Puasa Ramadhan Hari Ketigabelas
Suasana hari ini masih diliputi duka. Kami keluarga besar TNI angkatan laut sedang berduka. Tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 meninggalkan duka yang mendalam buat keluarga besar kami. Semoga 53 orang yang berada di dalam kapal selam, diampuni semua dosanya dan diterima amal ibadahnya. Aamiin.
Ditinggal untuk selamanya oleh orang yang kita cintai, tentu tidak mudah menerimanya. Perlu keikhlasan hati dan air mata yang tak terbendung. Saya ikut merasakan hal itu. Meskipun saya bukan saudara kandung mereka.
Pikiran saya yang lain adalah cara mencari donatur untuk 9 orang guru mengaji di yayasan kami yang berada di Purwakarta Jawa Barat. Mereka perlu diberikan tunjangan hari raya atau THR. Supaya keluarga mereka senang di hari Idul Fitri nanti.
Di masa pandemi ini, pemasukan yayasan agak menurun. Sulit untuk menerima bantuan dari orangtua murid yang juga sedang mengalami kesulitan. Keluarga besar kami bahu membahu untuk mengumpulkan donasinya. Semoga terkumpul dananya untuk kesembilan guru ngaji tersebut. Aamiin.
Selain itu, saya masih fokus menyelesaikan laporan desertasi yang semakin hari semakin menunjukkan kemajuan. Dari data yang saya kumpulkan, sudah mulai terlihat perkembangan yang semakin diharapkan. Ketelitian dalam membuat laporan masih terus saya lakukan. Ingin sebentar bersembunyi dari dunia Maya. Tapi ternyata tidak bisa. Sebab menulis sudah menjadi kebutuhan buat saya. Kalau sehari tidak menulis, rasanya ada yang kurang dalam diri ini. Saya ingin membagikan apa yang saya alami. Semoga bisa menjadi pelajaran penting buat kita semua.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.25 wib di jam dinding kamar saya. Istri masih asyik ngobrol dengan kakaknya yang ada di Bandung. Adanya aplikasi WhatsApp memudahkan kita saling berkomunikasi dengan biaya murah. Bekasi dan Bandung menjadi terasa dekat. Begitu juga dengan teman wa group saya. Walaupun jarak kami berjauhan, namun terasa dekat di hati.
Puasa hari ketigabelas ini terasa singkat waktunya. Mungkin karena saya melakukan banyak aktivitas. Mulai dari makan sahur hingga waktu berbuka puasa. Bahkan hingga malam hari ini. Masih saja ada kesibukan yang saya lakukan sebelum tidur.
Saya duduk sebentar di dalam kamar. Kalau sudah duduk seperti ini pasti jadi tulisan. Istri bilang ke saya. Kalau kita sudah tua, maka akan dipanggil kakek dan nenek. Istri saya ingin cepat punya cucu. Sementara anak pertama saya belum mau menikah muda. Intan ingin melanjutkan kuliah S2 dulu katanya. Bahkan ingin kuliah di luar negeri.
Setiap manusia pasti punya ambisi dan cita cita yang tinggi. Tentu hal itu harus diikuti dengan kemampuan dan kemauan yang kuat. Juga usaha yang dahsyat. Kalau AKU nya sudah kuat, maka semua impian akan tercapai.
Apa itu AKU? A adalah *Ambisi*. K adalah Kemampuan dan U adalah Usaha. Ketiga hal itu harus diwujudkan dalam diri manusia yang ingin sukses dalam hidupnya.
Istilah AKU pertama kali disampaikan oleh Prof. Arief Rachman. Beliau adalah penasehat kami di Labschool dan tokoh pendidikan terkenal di Indonesia. Salah satu keponakannya sekarang menjadi menteri Pariwisata. Namanya Sandiaga Uno.
Kalau mendengar pak Arief Rachman ceramah, kita semua menjadi termotivasi untuk mendidik anak bangsa. Kesulitan demi kesulitan yang kami hadapi menjadi terasa ringan bila beliau menyampaikan materinya.
Lain waktu saya akan ceritakan apa saja yang telah beliau sampaikan. Sekarang sudah waktunya beristirahat. Semoga sahurnya tidak kesiangan dan masih bisa menonton kembali drama komedi preman pensiun 5 di RCTI oke.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog http://wijayalabs.com
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10225990153008514&id=1476183756&sfnsn=wiwspwa
Semoga berhasil semua cita-cita Om Jay. Amiin
Takdir tidak bisa dibantah
Jika januari terbang tanpa batas, Februari mengalir air dengan deras, maret meledak dengan keras, april ini ku ikhlaskan kau menyelam tanpa batas 402 “PRAY FOR NANGGALA 402”