMA 20 HARI KEDEPAN, https://video.kompasiana.com/wijayalabs/675f852e34777c16792aa612/inilah-20-materi-guru-motivator-literasi-digital-gmld
Materi dibuka oleh ibu Siti Rokayah. Asisten yang baik hati, dan emndampingi Omjay dari awal materi hingga selesai materinya.
“Perkenalkan saya adalah asisten Omjay, nama saya Ibu Siti Rokayah. Saya akan memandu bapak ibu selama 1,5 jam ke depan melalui wa group ini.”
Biodata narasumber kita siang hari ini adalah Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd yang biasa disapa Omjay. Biodata beliau dapat dibaca di https://wijayalabs.com/about.
Channel Youtube beliau dapat ditonton di https://youtube.com/wijayalabs
Nah, kepada Omjay kami persilahkan untuk menyampaikan materinya, slahkan…!!!
Assalamu alaikum, Selamat siang kawan-kawan semuanya, selamat bertemu dengan Omjay guru Blogger Indonesia. Alhamdulillah siang hari ini kita dapat berjumpa dalam kegiatan Guru Motivator Literasi Digital atau GMLD.
Kami mulai dengan materi pertama dengan tema Membangun Digital Space yang aman untuk anak. Sebuah materi yang sudah pernah Omjay sampaikan 3 tahun lalu di kelas GMLD.
Bagaimana cara membangun tempat yang aman untuk anak dalam bermedia digital?
Pertanyaan inilah yang akan omjay sampaikan sedikit demi sedikit kepada anda semuanya. Semoga bisa disimak dengan baik dan kemudian mengikat ilmunya dengan cara menuliskannya di blog masing-masing.
Atau dituliskan di word agar dapat disimpan dengan baik. Kelak akan bisa dirajut menjadi buku yang bermutu.
Buat kawan-kawan peserta GMLD yang belum ikut acara webinar dan open ceremony 3 tahun lalu, bisa membaca dan menontonnya di https://wijayalabs.com/2021/10/29/rekaman-acara-webinar-guru-motivator-literasi-digital/
Memang kita harus duduk sebentar menyimak materi ini supaya anda mengerti bahwa membangun digital space buat anak tidaklah mudah. Sebab gelombang informasi begitu cepat dihadapi anak-anak kita. Banjir informasi tidak bisa dicegah melalui HP anak-anak kita. Kita perlu menjadi pembimbing dan pengawas buat anak-anak kita.
Kami telah berjuang selama 3 tahun lamanya. Selama 3 tahun itu pula kami kehilangan tokoh literasi digital yaitu bapak Munif Chatif. Semoga beliau diterima amal ibadahnya dan ditempatkan di surga. Aamiin ya robbal alamiin.
Hari Senin, 16 Desember 2024 ini, omjay mengajak peserta GMLD untuk sama-sama belajar dan kita kunjungi bersama materi yang ditulis OmJay di kompasiana 3 tahun lalu.
Selanjutnya kita simak sejenak tentang apa tujuan dari kegiatan kita ini di link di atas. Membaca adalah hal penting yang wajib kita lakukan untuk memahami materi ini dengan baik.
Ada 4 hal dalam literasi digital yang harus kita kuasai, sehingga kita bisa menyampaikannya kepada peserta didik kita, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.
Materi pertama ini masuk dalam wilayah materi keamanan digital untuk anak, khususnya peserta didik kita dan anak-anak kita di rumah. Materinya, kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital, dapat anda baca di gambar di atas.
Membangun Digital Space Yang Aman Untuk Anak. Lalu bagaimana kita membangunnya? Adapun caranya adalah membaca obyek materi yangOmjay bagikan siang hingga sore ini.
Kita harus mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital, kemudian ajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital, lalu beritahu apa saja resiko kejahatan siber kepada anak, dan bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta.
Pertama kita mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital yang terus berkembang. Kedua kita harus memahami psikologi anak dan perkembangannya dalam dunia digital.
Ketiga, Kita harus menyadarkan anak tentang apa saja resiko kejahatan pada anak dan keempat bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta. OLEH karena anak-anak, mereka akses semua yang tidak aman itu karena ketidak tahuan, dan tugas kita menyadarkannya
Anak-anak kita adalah anak-anak kelompok yang rentan terhadap berbagai kejahatan digital. Tidak semua orang baik ada dalam dunia digital kita. Salah satunya adalah jangan biarkan anak-anak kita mengumbar data pribadi di media digital atau media sosial. Kita harus bisa menjadi pemandu yang baik untuk anak-anak.
Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menggunakan media digital dengan baik dan benar, membuat mereka menjadi korban kejahatan media digital. Bahkan banyak juga orang dewasa yang menjadi korbannya. Kita harus mulai belajar di media digital dan usahakan sudah membuka website https://literasidigital.id.
