Sebagai makhluk sosial, tentu kita tak dipisahkan dari keberadaan sesama. Serupa, bila kita mencoba untuk membangun usaha, kita tidak mungkin berjuang sendiri. Alasannya adalah usaha kita tidak akan berkembang.
Sebelum punya usaha kecil-kecil, di mata saya, seorang pebisnis adalah hal yang sangat istimewa. Ternyata, setelah saya menjalani, tidak semulus dan semenarik imajinasi saya.
Apa yang dimiliki oleh orang lain, belum tentu indah dan bahagia, bila kita berada diposisi itu.
Belajar dari pemilik modal/investor yang selalu memiliki koneksi, jaringan dalam menginvestasikan modalnya. Kita pun membutuhkan koneksi atau jaringan untuk membangun bisnis/usaha kita.
Memang tak muda jadi pebisnis awal, kita akan menemui banyak masalah. Salah satunya adalah modal. Modal yang minim, ditambah lagi pengalaman yang masih minim pula, makin melengkapi perjuangan kita.
Selain modal kita akan dihadapkan pada ketidakpercayaan dari sponsor. Di mana – mana ketika kita meminjam modal, tentu investor akan melihat background dari mana kita berasal, pendidikan, dll.
Ya, suka-suka pemilik modal. Karena ini menyangkut investasi jangka panjang. Serba susah juga ya.
Masalahnya banyak orang yang mentok di sini. Karena daya “survival” sangat lemah dalam bertarung. Logika bertarung seirama perjalanan berlawan arah.
Perjalanan yang berlawanan akan menjadi masalah besar bagi kita. Sama halnya, kita membuka usaha tanpa dukungan dari oran lain. Kita memilih menjadi ‘Single Fighter” ketimbang melibatkan orang lain untuk saling bekerja sama.
Atau gini aja deh, kita mencetak buku di YPTD, butuh kerjasama antara penulis dan Pak Thamrin. Selain itu, kita masih membutuhkan Pak Aji untuk mendesain cover buku kita. Apakah sudah berakhir? Tentu kita butuh lagi pihak penerbit dan donatur untuk merealisasikan mimpi kita.
Intisari dari artikel ini adalah sepandai dan sehebatnya diri kita dalam membangun bisnis/usaha, tanpa bantuan orang lain, mustahil kita tidak akan berkembang. Karena kehadiran dukungan sesama, menjadi pemantik bagi kita untuk terus melebarkan sayap perjuangan kita ke masa depan.
Salam literasi dari sudut pandang Milenial
