Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Susu, telur, madu, jahe atau STMJ minuman ini dikenal luas dikalangan masyarakat. Banyak dipercaya dapat meningkatkan enerji dan memberikan daya tahan fisik yang prima bagi orang yang mengonsumsinya.
Demikian juga dengan beberapa bahan makanan atau minumam alami tertentu yang digadang-gadang sebagai pembangkit semangat dan keperkasaan seorang pria. Apakah benar demikian khasiatnya, ada yang meyakininya tapi ada juga yang setengah atau tidak mempercayainya sama sekali.
Dalam STMJ sudah tentu terdapat berbagai macam kandungan zat Gizi seperti protein, dan beberapa vitamin dan mineral yang bersumber dari susu, telur, madu dan jahe. Alhasil minuman ini memang tinggi kalori, tinggi protein, vitamin dan mineral.
Dulu jenis makanan atau minuman yang demikian itu dianggap sebagai Gizi klenik. Klenik dalam bahasa Jawa dimaknai sebagai sesuatu yang tersembunyi atau yang dirahasiakan untuk umum. Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang.
Seiring dengan perkembangan ilmu gizi ada pandangan baru tentang bahan makanan atau makanan yang memang mengandung unsur-unsur zat Gizi yang fungsinya menimbulkan efek tertentu dalam menjaga, melindungi dan memberikan daya tahan fisik serta membuat tubuh terasa bugar.
Konon pada tahun 1980an pemerintah Jepang meluncurkan konsep makanan fungsional atau Functional Foods, juga disebut dengan nutraceutical yang berpotensi memberi manfaat kesehatan melampaui nilai gizi dasarnya. Ini merupakan hasil penelitian mutahir yang membuktikan betapa pentingnya peran ilmu gizi dalam kehidupan manusia.
Makanan fungsional ini terbagi dalam dua jenis, yakni konvensional dan termodifikasi. Jenis makanan yang termasuk di dalamnya berbeda.
Makanan fungsional konvensional adalah makanan dan minuman yang memiliki zat-zat gizi alami. Kandungan vitamin, zat mineral, antioksidan, dan lemak langsung diberikan oleh alam, tanpa ada campur tangan manusia. Misalnya orang lebih cepat percaya dan akan menerapkan ketika dianjurkan makan buah apel Malang untuk menurunkan Kadar kolesterolnya tanpa harus menjelaskan zat Gizi yang dikandungnya. Memang buah apel Malang tinggi serat atau fiber. Fungsi serat salah satunya dapat mengikat kolesterol dalam tubuh kemudian dibuang ketika buang air besar. Demikian fungsi serat yang umumnya banyak terkandung di dalam sayuran dan buah-buahan.
Contoh lain beras merah bermanfaat untuk mengontrol berat badan karena mengandung serat, juga protein, dan karbohidrat kompleks yang lebih tinggi daripada beras putih.
Manfaat lain yaitu mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, mengontrol kadar gula darah, melancarkan pencernaan, dan mengurangi risiko kanker.
Makanan fungsional termodifikasi adalah makanan dengan tambahan berbagai macam zat gizi contohnya telur yang ditambah kandungan omega 3 sehingga kandungan omega-3nya lebih banyak dari telur biasa, tepung terigu yang diperkaya vitamin A dan zat besi, garam yang difortifikasi dengan iodium.
Ada juga jus jeruk dalam kemasan dan susu yang diperkaya dengan kalsium untuk kesehatan tulang.
Itulah beberapa contoh makanan fungsional yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh manusia
Sedangkan makanan fungsional termodifikasi adalah makanan yang telah diperkaya dengan bahan tambahan, seperti vitamin, zat mineral, probiotik, atau serat, guna meningkatkan manfaat kesehatan makanan tersebut.
Kecenderungan masyarakat dewasa ini nampaknya tidak terfokus pada zat-zat gizi yang dikandung dalam suatu jenis makanan atau bahan makanan. Nampaknya akan lebih mudah dicerna dan dihayati ketika penjelasan diberikan dengan dikemas dengan lebih menonjolkan fungsi makanan daripada zat-zat gizi yang dikandungnya
Kesimpulannya, makanan fungsional berpotensi membawa manfaat kesehatan dalam hidup Anda. Namun, jangan jadikan makanan fungsional sebagai satu-satunya sumber kesehatan. Jalanilah gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur dan istirahat yang cukup, mengonsumsi makananumajanan dengan Gizi Seimbang guna mengoptimalkan kesehatan tubuh anda.
Makanan laut, seperti ikan salmon, ikan sarden, ikan teri, dan ikan dari laut dalam yang kaya dengan Omega-3
Makanan fermentasi, seperti tempe, kimchi, kefir, dan kombucha
Rempah-rempah, seperti kunyit, kayu manis, jahe, dan cengkeh
Minuman, seperti kopi teh hijau, dan teh hitam