KOLECER
(Diantara Masa)
Sungguh maha kaya bangsaku berbagai ragam budaya, agama, suku, bahasa kita memiliki itu semua “ Bhineka Tunggal Ika”. Jamrud khatulistiwa.
Bangsa yang digandrungi atas kekayaan alam beserta isinya, bangsa yang dikagumi atas segala keanekaragamnnya.
Seorang seniman jalanan yang sudah profesional Mas Pujiono pernah menciptakan lagu yang syarat makna Kebangsaan. Anda pati tahu lagu itu, saya sangat mengapresiasi karya beliau betapa rasa itu tercipta memiliki nilai-nilai Kebinekaan. Saya tampilkan link Channel HITS Record Pujiono- Manisnya Negeriku ( Official Video Clip). https://www.youtube.com/watch?v=S4mBQ10lvu0
Indah betul syair yang beliau tuliskan.
Nah pembaca yang baik hati, mari kita kerucutkan sedikit pada apa yang akan saya tulis pada kesempatan kali ini.
Saya ingin menupas sedikit keanekaragaman budaya daya adat istiadat bangsa yang yang sangat kita cintai ini. Dalam hal ikhwal permainan tradisional yang ada dimasyarakat kita. Karena saya sendiri sangat mengagumi daya cipta dan karsa permainan tradisi ini.
Orang sunda sejak dahulu pasti tahu alat permainan yang satu ini, diantaranya KOLECER. Saat ini sedang musim Kolecer dikampungku.
Dokumen pribadi.
Tua muda menggandrungi Kolecer, kalau sudah tiba waktu musim Kolecer disetiap sudut pinggir hutan pasti akan terdengar lengkingan suara Kolecer.
Kolecer sudah membudaya dikampungku, malah sudah termasuk menjadi hobi yang sulit dilepaskan kalau sudah menyenangi alat permainan ini. Kenapa saya bilang Permainan, karena kolecer ini disenangi tua muda apalagi anak-anak kolecer ini permainan yang mengasyikan.
Dari ukuran terkecil hingga ukuran panjang kolecer banyak bertengger disudut pinggir hutan berdiri kokoh menghiasi ruang hampa dibawah langit. Dipanjer istilah dikapung saya.
Alat permainan ini dibuat dari bahan Kayu, Rumbia aren dan Bambu. Semakin bahan kayu yang digunakan kayu yang bagus, kualitas bunyi akan dihasilkan lebih kencang lagi.
Membuat Kolecer butuh waktu dan kesabaran yang maksimal, seseorang yang sudah mahir membuat Kolecer akan menghasilkan Kolecer yang memiliki nilai finasial yang lumayan mahal.
Memang Kolecer tampak mudah dibikin siapapun pasti bisa membuatnya. Tetapi tidak semudah yang dibayangkan, ya itu tadi kita tidak akan mendapatkan kualitas Kolecer yang baik.
Kolecer ini adakalanya dimainkan anak-anak saat sore hari atau waktu-waktu tertentu bila angin kencang tiba. Karena Kolecer membutuhkan tiupan angin yang kencang bila ingin bilahnya berputar dan mengasilkan suara.
Kolecer yang dibuat oleh anak-anak dari bahan daun kelapa, dibuat sedemikian rupa mengilustrasikan wujud Kolecer yang sesungguhnya. Dari bahan daun kelapa hanya mampu berputar seperti baling-baling kapal tetapi tidak menghasilkan suara.
Kolecer sampai saat ini belum diketahui entah siapa Pencipta nya. Karena sudah sejak lama permainan ini ada secara turun-temurun.
Pernah permainan Kolecer ini di festivalkan disalah satu moment kegiatan Kampung adat di daerahku, tentu hal ini menjadikan daya tarik tersendiri.
Sayang budaya permainan Kolecer ini kurang mendapatkan predikat yang mendukung untuk destinasi wisata lokal. Semoga harapan kedepan Kolencer menjadi khasanah budaya tradisi yang mendunia.
Pembaca yang baik hati, ukuran Kolecer yang menghasilkan suara lengkingan keras itu dengan ukuran panjang 3 – 4 meter pada bilah baling-balingnya. Didaerah saya bahan kayu yang digunakan diantaranya kayu kokosan, kisabrang, laban dan kayu sejenis yang memiliki kualitas bagus. Kolecer dibentuk sedemikian rupa, dengan presisi kesimbangan bentuk dan ukuran sempurna.
Lengkingan suara terdengar dari gesekan bambu yang dipasak pada bilah baling-baling kolecer. Bunyi yang terdengar diumpamakan dengan sebutan “Nyeguk bledug” dikalangan penghobi Kolecer dikampungku.
Suara lengkingannya akan terdengar dari kejauhan, Saat angin bertiup kencang saat itu pula Kolecer mengeluarkan suara khasnya. Tentu sipemilik akan terdengar kegirangan dan puas, bahwa Kolecer yang dia miliki mecerminkan “Kegagahan” sipemiliknya.
Kolecer ini diposisikan atau “Dipanjer” dibatang pohon besar, diikat kuat sedemikian rupa hingga nampak kokoh dan gagah bila dipandang dari kejauhan.
Lebih menariknya lagi bila seseorang yang sudah menggandrungi Kolecer ini menjadi candu tersendiri bagi pemiliknya. Tak ayal siang malam bila angin bertiup kencang adakalanya sipemilik akan hadir dekat Panjeran Kolecernya. Sekilas kadang memang saya sendiri berpikir, kok segitunya ya?, tapi dasar sudah jadi Hobi ya apa hendak dikata ya.
Salam Literasi 2021
Bersambung