Ruang Kolaborasi – Pembentukan Komunitas Praktisi
untuk Melakukan Praktik Coaching (2)
Oleh: Supyanto
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Anda tentunya sudah benar-benar memahami konsep coaching dalam konteks pendidikan baik melalui pembelajaran mandiri dan diskusi. Sekarang saatnya Anda berkolaborasi dengan rekan calon guru penggerak lainnya untuk membentuk komunitas praktisi secara daring. Pada sesi ini, secara berkelompok, Anda akan berlatih mempraktekkan proses coaching dengan tiga kasus yang akan diberikan dengan model TIRTA, yaitu:
Kasus 1
Coach: guru, coachee: murid, 1 pengamat
Anda memperhatikan seorang murid yang tidak mau bekerja sama dengan teman-temannya. Dia selalu memiliki alasan, seperti tidak cocok dengan teman-temannya atau dengan alasan lain. Dia memilih bekerja sendiri dan mengumpulkan tugasnya sendiri. Hasil yang dikumpulkan secara mandiri itu selalu bagus. Bagaimana Anda menyikapi hal ini?
Alur Cerita sebagai berikut:
Bermain peran
Coach : Ida Hindasah
Coache : Jeni Badriyah
Pengamat: Hendra Purnama
Prolog
Saat itu waktu menunjukan pukul 13.15, Bu Ida menghampiri Jeni yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Jeni merupakan salah seorang murid kelas 6 yang menurut pengamatan Bu Ida kurang bersosialisasi dengan teman-temannya. Bu Ida mengajak Jeni ke perpustakan untuk berbincang-bincang.
Peran | Isi Dialog | Ranah Coaching | |
Coachee | Assalamu’alaikum ibu,, | Introducing | |
Coach | Waalaikumsalam, hai …, gimana sehat? | ||
Coachee | Alhamdulillah bu.. | ||
Coach | Oh ya …., hari ini ibu ingin ngobrol sama kamu, kaya nya agak lama, kira kira
mengganggu aktifias kamu ngga ya? |
||
Coachee | oh ngga bu, silakan, ada apa ya bu? | ||
Coach | ngobrol aja, soalnya, kita sudah lama ngga ngobrol kaya gini. Akhir akhir ini ibu perhatikan, kamu selalu menyendiri kalau berada dikelas, kenapa? | ||
Coachee | Sebenarnya, saya juga pingin banget ngobrol sama ibu, tapi malu, Alhamdulillah sekarang saya ketemu ibu | ||
Coach | Jadi, apa yang perlu ibu bantu, dan apa yang ingin kamu inginkan setelah ngobrol kali ini? | ||
Coachee | Saya hanya ingin dapat solusi dari masalah yang dialami saya selama ini bu, | Tujuan | |
Coach | Terus ada lagi ? | ||
Coachee | Saya merasa tidak nyaman di kelas bu, sepertinya saya tidak cocok dengan mereka. | ||
Coach | Apa yang membuat kamu tidak nyaman di kelas dan tidak cocok dengan mereka? | ||
Coachee | Saya juga tidak tahu bu, mungkin ini juga salah saya | ||
Coach | Coba ceritakan kenapa kamu menjadi tidak nyaman di kelas | Identifikasi | |
Coachee | Sebenarnya saya juga mau bergabung dengan mereka, kerja kelompok, atau mengerjakan soal-soal. Tapi, setiap kerja kelompok, saya selalu bekerja sendiri, sementara anggota yang lain hanya ngobrol, main HP. Jadi saya memutuskan mending bekerja sendiri tidak ikut kelompok. | ||
Coach | Selama ini apa yang sudah kamu lakukan supaya kamu tidak bekerja sendiri? | ||
Coachee | Setiap kerja kelompok saya suka mengajak teman saya untuk bekerja sama, saya selalu memberi tahu kalau teman saya tidak bisa mengerjakan. | ||
Coach | Kalau boleh ibu coba simpulkan, kenapa kamu tidak mau bergabung dengan mereka kalau bekerja kelompok, karena setiap kerja kelompok ,kamu selalu mengerjakannya sendiri, bukan begitu? | ||
Coachee | Betul bu, setiap pelajaran apa saja kalau mengerjakan soal di kelas pasti selalu saya yang harus mengerjakan. | ||
Coach | ok sekarang kamu sudah tahu masalahnya, ada lagi ngga lain? | ||
