Tips Menulis Buku dalam Seminggu

Peristiwa100 Dilihat

 

 

Ternyata disela waktu yang padat dengans kesibukan, Prof. Eko Indrajit ekspresif juga menunjukkan rasa cinta dan sayangnya kepada belahan jiwa dengan hal-hal yang menurut beliau iseng. “Saya buatkan dia puisi, pantun, syair, dan gurindam – padahal susunan kata-katanya saya ambil dari rangkaian lagu-lagu yang diciptakan almarhum ayahnya A. Riyanto. Alhasil, hubungan kami semakin romantis” papar beliau.

Ikut bersyukur kedua orang tua masih ada dan lengkap. Setiap mereka ulang tahun, Prof Eko Indrajit mempersembahkan berbagai karya tulisan yang mengingatkan pada indahnya masa-masa kecil dulu ketika semua masih bersama dalam satu atap rumah.

 “Oooooo…. ayah dan ibu saya pasti tersenyum sambil menangis haru… a priceless moment” ujar Prof Eko Indrajit.

Intinya adalah bahwa menulis itu bukan saja bertujuan untuk publikasi. Bagi beliau menulis adalah untuk meningkatkan imunitas tubuh (supaya tidak mudah terjangkiti covid). Karena dengan menulis dapat membuat orang lain bahagia, tersenyum, gembira, tertawa. Itulah hebatnya sebuah pena… eh, itu jaman dulu ya, jaman sekarang pakai keyboard….atau jempol di handphone” kelakar beliau mencairkan suasana webinar.

 Prof Eko Indrajit menyatakan sebagai pribadi juga ingin agar anak, cucu, cicit, dan cicit-cicitnya kelak suatu saat bisa mengenal siapa beliau, sebagai mbah-mbah-mbah buyutnya. Karena apapun yang kita tulis akan terekam abadi di dunia maya” beliau sampaikan dengan penuh harap.

Prof. Eko Indrajit sebelum mengakhiri webinar malam ini, memberi kami kesempatan mengajukan pertanyaan.

“Nah begitulah hal-hal yang membuat saya senang menulis, termasuk menerima tawaran Oom Jay yang mengharuskan saya mengetik via WA ini, sekaligus melatih kecepatan mengetik 10 jari saya” pungkas beliau.

Beliau berpesan “Jadi teman-teman, jangankan seminggu, satu hari saya jika anda memutuskan untuk menulis dari pagi sampai malam, pasti bisa menjadi buku. Kadang-kadang untuk memaksa, saya suka mendisrupsi diri saya sendiri. Misalnya dengan membayangkan hal yang aneh-aneh.

Semisal, seandainya saya diberitahu malaikat bahwa usia saya tinggal 24 jam lagi, dan dalam waktu itu saya tidak bisa bertemu dengan siapa-siapa kecuali disediakan keyboard, komputer, dan Microsoft Word, anda akan menuliskan apa dan kepada siapa? Saya yakin anda akan berhasil membuat buku yang mengharukan dalam waktu 24 jam !” pesan beliau memberi semangat kami.

 

Tinggalkan Balasan