Silahkan di klik link di atas!
Saat ini, telah terekspos konten pornografi yang muncul tidak dengan sengaja saat anak mengakses media sosial. Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu buat anak dan peserta didiknya.
Kalau akses internet di tempat anda cepat, anda bisa membuka link video ini, https://literasidigital.id/video-literasi-digital/
Berikut ini https://youtu.be/42LhUGT90yU, adalah salah satu video yang bagus buat bapak dan ibu guru, semoga bapak ibu guru mau meluangkan waktu untuk menonton videonya sampai habis.
Nah, alangkah baiknya, kita kunjungi dulu videonya, dan bagaimana kita memandu anak dan murid supaya tidak kena bahaya dampak negatif dari konten gadjet ini. Materi webinar GMLD sangat bagus sekali buat guru dan orang tua.
Banyak orang tua saat ini tidak memahami bahkan tidak peduli akan bahaya yang dapat mengancam anak-anak kita. Itulah mengapa kami membuka kelas GMLD, walaupun kominfo yang sekarang berganti nama menjadi KOMDIGI juga telah melaksanakan berbagai webinar literasi digital secara masif di setiap kota dan kabupaten setiap hari di internet.
Kita terkadang dengan mudah saling berbagi informasi termasuk data yang sifatnya pribadi kepada orang yang baru dikenal. Akibatnya data privasi dapat disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi bila mereka masih anak-anak. Mereka sangat polos di dunia digital bila tak ada pembimbingnya.
Nah data privasi kita dengan mudah diperjual belikan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab di media digital. Wow, data itu bisa digunakan untuk menipu , memeras dan seterusnya… mengerikan juga ya?
Nah, data di atas merupakan hasil penelitian di tahun 2021, mungkin sekarang datanya sudah lebih mengerikan lagi bila kita tak peduli dengan anak-anak kita. Oleh karena itu, kita perlu memberikan CABE kepada anak-anak kita. Apa itu CABE?
CABE itu singkatan dari Cakap, Aman, Budaya, dan Etika digital. Jadi anak-anak kita harus cakap digital, menjaga keamanan digital, melakukan budaya digital, dan memiliki etika digital saat terhubung ke dunia maya.
Dari hasil survey Google bersama Trust dan Safety research pada bula Februari 2021, ada 51 % orang tua di Indonesia merasa khawatir tentang keamanan digital anak. Bahkan ada 42 % orangtua mengkhawatirkan 3 hal yaitu keamanan informasi anak, anak-anak menerima konten yang tdk pantas, dan anak-anak menerima perhatian dari orang yang tidak dikenalnya.
Resiko kejahatan di ruang digital pada anak yang sering terjadi adalah kecanduan games, cyberbully, pelanggaran privasi, kejahatan seksual dan lain-lain yang bisa kita baca di media sosial. Hal ini Omjay dapatkan juga informasinya dari Mbak Ely Nurul (Ketua Emak-Emak Blogger) yang menyampaikannya saat menjadi narasumber Webinar literasi digital bersama omjay, dkk.
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak di masa sekarang merupakan generasi digital native yang lahir dan tumbuh di era digital. Sejak kecil mereka terpapar konten-konten digital yang positif ataupun negatif. Namun, banyak orangtua tak melindungi anak ketika mengakses internet sehingga anak makin rentan menjadi korban kejahatan di ruang digital.
Kemajuan teknologi internet telah memberikan banyak dampak positif, termasuk mendukung pembelajaran anak. Namun, ruang digital belum sepenuhnya aman. Kasus eksploitasi seksual anak secara daring terus terjadi. Anak-anak juga sangat berisiko terpapar konten pornografi karena dapat mengaksesnya dengan mudah.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti Sulistyaningrum, internet membuat berbagai informasi atau konten positif dan negatif bisa diakses dengan cepat. Karena itu, pengawasan oleh orangtua saat anak mengakses internet dibutuhkan.
Mayoritas konten negatif yang diadukan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika sepanjang tahun 2018-2023 bermuatan pornografi dan judi daring. “Ini adalah gambaran bagaimana kerentanan anak-anak memanfaatkan internet. Perlu kerja bersama antara pemerintah, orangtua, masyarakat, dan banyak pihak untuk membentengi mereka dari informasi negatif,” ujarnya dalam puncak peringatan Safer Internet Day di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Rata-rata anak mengakses internet selama 4-5 jam per hari. Penggunaannya untuk berbagai tujuan, mulai dari belajar, bermain media sosial, hingga mengakses beraneka konten di jagat maya.