Coachee | sepertinya ngga ada bu, sebenarnya teman-teman saya di kelas itu baik, sopan, rasa kekeluargaannya kuat, atau mereka pikir saya mampu ya bu?, Cuma sayanya aja tidak mau di bebani terus oleh mereka. | ||
Coach | Nah itu dia, mereka menganggap kamu itu pintar, kira kira untuk kedepannya, apa yang ingin kamu lakukan? | ||
Coachee | Saya bingung bu, harus bagaimana dan apa yang harus saya lakukan | Rencana Aksi | |
Coach | Dari beberapa hal yang sudah kamu jelaskan, hal mana yang menjadi prioritas pertama? | ||
Coachee | pertama, saya akan minta maaf kepada mereka atas sikap saya Kedua, saya memahami mereka, karena ketidakmampuanya Ketiga, saya bangga dipercaya mereka, dan mau ikut bekerjasama tidak menyendiri lagi | ||
Coach | Keren ibu bangga sama kamu, Kira-kira ada hal lain yang akan kamu lakukan? | ||
Coach | Nah ini yang ibu suka, bisa jelaskan lagi ke ibu lebih jauh lagi? | ||
Coachee | Saya akan membuat kelompok belajar di kelas, dan saya bersedia apabila diperlukan untuk membimbing mereka selama saya mampu | ||
Coachee | Saya akan membuat kelompok belajar di kelas, dan saya bersedia apabila diperlukan untuk membimbing mereka selama saya mampu. | Tanggung Jawab | |
Coach | Nah ini yang ibu suka, bisa jelaskan lagi ke ibu lebih jauh lagi? | ||
Coachee | iya bu, saya akan buat jadwal, untuk menentuka harinya dan siapa saja yang mau ikut dalam kegiatan itu. | ||
Coach | apa yang kamu maksud itu tutorial sebaya? | ||
Coachee | apa itu? | ||
Coach | tutorial sebaya itu adalah pemberian bantuan dalam belajar oleh teman yang mempunyai prestasi akademik yang baik dan memiliki hubungan sosial yang tinggi. | ||
Coachee | ya bu, akhirnya saya paham | ||
Coach | nah dari obrolan kali ini, apakah kamu bisa menceritakan Kembali apa yang akan kamu lakukan berikutnya? | Ending | |
Coachee | saya akan bergabung dengan teman dan bekerjasama jika belajar kelompok, dan saya akan membuat tutotial sebaya yang seperti ibu sebutkan | ||
coach | ibu suka dengan apa yang kamu capai dalam diskusi kali ini. Lalu komitmen apa yang akan kamu jalankan dengan rencana ini | ||
coachee | selepas dari sini saya akan menemui teman saya di kelas dan akan mengungkapkan kegiatan yang akan direncanakan. | ||
Coach | Siapa yang akan membantu kamu untuk menjalankan komitmen kamu? | ||
Coachee | saya meminta KM untuk mengingatkan , dan membantu saya dalam menjalankan komitmen saya bu. | ||
Coach | ini baru hebat,,kamu pasti bisa |
Kasus 2
Coach: guru, coachee: murid. 1 pengamat
Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda menanggapi hal ini?
Alur Cerita
Diceritakan situasi Anak-anak sedang Belajar Mata pelajaran PAI di kelas 6 pukul 07.00 WIB
Coach : Nak, bisakah nanti jam istirahat datang keruangan ibu sebentar, bantu ibu untuk membawakan hasil pengerjaan teman-teman kalian.
Coochee : Baik bu.
Disaat sedang jam istirahat Cooche tadi datang menghampiri gurunya di ruang guru untuk mengantarkan tugas tenan-temannya.
Coach : sayang sini, coba taruh bukunya di atas meja ibu !
Saat Coachhe tersebut mendekati meja guru lalu guru sebagai Coach mulai mengadakan komunikasi assertif kepada Coache
Coach : Nak boleh ibu bertanya sebentar, akhir-akhir ini ibu lihat kamu di kelas sering melamun nak? Apa ada masalah yang sedang kamu pikirkan sholeh?
Coachee : ia bu akhir-akhir ini saya selalu kurang fokus bu belajar karena saya selalu memikirkan kenapa ya bu guru pada mata pelajaran Matematika selalu menyindir saya bu kalau sedang mengajar di kelas ?
Coach : Menyindir? Mmmm coba ceritakan lebih dalam lagi perasaan yang kamu alami sekarang kenapa bisa sampai berpikiran seperti itu ?
