Deskripsi
Judul Buku : Pemetaan Pendidikan Polisi
Wanita Indonesia.
ISBN :
Editor : Said Hutapea
Layout : Thamrin Dahlan
Sampul : Sumardi
Penerbit:
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) didirikan berdasarkan Akte Notaris PPAT Titin Etikawati, SH, M.Kn dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0013926.AH.01.12. Tahun 2019 Tanggal 29 Juli 2019.
Alamat Redaksi :
Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP), Jl. Bumi Pratama VIII Blok A 23 Kelurahan Dukuh RT 05 RW 06- Kecamatan Kramatjati Jakarta Timur 13550 Telp.: (021) 87799665
Hp: 08159932527
NPWP : 954979498009000
Rekening Bank An. Bendahara YPTD Enida Busri SKM, S,Kep , Bank Rakyat Indonesia (BRI) No. Rek: 093201040485532
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Nomor: 604/Anggota Luar Biasa/ DKI/ 2021
E mail : thamrindahlan@gmail.com Website YPID : terbitkanbukugratis.id
Buku YPTD ke : 388 ;
lsi Buku Menjadi Tanggung Jawab Penulis dan Penerbit Hak Cipta dilindungi oleh undang – undang .
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin dari penulis .·
KATA PENGANTAR
Berdirinya Polwan Indonesia di tahun 1948, didorong kebutuhan Pelayanan Polwan sebagai Perempuan karena pada waktu itu seluruh anggota Polri adalah laki-laki dan ditujukan untuk melayani Masyarakat Golongan Perempuan ketika harus berhubungan dan membutuhkan pelayanan Polisi. Pada kenyataannya merekrut, mendidik, mempekerjakan Polwan bukan hal yang sederhana, tercermin pada persentasi jumlah Polwan Indonesia yang hingga hari ini baru berjumlah sekitar 6 % dari jumlah seluruh anggota Polri dan termasuk persentasi jumlah Polwan yang rendah apabila dibandingkan dengan jumlah Polwan di berbagai negara di dunia.
Kepada Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) di bawah pimpinan Kombes Pol. (P) H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si, berkenan menerbitkan Buku Pemetaan Pendidikan Polisi Wanita Indonesia karya Dr. Irawati Harsono, S.I.K., M.Si disampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.
Rekrutmen dan Pendidikan Polwan Indonesia sudah terencana, teratur dan telah tersedia sarana prasarana yang memadai untuk penyelenggaraannya dengan baik. Seperti misalnya untuk Pendidikan Pertama Bintara Polwan sudah tersedia Sepolwan yang memiliki segala persyaratan Pendidikan Pertama yang komprehensif dan mumpuni serta bagi Pendidikan Pertama Perwira Polwan yang berkompetensi Ilmu Kepolisian sudah tersedia Akademi Polisi (Akpol) di Semarang dan STIK–PTIK di Jakarta. Sedangkan Pendidikan Pertama Perwira Polwan yang berkompetensi Ilmu Penunjang lainnya diselenggarakan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) juga di Akpol Semarang.
Perjuangan itu terlihat ketika setelah terhenti selama 10 (sepuluh) tahun untuk Pendidikan Bintara Polwan dipersiapkan berdirinya Sepolwan dengan cara secara bertahap diadakan Pendidikan Pertama Bintara Polwan di Depo Pelatihan Polda Metro Jaya di Pasar Jumat Jakarta selama 7 angkatan dan baru di tahun 1984 setelah semua sarana prasarana siap untuk mendidik bintara Polwan, diubah sebutannya menjadi Sepolwan. Sedangkan untuk Pendidikan Perwira Polwan, baru setelah Polri berhasil keluar dari ABRI maka baru dibukalah Akpol untuk perempuan di tahun 2002 hingga sekarang.
Untuk memetakan perjalanan sejarah yang sangat dinamis mengenai Pendidikan Polwan terutama Pendidikan Pertamanya tersebut ditulis buku yang diberi judul “PEMETAAN PENDIDIKAN POLWAN INDONESIA”. Tujuan Utama penulisan buku ini adalah agar para anggota Polri terutama para Polwan generasi mendatang dapat menarik pembelajaran dan teladan penting dalam melaksanakan tugas-tugas kepolisian ke depan serta terus menjaga eksistesi keberadaan Polwan di dalam Polri. Buku ini juga memuat riwayat dan pengalaman para Senior Polwan yang sebagian besar saat ini sudah memasuki masa purna bhakti.