Tanpa pengawasan dan pengaturan berarti, anak-anak sangat berisiko terpapar konten yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, orangtua didorong untuk lebih peduli dalam mendampingi anak mengakses internet dan mengatur penggunaannya.
Sayangnya, sekitar 74 persen anak yang menggunakan gawai dan internet tidak mempunyai pengaturan dengan orangtuanya. Padahal, dengan pengaturan, anak-anak akan lebih terkawal dan termonitor dalam mengakses internet.
Pengaturan itu dapat diterapkan dengan membatasi durasi anak memakai gawai. Sebagai contoh, anak diberi waktu menggunakan gawai pada hari tertentu seperti pada akhir pekan. Sementara bagi anak usia sekolah yang membutuhkan internet untuk pembelajaran, dapat dibatasi hanya dua jam. Bisakah ini dilakukan?
Coba anda baca berita ini, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4747446/ratusan-anak-di-jabar-masuk-rs-jiwa-karena-kecanduan-ponsel-ini-gejalanya.
Nah hal yang lebih menyeramkan adalah Grooming, kasus pelecehan seksual pada anak dengan modus iming iming PDKT, dan Kasus grooming pada anak mulai banyak ditemukan sejak tahun 2019 dan terus bertambah setioap tahunnya. Kita sebagai orang tua dan juga guru harus mulai waspada dan belajar tentang literasi digital.
Beritanya ada di https://id.theasianparent.com/child-grooming, semoga akses internet anda cepat sehingga bisa membuka link beritanya. Anda akan dibuat terkejut dengan pelecehan seksual terhadap anak.
Bagaimana supaya anak-anak kita aman dalam bermedia digital atau mengakses internet?
Web Rujukan Digital Parenting yang sebaiknya anda baca yaitu:
- 1. literasidigital.id (kumpulan buku, video, infografis tentang literasi digital yang dapat diunduh secara gratis)
- 2. Smartschoolonline.id (program edukasi terkait pemanfaatan internet yang bisa dibaca dalam laman Sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id (artikel, modul, video terkait isu parenting)
- 3. Website fosi.org (beragam panduan dan tools pengembangan digital parenting
- 4. Website beinternetawesome.withgoogle.com
Silahkan anda mampir ke berbagai website yang omjay bagikan di atas, dan nampaknya anda perlu duduk sebentar untuk membaca sedikit demi sedikit web rujukan digital parenting. Semoga anda ada waktu untuk membacanya.
Sebaiknya untuk membangun digital space buat anak kita mulai dari:
- 1. Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah
- 2. Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi phising dengan tidak meng-klik link sembarangan
- 3. Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, biasakan menggunakan two step authentication
- 4. Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuat kita rawan jadi target kejahatan digital.
- 5. Brave, mengenali dan mencegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital
Berikut ini adalah rekaman kegiatan GMLD pertemuan pertama saat 3 tahun lalu dimulai klik https://youtu.be/WI2n61dCB4A
ekarang kita masuk sesi tanya jawab ya! Silahkan bila ada yang ingin bertanya bapak dan ibu!
Tanya: Assalamualaikum
Saya Asep dari Palembang
Anak sekarang lebih percaya pada omongan atau materi yang ada di Tik tok daripada omongan orang tuanya. Bagaimana Tips agar hal itu tidak terjadi atau agar anak lebih percaya kepada kita ?
Wassalam
Jawab: faktor keteladanan guru dan orang tua sangat penting di era digital ini, jadi pak asep harus banyak memberikan keteladanan ketimbang banyak bicara.
Tanya: Asalamualaikum
Saya ibu Nia dari bandung
Gimana mengatasi anak tidak kecanduan dengan gadget
Jawab: hal ini perlu waktu dan pendekatan khusus, sebaiknya bawa ke guru bk atau psikiter. Bila tak ada bawa anak tersebut ke orang yg lebih tahu cara penyembuhannya, tks
Tanya: Assallamualaikum,wr wb
Saya ibuk Erma dari Bengkulu.
Gimana caranya tuk mengatasi anak remaja yang udah kecanduan dgn gadget
Jawab: anak harus dibiasakan banyak membaca dengan didampingi oleh orang tuanya. Kebiasaan membaca tidak bisa mendadak, karena mendidik itu tidak bisa mendadak dan perlu pembiasaan terus menerus. Awalnya mungkin dipaksakan lama-lama menjadi kebiasaan. Itu;ah mengalaman Omjay mendidik intan dan berlian kedua anak omjay yang sekarang ini sdh dewasa.
Demikianlah materi pertama yang bisa Omjay sampaikan di kelas GMLD, mohon maaf bila ada kekuarangannya. Bagi yang terlambat dapat menonton videonya di https://youtu.be/WI2n61dCB4A
Semoga bermanfaat ya!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia