BUAH KESABARAN YANG MANIS

Terbaru24 Dilihat

Artikel Lomba  Blog Guru

Hari              :    Jum’at

Tanggal         :    19  Februari 2021

Nama            :    Juni Hidayati, S.Pd

Unit Sekolah:    SMPN 2 Gemuh

BUAH KESABARAN YANG MANIS

“Bu, aku menang lomba membuat surat Kementerian Keuangan!!”. Fifi berkata penuh rasa gembira.  “Oya?  Benarkah?”.  Tanyaku penasaran sambil membaca tulisan di WA.  Betul, ternyata, suratnya resmi dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.  Alhamdulillah, sungguh suatu anugerah tak terhingga, seperti mimpi di siang bolong.  Mendengar berita itu

Aku berusaha mendidik Fifi untuk menjadi anak yang gemar menabung, hemat, dan hidup sederhana.  Berawal dari penyakit flek yang sering kambuh ketika ia jajan sembarangan.  Sekolah tempatnya belajar memang tidak memiliki kantin yang sehat.  Semua penjual boleh berjualan di depan SD.

Setiap kali Fifi jajan makanan dan minuman yang mengandung pemanis dan pewarna buatan, ia akan muntah dan esoknya badannya panas.  Jika sudah sakit, susah sekali untuk sembuh anak itu.  Akhirnya kuputuskan untuk tidak memberi uang jajan padanya.  Aku membawakan air mineral dalam botol dan membawakan bekal sekedarnya.  Rupanya hal itu tidak wajar di lingkungan sekolah anakku.  Teman Fifi mencibir dan mengolok-olok karena membawa bekal dari rumah dan dianggap anak yang tidak mampu beli jajan.

Beberapa teman sering memberinya uang jajan karena merasa kasihan.    Ia juga sering diberi uang jajan oleh Pak Penjaga Sekolah karena dianggap orang tuanya pelit.  Pak guru olah raga juga sering memberi uang jajan untuk beli es, sehabis kegiatan olah raga.

Aku tidak menyerah dengan semua olok-olok dan perbuatan yang tidak menyenangkan pada Fifi.  Prinsipku yang penting dia sehat, apa pun yang terjadi biarlah terjadi.  Apa pun kata orang tentang aku dan Fifi kubiarkan saja.

Pelan namun pasti Fifi selalu menyisihkan uang sakunya untuk ditabung.  Ketika tabungannya sudah cukup banyak aku membimbingnya untuk menabung di Bank.  Namun sayang bank yang kutuju tidak menyediakan fasilitas tabungan untuk anak di bawah umur.  Akhirnya aku menuju ke sebuah koperasi simpan pinjam untuk menitipkan uang Fifi yang sudah dikumpulkan

Ketika ada informasi lomba keuangan yang diselenggarakan oleh kementrian keuangan.  Fifi kuminta menceritakan seluruh pengalamannya menabung.  Ia curahkan semua kenangan yang ia lalui selama di SD dalam sebuah narasi.  Kuedit cerita fifi, kemudian kuminta ia mengirimkan ke email panitia lomba.

Beberapa bulan kemudian kami mendapati kabar menggembirakan dari panitia lomba.  Terima kasih ya Allah atas semua yang telah Engkau beri.  Betapa memperjuangkan sesuatu yang benar itu memerlukan kesabaran, ketabahan yang tidak boleh lelah.  Menjadi orang tua lebih susah daripada menjadi seorang anak yang penurut dan patuh.

Tinggalkan Balasan