Sekian dan terima kasih atas semua perhatian dan dukungan untuk menuliskan buku ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, September 2024 Penulis
Kombes. Pol. (Purn) Dr. Irawati Harsono S.I.K., M.Si.
SINOPSIS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA atau POLRI lahir pada 1 Juli tahun 1946 sekitar sepuluh bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Kita semua mengetahui bahwa Indonesia meraih kemerdekaannya melalui proses revolusi yang penuh perjuangan, pengorbanan harta, jiwa, darah dan airmata. Dapat dibayangkan bagaimana sukarnya para pendiri republik ini berupaya memulai pengelolaan administrasi sebuah negara berbentuk Republik yang berwilayah seluas Eropa, yang merupakan kepulauan terbesar di dunia, melingkupi belasan ribu pulau, saat itu berpenduduk sekitar 73 Juta orang dan sebagian besar penduduknya tidak berpendidikan. Tak terbayangkan betapa peliknya Republik muda ini mencoba menata diri selama bertahun-tahun sejak berdirinya pada 17 Agustus 1945 sehingga kemudian mampu menjadi Republik yang tertata dengan baik di segala bidang kehidupan. Proses menata diri tersebut hingga saat ini masih terus berlanjut dan masih tetap harus terus dilakukan karena berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan jaman serta perubahan kehidupan.
Salah satu bidang kehidupan yang harus diatur adalah bidang Kepolisian yang mana negara wajib mempunyainya. Untuk itu Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dibentuk pada 1 Juli 1946 dan sejak kelahirannya terus berusaha menata administrasi kepolisiannya yang begitu kompleks. Secara umum garis besar administrasi kepolisian dalam Polri terbagi menjadi dua bidang yaitu bidang Operasional dan bidang Pembinaan dan salah satu bagian dari bidang Pembinaan adalah bidang Pendidikan yang akan menjadi fokus ulasan dalam buku ini.
Apabila ditinjau dari perkembangannya, berbeda antara pendidikan polisi pria dan polisi wanita. Hal ini terutama disebabkan karena Polri baru menerima anggota wanita dua tahun setelah berdirinya yaitu pada tahun 1948. Untuk pendidikan polisi pria, Polri hanya menindaklanjuti dan mengembangkan sistem dan sarana pendidikan polisi yang sudah ada pada zaman kolonial. Sedangkan untuk pendidikan Polwan terutama untuk pendidikan pertamanya harus dipikirkan sebuah sistem baru termasuk sarana prasarana yang sama sekali belum ada sebelumnya karena sarana prasarana pendidikan pertama untuk polisi pria dan wanita tidaklah sama. Itulah mengapa dari perkembangan sejarahnya terlihat betapa beraneka ragamnya sumber Pendidikan Pertama Polwan dan apabila keaneka-ragaman tersebut tidak ditelusuri dan dipetakan ulang, maka sejarah dan dinamika situasi pendidikan Polwan yang sangat menarik di awal perkembangan Polri tidak akan tercatat dan hilang begitu saja. Hal itu akan sangat disayangkan dan bahkan tidak menutup kemungkinan banyak alumni dari pendidikan yang beraneka ragam tersebut, yang kemudian merasa tidak diakui dan di”hilang”kan dari catatan sejarah Polri. Berbagai dinamika perkembangan Pendidikan Polwan itulah yang ingin diuraikan dalam buku ini agar generasi penerus Polwan khususnya dan Polri pada umumnya dapat menyelami sejarah yang sangat dinamis dalam pendidikan yang dialami para seniornya. Alasan kedua mengapa buku ini disusun adalah semakin banyaknya Polwan Indonesia memasuki usia pensiun di tahun tahun terakhir ini. Para Polwan tersebut datang dari berbagai fungsi
Ulasan
Belum ada ulasan.