Coache : Ia bu, soalnya kalau di kelas ibu itu selalu bilang pada teman sekelas saya, sambil matanya tertuju pada saya bu bilangnya seperti ini kalau Les Matematika itu sangat penting untuk melatih pemahaman kita dalam mengerjakan soal latihan, jadi kalau yang ga datang les matematika akan rugi karena kurang memahami bagaimana cara mengerjakan soal tersebut.
Coach : lalu bagaimana pendapat mu ?
Cooche : Benar sih bu, apa yang dikatakan ibu itu bahwa les matematika itu penting.
Coach : terus kenapa kamu ga datang les Matematikanya?
Coachee : ia bu soalnya saya merasa datang pun gak ada gunanya soalnya ibu itu selalu memberikan nilai yang jelek pada saya bu, mungkin ibu itu gak suka sama saya bu .
Coach : mmmm, jadi menurut kamu pembicaraan kita kali ini bertujuan untuk apa ? (Pertanyaan Model TIRTA TUJUAN UTAMA)
Coache : membicarakan bagaimana bu solusi yang tepat supaya ibu Matematika itu tidak selalu menyindir saya bu dan memberikan nilai yang jelek pada saya bu.
Coach : Nah kalau seperti itu, coba apa hambatan kamu yang menghalangi kamu untuk bisa datang ke les tersebut ? (Pertanyaan Model TIRTA IDENTIFIKASI)
Coachee : ini bu kebetulan les nya diadakan sore dimulai dari pukul 14.00-15.30, sedangkan saya pada jam tersebut sekolah Agama bu, kebetulan mamah saya selalu bilang untuk jangan bolos sekolah agama, karena itu sangat penting bagi saya untuk bisa belajar agama.
Coach : lalu bagaimana pendapatmu, apakah prioritas utamamu dalam hai ini ? apakah Les Matematika yang hanya dilakukan 1 minggu 2 kali ataukah sekolah agama ? (Pertanyaan Model TIRTA RENCANA AKSI)
Coachee : ia bu kedua-duanya penting bu bagi saya, Cuma saya masih belum bisa membagi waktu ketika semuanya bentrok bu .
Coach : coba kalau seperti itu bagaiman cara kamu mengatasinya ?
Cooche : Mungkin saya bisa membicarakannya bu dengan ibu itu, supaya kalau bisa waktu untuk les matematikanya diundur bu jadi jam 15.30 supaya saya bisa untuk ikut les tersebut, atau diadakan di hari Jumat bu karena pada hari itu saya libur sekolah agama.
Coach : Ide bagus tuh, nah selanjutnya bagaimana dengan tindak lanjut yang akan kamu lakukan setelah membicarakan semua ini dengan ibu ? (Pertanyaan Model TIRTA TANGGUNG JAWAB)
Cooche : ia bu saya akan segera menemui ibu itu untuk segera membicaraknnya dan berusaha untuk supaya saya bisa mengikuti les matematika tersebut.
Coach : Bagus, memang harus seperti itu sayang, kita harus berusaha sebisa mungkin untuk bertanggung jawab atas apa yang kita hadapi sekarang, situasi kamu memang sulit ya karena berhadapan dengan waktu yang berbarengan tetapi jika kamu mampu memanajemen waktu kamu dengan baik. dan kamu mau mengungkapan apa yang jadi masalah nya dan berbicara dengan ibu guru Matematika mengenai alasan kenapa kamu tidak mengikuti les matematika tersebut , Insya Allah guru tersebut akan memahami dan akan berusaha membuat ulang jadwal supaya kamu bisa mengikuti Les tersebut ya .
Coache : ia bu, terimakasih arahan nya bu, sekarang saya jadi tahu apa yang harus saya lakukan supaya bisa menghadapi maslah tersebut.
Coach : ia sholeh sama-sama, kamu hebat deh !
Coache : Baik bu kalau begitu saya izin pamit bu saya akan menemui ibu guru Matematika untuk membicarakannya bu.
Coache : Ia sayang, Semangat ya kamu pasti Bisa.
Cooche : Makasih Bu Assalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh
Coach : Walaikum salam Warahmatullahiwabarakatuh
Murid tersebut bergegas meninggalkan Ruang guru PAI untuk segera menemui Guru Matematika.
Kasus 3
Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat
Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?
