Hari ke 26 saya menulis. Motivasi utama saya adalah, setiap hari menulis. Minimal 300 kata. Tentang apa saja? Tentu tidak. Yang saya pikirkan, itulah yang saya tuliskan. Bertahan sampai hari ke 26, luar biasa buat saya. Bayangkan, dari awal, saya tidak pernah rutin menulis. Saya menulis disela sela waktu saja. Kapan ada sela waktu? Sementara tugas menumpuk setiap hari. Hampir tidak ada sela waktu untuk senggang setiap harinya. Jika ada sedikit waktu senggang , saya gunakan untuk shalat, sekedar minum kopi, dan ketika makan siang. Demikianlah berlangsung selama bertahun tahun, tenggelam dalam kesibukan mengajar.
Pernah juga ikut lomba membuat video. Saya lakukan itu di hari sabtu dan minggu. Meskipun kadang saya sempatkan juga membuatnya dihari selain sabtu dan minggu. Tentu saja banyak komentar saya terima. Pagi mengajar, siang di depan laptop, hingga ketika teman-teman sudah pulang, saya masih di depan laptop, untuk editing video.
Kesibukan yang sama, saat ini terjadi lagi. Tantangan datang dari om jay agar menulis setiap hari. Saya paksakan menulis setiap hari. Meski lelah mulai terasa di sekujur badan. Rasa pegal dan nyeri mulai merayap di jari. Inikah yang terjadi, jika menulis setiap hari. Seperti yang ditulis om jay, ” menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”
Di awal- awal saya menulis, saya rasakan pegal di jari dan rasa mengantuk yang sangat. Lebih sering kegiatan menulis saya lakukan di malam hari. Namun tidak jarang juga saya menulis di siang hari. Ketika muncul ide, saya langsung menulis.
Seperti hari ini. Saya baru sempat menulis di malam hari, ketika jarum jam menunjukkan angka 8 di malam hari. Kesibukan luar biasa pada hari ini. Pagi hari, ketika baru tiba di sekolah, saya sudah harus menyelesaikan masalah keuangan yang menjadi tanggung jawab saya. Kemudian membalas wa dari teman-teman, yang saya lakukan di sela-sela mengadakan pembelajaran daring hari ini.
Pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan dengan menggunakan teams m365. Pembelajaran satu pintu, yang mampu mengatasi apapun yang menjadi kebutuhan guru dalam pembelajaran.
Disela-sela pembelajaran, saya harus menyelesaikan apa yang menjadi tugas tambahan. Untuk mengatasi hal ini, saya meminta siswa untuk melakukan presentasi guna membahas soal-soal latihan yang saya berikan. Soal sudah saya berikan diawal tahun pelajaran. Saya menunjuk satu siswa saya untuk menjadi host, mengatur, mencatat dan menyelesaikan presentasi. Siswa yang maju presentasi, harus raise hand. Siswa yang raise hand, dicatat siswa yang saya tunjuk sebagai host. Siswa yang ditunjuk sebagai host adalah siswa yang raise hand lebih awal. Bonus nilai juga diberikan kepada siswa yang presentasi di awal. Selanjutnya, presenter kedua, sudah jalan sendiri dengan diatur satu siswa yang ditunjuk sebagai host.
Saya tetap di depan laptop dan selalu on cam. Namun speaker saya mute. Hal ini saya lakukan agar suara di sekitar saya tidak terdengar siswa yang sedang presentasi . Tentu saja dimaksudkan agar siswa tidak terganggu oleh suara-suara dari sekitar saya. Pembelajaran daring saya lakukan di ruang guru, ditemani beberapa guru yang juga mengadakan pembelajaran daring. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi ruang guru. Ramai ? Pasti.Meski yang hadir tidak banyak, namun suara bersahut-sahutan selama daring tidak dapat dihindari.
Nah, untuk mengurangi hal ini, siswa saya minta presentasi jawaban dari soal yang saya berikan. Hal ini saya lakukan setelah saya menjelaskan dan memaparkan melalui power point. Bagi yang ingin mengetahui pembelajaran daring dengan meeting di teams M365 ilsahkan mapir di youtube saya, https://youtu.be/81qwW_4lpVM
Demikian cara saya untuk menyiasati suasana ramai selama pembelajaran daring dilakukan. Terima kasih