REMAJA SMART ITU…
REMAJA YANG MAU BELAJAR HIDUP MANDIRI
Oleh: Nanang M. Safa’
Saya ingin mengawali tulisan saya kali ini dengan pertanyaan, “Di usia remajamu sekarang, siapakah yang mencuci seragam sekolahmu?”
Jawablah dengan jujur.
Itu saja dulu pertanyaannya.
Dari pertanyaan ini tentu kamu akan bisa menjawab sendiri, kamu sudah mulai belajar hidup mandiri atau masih tetap enak-enakan bergantung pada orang lain.
Orang lain yang dimaksud di sini tentu termasuk ibu atau ayahmu. Maksudnya, ketika kamu masih meminta ibumu untuk mencucikan seragam sekolahmu, berarti kamu masih menjadi beban orang lain. Ini adalah ukuran paling simpel untuk mengukur apakah kamu masih menjadi beban orang lain ataukah sudah mulai belajar hidup mandiri.
Kamu tentu setuju ketika saya katakan bahwa mandiri itu bukan berarti semuanya harus dikerjakan sendiri. Hidup mandiri itu bukan berarti memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan yang melebihi kemampuan dan tanggung jawabmu. Kalau memang pekerjaan itu belum sesuai porsimu, bukan berarti kamu harus memaksakan diri untuk mengerjakannya sendiri.
Semisal untuk berangkat sekolah. Ketika kamu harus berangkat sekolah dengan memakai sepeda motor, tentu karena undang-undang belum memperbolehkan kamu membawa sepeda motor sendiri, maka kamu memang harus diantar ayah atau ibumu. Bukannya kamu harus membawa sepeda motor sendiri. Itu namanya nekad.
Coba pahami lagi judul tulisan ini, “Belajar Hidup Mandiri”.
Namanya juga belajar, tentu belum bisa sesempurna orang yang sudah senior. Belajar hidup mandiri berarti belajar menjalani hidup sesuai dengan perkembangan usiamu. Belajar hidup mandiri itu tentu ada proses yang harus dijalani. Ada tahapan yang harus dilewati. Tidak serta-merta bisa menjadi remaja yang hidup mandiri. Inilah yang disebut dengan belajar hidup mandiri.
Dalam belajar ini ada upaya sungguh-sungguh untuk bisa melakukan semaksimal mungkin apa yang seharusnya dilakukan sesuai kemampuan. Kamu tentu bisa memilah-milah dan memilih-milih mana pekerjaan yang memang semestinya bisa kamu lakukan secara mandiri dan mana yang memang masih membutuhkan orang lain, termasuk kedua orang tuamu, kakakmu, juga temanmu.
Coba sekarang kamu kembalikan lagi pada pertanyaan pembuka tulisan ini, siapakah yang mencuci seragam sekolahmu?
Nah, kelihatan kan sekarang, kamu termasuk remaja smart atau bukan.