Rekam Jejak Digital Pancasila Kombes Pol (Purn) H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si.
Catatan Thamrin Dahlan
Nama wajib ditulis lengkap. Cantumkan pangkat, gelar serta bin. Tujuannya tidak lain agar berbeda dengan nama yang sama untuk Thamrin Dahlan.
Jejak digital demikian adanya. Ketika anda mencari nama sendiri atau nama seseorang di mesin pencari google.com atau yahoo.com maka seketika keluar ratusan bahkan ribuan nama yang sama.
Mbah google dan tante yahoo tidak salah. Malah mereka sangat berbaik hati memberi informasi tentang nama Joko Widodo misalnya. Mesin pencari tak memiliki ruh, mereka sejenis robot melakukan pekerjaan sesuai perintah.
Ketika awak mengetik nama Thamrin Dahlan, maka seketika muncul dilayar computer atau hp ratusan nama. Bukan nama Thamrin Dahlan yang Polisi, anak dusun Tempino Jambi yang lahir di Bulan Juli (saja) . Namun nama Thamrin Dahlan Bapak pembuat pantun, Thamrin Dahlan Ustazd. dan nama Thamrin Dahlan beragam profesi.
Paling seru dimesin pencaian itu muncul pula nama Dahlan Iskan. Yes, sobat, Bapak Dahlan Iskan siapa yang tidak kenal. Beliau bukan saja mantan Menteri BUMN pada masanya tetapi sampai sekarang tetap aktif menulis dalam kapasitas sebagai seorang Jurnalis senior. Disway.id adalah bacaan sarapan pagi bagi kami para penulis pemula.
Dengan demikian ketika kembali ke judul tulisan ini Jejak Digital Pancasila Kombes Pol (Purn) H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si, kini jelas kenapa awak menulis nama dengan begitu lengkap pakai pangkat segala. Tujuannya adalah agar di mesin digital Insha Allah terseleksi. Khusus tampil Thamrin Dahlan Penulis yang telah menerbitkan 38 Judul buku sampai Mei 2021.
Apalagi ketika ditambahkan Pancasila di nama Thamrin Dahlan maka jejak diigital akan lebih tegas dan jelas. Artinya bagaimana kiprah awak sebagai Dosen Mata Kuliah Pancasila dan seorang Penulis yang telah menerbitkan buku bertajuk Saya Indonesia Saya Pancasila.
Memperingati hari Pancasila 1 Juni 2021 izinkan Awak hendak men – digital= kan (lagi) rekam jejak sebagai penulis yang berkaitan dengan Pancasila Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rekam jejak tak terbantahkan ketika ada bukti berupa kiitab tersimpan di Perpustakaan Nasional. Alhamdulillah ada 2 buku tentang Pancasila tertera di cover depan nama Thamrin Dahlan. Pertama Buku bertajuk Saya Pancasila Saya Indonesia (2018) dan buku kroyokan Pancasila Rumah Kita Bersama (2014).
Inilah bukti nyata sebagai dosen mata Kuliah Pancasila menerbitkan buku ajar. Hampir 20 tahun memberikan kuliah di Akadempi Perawat Polri Kramatjati Jakarta. Juga beberaopa tahun di Universitas Gunadarma, Universitas Veteran Nasional dan di Perbanas.
Rekam jejak digital lainnya berupa dokumentasi foto dan beberapa tulisan lepas terkait proses belajar dan mengajar Pancasila dan Kewarganegaraan. Ketika di search pada mesin pencari kegiatan awak terekam ketika menghadiri wisuda, di kelas pada masa perkenalan mahasiswa serta tulisan mahasiswa di media sosial.
Nah rekam jejak yang cukup membanggakan secara pribadi ketika Puisi berjudul Pancasila Tercabik Cabik, dibaca oleh beberapa seniman. Video ini bisa disaksikan di youtube.
Tahun 2020 awak menggagas lomba membaca puisi untuk Mahasiswa Akper Polri. Alhamdulillah rekam jejak 10 video Puisi Pancasila Tercabik Cabik abadi di youtube, bisa diakses.kapan saja.
Rasanya itu saja bentuk kepedulian kepada Pancasila. Dalam kapasitas sebagai warga negara tentu berupaya mengamalkan sila sila Pancasila dalam pergaulan sehari hari nan sangat beragam menuju kerukunan antar rakyat.
Satu saja yang belum tercapai yaitu usulan agar 45 butir butir Pancasila di sosialisasikan oleh Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP). Sosialisasi sebaiknya disampaikan terus menerus dalam bentuk tayangan televisi dan radio berupa sinetron bergenre Pancasila. InshaAllah pemirsa bisa paham bagaimana mengamalkan setiap butir Pancasila itu dalam kehidupan riel rakyat.
Salam Literasi
BHP, 1 Juni 2021
YPTD
Masya Allah,..prestasi yang luar biasa, penerbit, dosen, penulis, penggagas puisi tentang Pancasila. Sungguh suatu yang luar biasa bapak. Kami sangat bangga terhadap bapak.
Sepakat dengan bunda Nani. Tulisan, prestasi, gelar dan kegiatan Pak Haji memotivasi kami untuk melejitkan potensi.