Alur Cerita
Pra Kegiatan Coaching | |
Suatu hari ketika akan masuk kelas , saya dihampiri rekan kerja yang mau menyampaikan masalah yang dirasakannya | |
Coachee | : Bu !, saya mau curhat ….., Hari ini saya dapat teguran dari Kepala sekolah |
Coach | : Ya boleh , nanti pas Istirahat kita ngobrol diruangan guru |
Kegiatan Inti | |
Waktu istirahat tiba , Rekan saya menghampiri saya di ruang guru | |
Coachee | : Apakah ibu lagi istirahat ? lagi tidak ada kegiatan ?, boleh saya ngobrol ? |
Coach | : Boleh bu, kebetulan kita lagi istirahat , kita punya waktu Cuma 30 menit kita bisa manfaatkan waktu ini ?
Apa sebenarnya tujuan ibu ingin ngobrol dengan saya ? : Coba ceritakan apa masalah yang ibu rasakan !! |
Coachee | Tadi saya dipanggil kepsek , katanya beliau menerima laporan dari Pengawas yang pernah melakukan supervisi ke kelas saya. Katanya Pengawas merasa keberatan karena saya mengajar tanpa buku teks , s |
Coach | : memangnya sumber belajar apa yang ibu gunakan ? memgapa mengambil dari sana |
Coachee | : saya menggunakan sumber lain ,saya p mencari langsung digoogle baik materi atupun soal latihannya . saya pikir itu lebih mudah simple |
Coach | : apa yang terjadi setelah ibu menyatakan hal tersebut pada pengawas |
Coachee | : Beliau sepertinya tersinggung dan mengingatkan saya supaya menggunakan buku teks,, |
Coach | :Menurut ibu apakah cara ibu menyampaikan kepada pengawas itu benar ? Mengapa |
Coachee | : Menurut saya benar karena meskipun saya menggunakan sumber lain saya tetap berpedoman pada kurikulum yang berlaku . |
Coach | : menurut ibu Mengapa pernyatan ibu membuat Pengawas tersinggung ? Coba ibu plasback lagi !
Kalau menurut saya buku teks itu penting digunakan karena mereupakan bahan ajar yang konvensional yang mampu memberikan konstribusi dan peranan yg baik pada pembelajaran |
Coachee | : Ya saya paham . saya sadar cara mepenyampaian argumrn saya kepada pengawas kurang tepat , S
|
Coach | : dari masalah yang ibu hadapi , Sekarang Hal apa yang ibu ani inginkan? |
Coachee | : Saya mau minta maaf tapi bingung bagaiman caranya . saya ingin supaya pa Pengawas memaafkan saya tapi beliau juga harus menerima bahwa kita pun boleh menggunakan sumber lain selain buku teks |
Coach | Menurut ibu siap yang bisa diminta bantuan untuk menyampaikan permohonan ibu pada pengawas ? Mengapa ibu memilih dia ? |
Coachee | : Bapa Kepala Sekolah . karena beliau lebih dekat dengan Pengawas dan tau permasalahnnya |
Coach | : Apa yang akan ibu sampaikan pada kepal sekolah |
Coachee | : Saya akan menjrelaskan kronologis kejadian pada saai Supervisi pengawas , saya mohon bapa kepala menyamoaikan permohonan maaf saya pada Pengawas dan saya menyadari kekeliruan sayabtentang pentingnya menggunakan buku teks |
Coach | : Apa rencana ibu jika kepal sekolah telah menyampaikan amanat ibu pada pengawas |
Coachee | : Saya akan tunjukan bahwa saya telah menjalankan harapan dari Pengawas , saya mengajar akan menggunakan buku paket dan mencari reverensi lain baik dari internet maupun sumber lain. Dan saya akan menyempatkan bertemu dengan pengawas dan menyampaikan kesadaran saya akan pentingnya buku teks paket |
Coach | : saya setuju . kira kira kapan ibu akan menemui Kepsek dan meminta bantuannya . Lebih cepat lebih baik agar masalah ibu cepat beres |
Coachee | : Insya AlLoh beres pelajaran saya akan menghadap Kepala sekola |
Coach | : Semoga Sukses . kabari saya lagi jika sudah menghadap kepala sekola |
Coachee | :Terima kasih bu |
Ket : Nama Coachee Bu Ani
Hubungan kolaborasi antara coach dan coachee, yang mendorong tumbuhnya potensi diri coachee adalah tujuan utama dari coaching. Karena itu pertanyaan-pertanyaan cochee harus dapat mendorong timbulnya solusi yang dihasilkan dari ide kreatif coachee itu sendiri.
Bekais, 18 Maret 2021
Salam Blogger