Pagi ini Risma sudah bersiap menunggu kedatangan Reihan. Reihan berusaha memenuhi janjinya untuk mengajak Risma keluar. Bagi Risma bisa berdua dengan Reihan merupakan hal yang sangat dia rindukan.
Sesekali Risma melihat jam ditangan. Hatinya mulai ragu. Dari kejauhan terlihat mobil Reihan datang. Risma seketika berdiri dan menyambut Reihan dengan senyum bahagia.
Setelah berpamitan kepada orang tua Risma merekapun berangkat.
“Mau kemana kita kali ini..?”, kata Reihan sambil memasang sabuk pengaman.
“Aku mau kita ke tempat yang sejuk jauh dari kebisingan dan polusi”, jawab Risma sambil tersenyum menatap Reihan.
“Siap… aku akan mengantarmu kemanapun kamu mau”, Jawab Reihan menggoda Risma.
“Rei… bagaimana kalau kita ke Lembang saja, sekalian mampir ke rumah saudaraku, kamu setuju..?”, kata Risma.
“Wah .. ide bagus, aku setuju”, Jawab reihan
Risma hanya tersenyum. Mobilpun melaju dengan santai. Menuju ke luar kota. Sebuah tempat yang di inginkan Risma.
Sepanjang perjalanan mereka asyik ngobrol. Tanpa disadari merekapun tiba di tujuan. Sebuah tempat yang asri dengan udara yang sejuk. Risma dan Reihan segera masuk.
“Rei… aku laper, kita beli makanan dulu yuk..”, ajak Risma.
Reihan segera memesan makanan dan minuman. Lalu kembali menghampiri Risma.
“Sambil menunggu makanan kita photo-photo dulu yuk, lihat pemandangan dari sini indah sekali”, kata Risma sambil mengeluarkan Hp dan mulai mengabadikan keindahan tempat itu.
“Sini photo denganku…”, ajak Risma.
Reihan menuruti saja apa yang Risma mau. Sampai pesanan makanan tiba. Mereka mulai menyantap makanan dengan lahap. Udara kota Lembang dan menu makanan yang disajikan membuat Risma dan Reihan berselera.
“Rei… kamu pernah ke sini sebelumnya..?”, Tanya Risma setelah selesai makan.
“Pernah… tapi sudah lama sekali, sekitar setahun yang lalu”, jawab Reihan.
“Sama siapa kamu ke sini?”, lanjut Risma.
“Biasa sama anak-anak band, kami kalau manggung di Bandung, berusaha untuk ke sini sebelum pulang”, Jawab Reihan.
“Oh… ku kira sama pacarmu, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum…?”, lanjut Risma.
“Aku belum punya pacar, kamu sendiri gimana..”, jawab Reihan
“Aku… juga belum”, Jawab Risma malu-malu.
“Kenapa… kamu kan cantik, pinter pasti banyak cowok yang ngejar kamu”, Tanya Reihan sambil menatap Risma.
“Aku belum ada yang cocok… tapi saat ini ada sih cowok yang aku suka tapi aku gak tau apakah dia suka aku atau tidak”, jawab Risma
“Oh gitu… siapa?” kata Reihan penasaran
“Ada aja, nanti juga kamu tahu..”, jawab Risma.
Reihan hanya tersenyum. Reihan menyadari kalau Risma punya hati kepadanya. Risma gadis yang cantik dan pintar. Namun dia tak punya perasaan apapun kepada Risma. Reihan hanya menganggapnya teman.
“Rei… kalau boleh tahu sebenarnya kamu suka cewek yang gimana sih?, lanjut Risma.
“Cewek yah… semua cewek cantik aku suka, apalagi pinter”, Jawab Reihan sambil tersenyum.
“Aku tahu… maksudku type kamu itu, feminim, tomboy, pendiam atau yang gimana, ” lanjut Risma.
“Kalo ditanya Type… gimana yah…?” kata Reihan sambil mengeryitkan dahinya.
Dan entah bagaimana awalnya Reihan mulai mengingat Vira. Lesung pipinya, cara bicaranya dan tatapannya terbayang dengan jelas.
“Rei… malah melamun, kamu ingat siapa?”, tanya Risma sambil mengguncangkan tubuh Reihan.
Reihan hanya tersenyum. seketika bayangan Vira menghilang.
“Ya… seperti kamu, putih, tinggi dan pinter”, Jawab Reihan menggoda Risma.
Risma berusaha untuk menahan hatinya. Rasanya dia ingin sekali mengungkapkan perasaannya. Tapi dia belum yakin Reihan suka kepadanya. Gengsi kalau dia harus menembak Reihan lebih dulu.
Waktu terus berjalan. Risma dan Reihan menikmati kebersamaan itu dengan canda tawa. Tiba-tiba Hp Reihan berbunyi. Segera Reihan mengangkatnya. Terlihat raut wajah Reihan cemas.
“Ada apa Rei..?”, tanya Risma
“Ris… aku harus segera pulang, mamahku di rumah sakit, aku harus segera ke sana”, Jawab Reihan.
Risma dan Reihan segera bergegas pulang. Reihan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kecemasan terlihat di wajahnya. Risma segera mengingatkan Reihan untuk berhati-hati mengingat jalan yang dilalui turun naik dan banyak tikungan tajam. Reihan mulai mengurangi kecepatan.
Tiba-tiba Reihan membanting stir ke kanan. Risma berteriak kaget. Hampir saja Reihan menyerempet motor di depannya.
“Rei… hati-hati”, Risma terlihat khawatir.
“Maaf aku tidak melihat ada motor, kamu kaget yah..?” kata Reihan. Dia kembali mengurangi kecepatan mobilnya.
Mobil kembali melaju. Reihan berusaha menenangkan hatinya. Sambil terus berdo’a agar tidak terjadi sesuatu yang buruk dengan mamahnya. Bersambung
Penulis,
Yuningsih, S.E
Guru IPS di SMPN 2 Pebayuran kabupaten Bekasi