Free Writing
Apakah yang dimaksud dengan free writing? Jika Kita menterjemahkannya berarti menulis bebas. Bisa berarti bebas menulis topik apapun, dimanapun dan kapanpun.
Pelajaran tentang free writing pernah saya dapatkan dari bapak Muhamad Firman Suwarya, M.Kom, Penulis Buku Informatika SMP dan Pengurus Ikatan Guru TIK PGRI.
Saat itu beliau menjadi narasumber dengan tema “Pengalaman menulis dan menerbitkan Buku. “
Di dalam pelajaran bapak Firman banyak membahas tentang free writing, tema yang sangat menginspirasi ketika saya mulai buntu di dalam menulis.
Free writing yaitu teknik menulis cepat tanpa hambatan. Menurut bapak Firman, untuk menjadi seorang penulis yang handal dan produktif kita harus konsisten menulis 5 lembar perhari.
Secara umum menulis sebanyak 5 halaman membutuhkan waktu berjam-jam apalagi ketika rasa bosan mulai datang membelenggu. Rasa bosan itu dapat dialami hampir semua penulis baik yang baru belajar maupun penulis handal.
Penyakit ini biasanya datang menyerang pikiran kita. Tiba-tiba ide untuk menulis hilang, bingung harus menulis apa, pusing, dan akhirnya merasa lelah dan malas untuk menulis.
Saya memiliki pengalaman yang sama dengan narasumber, ketika saya menulis suatu topik, tiba-tiba muncul ide baru yang tampaknya lebih menarik dan sayang jika tidak ditulis. Hal ini membuat saya bingung akan meneruskan tulisan saya yang sebelumnya atau saya menulis ide baru yang terlintas dipikiran saya. Sehingga tulisan saya tidak dapat saya selesaikan.
Menurut bapak Firman kita harus melanjutkan tulisan pertama yang sedang kita buat karena jika kita tinggalkan dan menulis dengan topik baru akhirnya tulisan kita tidak ada yang selesai karena setiap kita sedang menulis ide baru akan datang. Sehingga tidak ada karya yang dihasilkan. Akhirnya hal itu akan membuat kita stress.
Pernah terpikirkan bahwa kita tidak memilki bakat untuk menulis. Namun setelah mengenal free writing maka kita dapat terbebas dari pikiran tersebut.
Bagaimana memahami dan menerapkan free writing? Hal ini dapat diilustrasikan ketika kita akan mengikuti UJIAN NASIONAL atau ujian-ujian lainnya yang sangat menentukan karir kita. Maka kita akan berusaha datang tepat waktu dan berharap akan dapat menyelesaikan soal-soal yang diujikan.
Namun tanpa diduga dalam perjalanan menuju tempat test, tiba-tiba jalanan macet total sehingga memakan waktu hampir satu jam yang menyebabkan keterlambatan dalam mengikuti test.
Ketika kita mulai mengerjakan soal Kita dapati banyak soal yang masih kosong padahal kita menginginkan nilai bagus, sedangkan waktu terus berjalan, maka kita akan berusaha untuk mengerjakannya secepat mungkin. Akhirnya kita menulis tanpa banyak pertimbangan lagi. Dan itulah gambaran tentang free writing yang disampaikan oleh bapak Firman.
Semenjak saat itu saya mulai lebih konsisten untuk melanjutkan tulisan dengan ide yang pertama dan ide baru saya tulis di note book digital yang ada di HP.
Sering ketika saya sedang menulis tiba-tiba saya menerima telpon penting dari senior atau pimpinan, terpaksa saya harus menghentikan artikel yang sedang saya tulis.
Selesai menerima telpon saya berusaha meneruskan untuk menulis namun jadi bingung kalimat apa yang hendak saya tulis. Biasanya saya diamkan untuk sesaat jika perlu saya membuat teh atau kopi untuk rileks sejenak sambil membaca dari awal tulisan yang sudah saya buat.
Jika sudah mulai fresh saya segera melanjutkan lagi. Saya tidak banyak mengedit, langsung menulis hingga ending cerita. Ketika saya ada waktu saya baru cek kembali tulisan yang saya buat. Jika ada pekerjaan yang urgent, tulisan itu saya simpan. Pada saat senggang saya akan meneruskan untuk mengecek.
Setiap hari saya berusaha meluangkan waktu untuk menulis sekitar 30 menit hingga satu jam. Itupun banyak iklan. Maksudnya selalu ada yang telpon atau rapat. Tentu saja pekerjaanlah yang utama. Pada saat senggang saya segera menulis.
Saya paling suka menulis di pagi hari ketika sampai kantor dan belum ada yang datang. Suasana masih segar, sambil melihat pepohonan hijau yang dapat terlihat melalui kaca jendela ruangan kerja saya.
Jika sudah mulai banyak yang datang biasanya saya hentikan sesaat sambil memesan sarapan. Saya berbincang-bincang sesaat tentang pekerjaan. Pada saat berbincang-bincang biasanya timbul ide baru atau bahan pelengkap yang sedang saya buat.
Free writing ini juga saya terapkan ke siswa bahasa Inggris yang sedang praktek pelajaran writing. Saya meminta mereka menulis dengan topik-topik di sekitar mereka. Jika mereka belum dapat menentukan topik sendiri saya biasanya brainstorming. Setiap siswa boleh memberikan ide dan saya tulis di whiteboard. Melalui kesepakatan bersama ada beberapa topik yang bisa dipilih. Satu siswa boleh menuliskan topik yang sama karena isinya pasti berbeda. Kadang topik saya tentukan.
Free writing dimulai dengan waktu yang sudah saya tentukan. Saya menyarankan mereka untuk tidak terpaku pada satu kata. Mereka juga tidak usah memperhatikan secara serious grammar yang digunakan. Yang terpenting adalah menulis dan menulis hingga 10 menit sebelum waktu berakhir.
Saya berikan waktu 10 menit untuk membaca tulisan mereka dan merevisi jika masih ada kalimat yang dianggap kurang tepat juga jika ada grammar yang salah. Kegiatan free writing dilakukan setiap hari, kadang-kadang di kelas dan kadang-kadang selesai pelajaran. Mereka bebas mengirimkan tulisan mereka saat itu juga atau pada malam hari.
Sebagai KESIMPULAN, mulai sekarang kita harus bulatkan tekad untuk menjadi seoranag penulis dan tanamkan bahwa hal itu bisa dilakukan siapa saja. Tidak ada yang tidak mungkin. Langkahnya tentukan atau luangkan waktu misal 30 – 60 menit setiap hari, flesksibel sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Jika muncul ide segera eksekusi pada waktu yang bisa kita luangkan. Jika keadaan tidak memungkinkan, tulis secara garis besarnya saja, poin-point nya, nanti di esksekusi pada waktu yang diluangkan.
Demikian pelajaran dan pengalaman yang saya dapat dari bapak Firman dan berdasarkan pengalaman pribadi.
Semoga bermanfaat. Amiin.
Nani Kusmiyati.
Luar biasa mbk nani… Terimakasih sudah mengingatkan..ya benar sekali mbk..kadang ide untuk mnukis itu buntu n akhirnya kita malas untuk menuLis… Hehe