Siapa Babak Belur
Catatan Thamrin Dahlan
Mohammad Ali piawai bertinju. Juara dunia berkali kali. Lawan tanding knock out sebelum pertandingan usai. Tak sampai babak 12 lawan terkapar.
Itu cerita di atas ring tinju. Ada pertarungan babak per babak sebagai ukuran tertentu. Ketika 12 babak berlalu belum ada petarung jatuh maka wasit menentukan hasil tinju. Indikator sederhana saja. Siapa yang paling babak belur dialah yang kalah.
Ini kata pengantar tulisan bertajuk babak belur. Mari kita lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Babak belur adalah lecet dan bengkak serta tampak biru lebam (karena kena pukulan, tinju dan sebagainya).”
Baiklah sobat, kali ini awak nak berkisah perihal babak belur sosial. Boleh juga nyerempet politik dengan segala intrik. Babak belur di media sosial adalah hantaman bertubi tubi terhadap sasaran nan di benci.
Sebenarnya si sasaran tembak tetapbtenang tenang saja. Tidak ada istilah babak belur justru semakin terlihat kedewasaannya. Justru yang babak belur itu si oknum penyerang. Ibarat pemburu kehabisan peluru dia cemas sendiri tak menentu.
Berfikir positif hati jernih antar sesama manusia. Apalagi kalau bukan kepercayaan masyarakat sehingga terkumpul dana 30 milyard rupiah lebih hanya dalam waktu 6 hari untuk bantuan derita Palestina. Kepercayaan terbangun bersebab perjuangan berdurasi waktu panjang Ustazd Adi Hidayat (UAH).
UAH adalah STAF Allah SWT, STAF itu kepanjangan Shidieq, Tabligh, Amanah dan Fatonah. Inilah pola kepemimpinan Semua Nabi utusan Allah SWT. Sidieq dimaknai benar, Tabligh mampu mensyiarkan kebenaran, Amanah, memegang teguh dan mengamalkan seautu yang dititipkan dan Fatonah kemampuan untuk selalu belajar menambah ilmu pengetahuan.
Insha Allah semua kemampuan itu ada pada diri Ustazd Adi Hidayat . Kebenaran melekat pada diri pribadi berangkat dari kejujuran serta nilai nilai Islami. Pendidikan UAH tak diragukan lagi dan terbukti mampu mempertanggung jawablan setiap amanah. Beliau terus belajar menunjukkan kepribadian rendah hati.
Amanah umat disalurkan secara transparansi dan akuntabel melalui Majelis Ulama Indonesia. Laporan keuangan diaudit namun kenapa masih ada suara sumbang wahai saudaraku sesama umat Islam.
UAH Menampakkan kualitas keimanan. Mencontoh tauladan Rasulullah Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi orang bodoh. Tetap tenang tidak terpancing kegaduhan bersebab berkeyakinan segala sesuatu amal ibadah yang dilakukan kebenaran adanya.
Hafizd Al Qur’an halaman perhalaman hafal letak atas bawah baris setiap ayat kitab suci Umat Islam. UAH faseh bahasa arab dan bahasa inggris. Penghapal ratusan Hadist paham benar bagaimana cara menghadapi fitnah oknum penggiat medsos.
Kisah Para Nabi dan para ulama di hujat akan terus berulang sampai akhir zaman ketika kebenaran ditegakkan. Allah Maha Besar Allah Maha Kuasa menggenggam setiap hati manusia. Ada ketakutan terselubung dihati “mereka” nan tampak pada tampilan kegelisahan luar biasa (menghapus rekam jejak digital fitnah)
Nah kembali ke pokok persoalan babak belur. Ibarat senjata makan tuan. Sebenarnya siapa seh di bela mati matian. Anda bukan berhadapan dengan politisi. Hati hati menghadapi Ulama Sufi, daging Ulama itu ber racun tuan.
Tabayun. Mari bersama kita bersilaturahmi dalam kasih sayang. Hilangkan sifat sifat buruk selagi ada kesempatan. Tak kenal maka tak sayang.
Simaklah perjuangan UAH. Tontonlah ratusan video kiprah sebagai bukti rekam jejak digital ulama yang dimuliakan umat islam nasional dan internasional. https://quantumakhyar.com/profile-uah/
Ya masih terbuka kesempatan berjabat tangan ketika khilaf tak dipertahankan.
Salam Literasi
6 Juni 2021
YPTD