Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Subuh itu, istri Pak Amin bu Ati tengah melahirkan di tolong bidan di desa. Proses kelahiran tidak berjalan lancar. Terjadi komplikasi dan perdarahan. Bidan segera memutuskan untuk merujuk ke Puskesmas. Tandupun disiapkan untuk membawa bu Ati. Beberapa lelaki tetangga Pak Amin membantu mengusung bu Ati. Letak rumah Pak Amin di atas bukit, jalan menurun, sempit dan terjal. Perjalanan ke Puskesmas memakan waktu 45 menit.
Di Puskesmas bu Ati segera mendapat pertolongan. Untunglah tindakan cepat dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam. Ini waktu kritis jika lebih dari itu tidak tertangani, fatal bagi ibu dan bayi yang dilahirkan.
Peristiwa seperti bu Ati banyak terjadi. Karena itu angka kematian ibu melahirkan masih tinggi, jauh di atas negara-negara tetangga.
Pertolongan terlambat bisa karena keluarga tak mengerti, terlalu lama di jalan, atau lambatnya pertolongan di tempat pelayanan kesehatan, terlebih bagi masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau karena kendala geografis.
Untunglah persalinan bu Ati ditolong tenaga kesehatan terlatih dan Pak Amin sudah jadi suami siaga. Tapi masih banyak masyarakat yang belum paham menjaga kehamilan ibu sampai melahirkan. Ini jadi salah satu tugas PKK utamanya Pokja IV untuk memberi pencerahan kepada masyarakat.
Program desa dan suami siaga harus tetap digalakkan. Agar masyarakat paham menjaga Kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Persalinan aman dan selamat, memantau memantau tumbuh kembang anak secara teratur itu harus demi menuju Indonesia maju dengan SDM unggul.