Asri Pujaanku 28

Terbaru51 Dilihat

Semilir angin menyibakkan sebagian  jilbabku  yang menutupi wajah. Kubetulkan dengan cepat, sembari pandanganku tetap tertuju ke arah lapangan yang ada di depan mataku.

Lapangan itu kosong, tidak kulihat lagi terpal menggelar, lengang tanpa bising suara murid- murid berebut tempat duduk.

Aku rindu sekali suasana seperti tahun- tahun kemarin lagi. Suasana di mana kami ,murid- murid, saling berbagi ilmu. Antar guru, sahabat, dan murid- murid. Bagi kami literasi dan Asri dua sisi yang senantiasa seiring sejalan.

 

Kini tidak lagi terdengar riuhnya tepuk, tangan menyambut teman- temannya yang berani tampil ke depan.

 

 

 

 

 

Literasinya kelas satu. Mereka berbaris dengan rapi sebelum masuk ke ruangan Asri.

 

 

Asri sangat berjasa sekali mengantarkan putra – putri meraih juara dalam setiap ajang perlombaan, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, atau provinsi.

 

Sekolah yang berada di lingkungan desa kamipun tidak kalah mendapat apresiasi dari kepala desa ketika murid- murid di lingkungan desanya berhasil meraih juara walau tingkat kecamatan.

 

Ketika kami mengantarkan Reva, dari kelas empat sebagai peserta lomba berpidato, bahasa Indonesia yang akhirnya meraih juara ke empat (harapan satu).

Jesika lomba cipta baca puisi, juara kesatu tingkat kabupaten. Yang akhirnya meraih juara kesatu tingkat provinsi. Deva sebagai peserta calistung namun belum berhasil.

 

Ketika kami mendampingi murid dalam ajang lomba berpidato, lomba solo, dan lomba baca puisi di tingkat kabupaten.

Tiba- tiba Azka, sedikit mengeluh, berharap tampil di panggung besar kini sebaliknya. Rupanya ia sudah sangat pede sekali. Aku coba bujuk,” yang penting Azka menampilkan yang terbaik. Gunakan kesempatan ini sebaik- baik nya!” Bujukku.

Akhirnya Azka pun meraih juara tiga. Sedangkan solo juara kedua.Dan baca puisi pada waktu itu belum berhasil.

Pada ajang lomba solo dengan panggung yang besar. Kebetulan peserta lomba solo dari sekolah kami,di wakili oleh murid yang baru kelas tiga. Kebetulan nya lagi orang tua nya suka dengan seni. Dengan kawih. Hingga tidak terlalu sukar, sahabatku dalam membimbingnya.Setidaknya sudah ada darah seni mengalir dari orang tuanya.

 

 

 

Ini ketika Ibu kepala sekolah dan semua murid mengantarkan do’a terbaik buat  Dzikri Paiz Amrillah. Salah satu murid yang akan mengikuti ajang lomba di tingkat provinsi. Dalam mata lomba IPA. Walaupun belum berhasil meraih juara.

 

Keseruan ketika berkumpul dengan sahabat- sahabat  di dalam bis mengantarkan murid- murid yang akan lomba di tingkat provinsi.

Kami dari beberapa Sekolah dasar. Bagi sekolah yang siswanya ikut ajang lomba di tingkat provinsi, otomatis guru- gurunya pun ikut semua.

Ikut berbahagia.  Kebetulan hanya dua sekolah yang lengkap beserta guru- gurunya. Sedangkan sekolah yang tidak ada muridnya yang ikut lomba, hanya perwakilan yaitu dari para kepala sekolahnya saja

 

Inilah sahabat- sahabatku satu sekolah yang selalu kompak.

 

Momen ini pun kami gunakan untuk sekedar berfoto ria, bersama- sama sahabatku.

 

     Peserta lomba mipa yang didampingi oleh guru pembimbing, panitia dari PGRI, dari Gugus, serta orang tua siswa.
Walau tidak selalu meraih juara di tingkat provinsi, setidaknya  pernah meraih juara satu pada mata lomba cipta baca puisi.

        Menanamkan pembiasaan, mencintai Asri adalah hal yang sangat penting. Sehingga dari pembiasaan, diharapkan menjadi karakter, dari karakter menjadi budaya. Budaya baca.

Asri Pujaanku

Bagai taman

Penuh dengan aneka bunga

Indah…sedap dipandang mata

Bagai taman

Akupun begitu juga,penuh aneka ilmu

Kuharap padamu

Kau kan datang berkunjung padaku

Wahai benih- benih muda

Wahai tunas- tunas harapan

Bacalah aku…!

Senangilah aku…!

Gemarilah aku….!

Laksana cakrawala

Membentang luas

Bertaburan penuh bintang

Kan kubawa berkeliling

Kau boleh petik aku

Sebagai pelita dalam hidupmu. 

Kepada para sang juara, Syifa Fauziah, dari juara cipta baca puisi, yang meraih juara ke empat, tingkat kabupaten. dan Asih Susanti yang meraih juara bahasa Indonesia tingkat kabupaten, hingga mengikuti lomba ke tingkat provinsi walau belum berhasil. Indah Permatasari juara ketiga pada mata lomba mengarang bahasa Indonesia tingkat kabupaten. Abdul latif , juara ketiga ,sedangkan  Adi masih dalam mata lomba mengarang bahasa Indonesia juara kedua tingkat kabupaten.

Aku masih selalu ingat walau sudah lima belas periode berlalu. Karena Aku ikut membimbingnya secara langsung pada mereka, walau berbeda tahun nya.

Sayang waktu itu, lima belas periode bahkan lebih, belum punya alat komunikasi secanggih sekarang ini. Jadi kami tidak mempunyai dokumentasinya.

Padahal masih banyak siswa yang berprestasi ikut ajang lomba sebagai murid teladan walau hanya sampai di tingkat kabupaten. Dan belum berhasil.

Dan satu yang sempat menjadi juara harapan tiga siswa berprestasi yaitu Tresia Wulandari.

Dan ini pun Aku tidak punya dokumentasi nya. Aku dan kami semua memberikan apresiasi setinggi – tingginya buat kalian semua yang sudah membawa nama baik sekolah. Semoga kesuksesan selalu menyertai murid- muridku semua. Dan bawalah Asri cintai di mana pun kalian berada.

Akhirnya Aku dan kita semua berharap wabah covid- 19 cepat berlalu. Sehingga pembelajaran pun kembali normal seperti biasanya.

Asri akan tetap kembali memberikan keharumannya.

Memberi berjuta impian dan harapan.

      

 

 

 

 

Rd. Nurliyah, S.Pd

Salam : blogger persahabatan

     

Tinggalkan Balasan

2 komentar