Alhamdulillah, akhirnya udah boarding pass dan tinggal menunggu pesawat. Hari-hari di Indonesia terasa cepat sekali. Beberapa target terpenuhi, bisa shilaturahim dengan keluarga, bisa menghadiri pernikahan kakak tercinta, main ke Sumatra, ke Bali dan yang lumayan lama di Jakarta untuk berkumpul dengan teman-teman dari Kompasiana dan teman-teman Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI). Saat saya mengetik catatan ini, saya sedang menunggu pesawat dengan nomor penerbangan EK 359 dari Jakarta ke Cairo, tapi mampir Dubai dulu. Ada beberapa hal menarik malam ini.

Ya, saya lebih suka mengatakan menarik dari pada suatu hambatan. Berangkat dari rumah tadi sekitar jam 7.30 dan sampai bandara sekitar jam 9 malam. Awalnya kemarin seorang teman telah berjanji untuk nganter ke bandara pakek mobilnya. Namun, takdir berkehendak lain.

Kakak dia meninggal dan dia terpaksa harus pergi ke Semarang dan sebenarnya dia sudah memesankan kepada temannya untuk mengatakan kepada saya untuk cancel nganter ke bandara, tapi oleh temannya tidak disampaikan. Tahunya baru tadi sebelum berangkat ke bandara dan dia minta maaf gak bisa nganter. Ini yang pertama. Perut saya terasa sangat lapar ketika sampai bandara. Selama di Indonesia jadwal makan saya memang ngawur dan bisa dihitung malah jarang makan.

Ternyata satu hari tadi baru makan satu kali di pagi hari. Tadi siang sudah muter-muter ke Bogor untuk menemui seorang teman dan nyampek Jakarta lagi sebelum waktu maghrib. Tanpa banyak kata, saya mengajak teman saya untuk makan di Hoka Hoka Bento. Langsung saja kami masuk dan lucunya, gak ada dari kami yang ngambil sumpit untuk makan, semuanya makannya makek tangan sendiri.

Semua orang di dalam memperhatikan kami, tapi cuek aja lagi, lagian gak ada aturan makan di sini harus pakek sumpit kan. hehe. Ini hal menarik ke dua. Udah jam 9 malam lebih. Saya menyuruh kedua teman yang nganter untuk pulang duluan, saya bilang ke mereka, “nanti kalo kemaleman gak ada bus, aku biasa pergi sendirian kok”, sambil senyum.

Alhamdulillah, ketika saya tanya ke salah satu petugas bandara, katanya bus damri adanya sampek jam 10, sehingga kedua teman saya bisa langsung pulang deh. Saya masuk sendirian dan bertanya kepada petugas di gate D2, “Emirat udah bisa check in pak?”. “Ooo..udah mas, silahkan masuk dari sini”, katanya dengan ramah. Saya langsung masuk dan ikut antrian bersama beberepa teman Indonesia yang berseragam semua.

Sambil BBMan bersama seorang teman di Jakarta, saya mencoba menyapa salah satu teman Indonesia yang semuanya pakek seragam merah putih itu, “mau ke mana mas?”, “ke Amerika mas”, jawabnya. Dia juga jelasin ke Amerikanya mana, tapi sayanya saya aja yang pendengarannya kurang peka, jadi lupa Amerika mana. hehe. Pokoknya yang jelas mereka itu ternyata mau ikut lomba tingkat dunia. Kerenkan. Dan transitnya di Dubai.

Akhirnya tiba juga giliran saya untuk check in, seorang petugas menyapa saya, “mau ke mana mas?”. “ke Cairo pak”. Passport dan tiket saya berikan. “Kalo masih ada, yang dekat jendela ya pak”. “Okee..dilihat dulu ya mas”, jawabnya. Tapi, tiba-tiba dengan menyerahkan tiket saya, dia menjelaskan. “Waduh mas. mas terlambat. Ini tiket tanggalnya 5 April 2011 jam 12.40, jadi ini untuk penerbangan tadi malam”.

Anehnya, alhamdulillah saya kok gak kaget ya dan malah senyum aja, “tapi masih bisa diusahakan kan pak?!”, tanya saya. “Alhamdulillah masih bisa mas, untuk dari Jakarta ke Dubainya, tapi untuk Dubai-Caironya saya tidak tahu, mas lapor di bagian pemeriksaan tiket sana ya”, petugas itu menunjuk ke suatu tempat dan saya langsung ke sana. “Ada yang bisa dibantu pak”, tanya petugas perempuan. Dan saya langsung menyerahkan tiket saya.

Tanpa banyak omong dia langsung ngetik-ngetik di komputernya. Saya diam menunggu. Tak berapa lama kemudian dia menyerahkan tiket baru kepada saya dan bilang “lain kali dilihat ya mas tanggal di tiketnya”. Sambil senyum saya jawab, “maaf mbak, saya lupa, kirain hari ini, saya kurang teliti”. Ini masuk kategori menarik ke tiga. hehe. Saya berjalan lagi ke antrian bersama cewek-cewek Perancis.

Saya berani berkata kalo mereka dari Perancis karena bahasanya ada “merci merci”nya gitu. hehe. Tidak lama saya menunggu dan langsung masuk untuk check in. Berat bagasi yang saya bawa ternyata hanya ada 27 kg, jadi gak melanggar aturan, karena di Emirat bisa sampai 32 kg. Lumayan, sekali-kali gak melanggar lah. hehe. “Beli tiketnya di Riyadh ya mas”, tanya petugas itu ramah. “ya pak, waktu itu di Cairo belum ada yang jual, kan masih rusuh”, jawab saya.

“Berarti mas ke Saudi dulu?!”. “Gak lah pak, saya pesan pakek email aja, kebetulan saya ada teman di Riyadh”. “Oh..tadi tiketnya mas bermasalah ya, lain kali diperiksa mas”, katanya sambil mengetikkan tiket saya. Saya senyum aja. Dan dia tanya-tanya tentang Mesir ketika saya masih di sana. Alhamdulillah Airport tax kena 150. Setelah ketik ketik petugas mengabulkan permintaan saya untuk mendapatkan kursi yang dekat jendela.

Asal tau aja, saya selalu minta kursi dekat jendela ketika check in. hehe. Biar bisa lihat alam bebas. Alhamdulillah, ketika saya mengetikkan kata ini. Petugas sudah memanggil untuk persiapan masuk pesawat. Dari sini saya ingin berbagi niat. Dalam perjalanan saya ke Mesir kali ini, niat saya adalah ingin mendapatkan ridlo Allah Subhanahu wata’ala. Saya ingin belajar dan membelajarkan orang lain, saya ingin bisnis di bidang ekspor impor sebagai bentuk usaha saya untuk memperbaiki dan mengangkat ekonomi keluarga saya, mengangkat ekonomi saudara, teman, masyarakat dan bermanfaat untuk lebih banyak orang.

Saya ingin terus belajar semuanya. Bismillahirrahmanirrahim. Inilah catatan kecil saya kali ini, semoga bisa memberikan inspirasi. Doa dan restu dari teman-teman sekalian semoga mengiringi. Semoga teman-teman selalu mendapatkan rahmat, taufiq dan kemakmuran yang berlimpah dari Allah subhanahu wata’ala.

Tinggalkan Balasan