Ilustrasi Foto by Istockphoto
Judul tulisan tersebut adalah gambaran yang membuat suasana Ramadan dalam 6 tahun terakhir ini sangat berbeda. Terutama suasana dalam lingkungan keluarga.
Perbedaan itu adalah sudah 6 kali Ramadan dan Lebaran tidak lagi bersama Ibunda tercinta. Beliau meninggalkan kami semua sejak 6 tahun yang lalu pada 1 Oktober 2015, dengan segala kenangan yang sangat indah.
Bagi saya, Ibu adalah segalanya. Waktu kecil dulu, pada bulan Ramadan ini kami diajarkan bagaimana membaca Al-Quran. Membaca Kitab Suci Allah pada Bulan Ramadan memiliki nilai ibadah sangat tinggi.
Teringat pula saat itu ketika kami menjalankan ibadah puasa sebagai pembelajaran yang sangat berarti. Ibu mengajari ibadah puasa berawal dari melakukan Puasa Bedug yaitu berpuasa namun boleh berbuka pada waktu Dhuhur.
Sebagai seorang anak berusia 7 tahun yang masih duduk di kelas satu Sekolah Dasar, pembelajaran puasa melalui puasa bedug adalah pembelajaran bertahap cara berpuasa.
Saat itu pada awalnya betapa beratnya menahan agar tidak makan dan minum di siang hari walaupun hanya sampai waktu Dhuhur. Namun seiring waktu berjalan, semua kegiatan puasa bedug itu berjalan dengan baik.
Bahkan diakhir hari-hari bulan Ramadhan, puasa bedug tersebut dilanjutkan dengan puasa hingga Maghrib. Seusai buka puasa pada saat Dhuhur tersebut dilanjutkan berpuasa lagi hingga bedug Maghrib.
Malam harinya Ibu selalu mengajak kami untuk sholat Tarawih di Masjid terdekat. Melakukan ibadah sholat Tarawih dengan khusyu adalah kegiatan yang tidak mudah.
Sebagai anak yang masih labil, kadang kala rakaat sholat Tarawih tersebut ada yang tidak ditunaikan dengan lengkap.
Saat Ibu mengetahui bahwa sholat Tarawih kami tidak lengkap maka Ibu senantiasa memberikan nasihat yang sejuk agar menjalankan shola dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan.
Kini Ibu telah tiada meninggalkan kami sejak 6 tahun yang lalu. Namun semua ajaran, nasihat dan petuahnya selalu mejadi kenangan yang sangat indah. Puasa bedug. Belajar membaca Al Quran. Sholat Tarawih.
Semua itu adalah ajaran Ibu yang selalu menjadi kenangan yang tidak akan lekang oleh zaman.
Ramadan sudah ada di depan mata. Tidak terasa, rasanya seperti kemarin ini Ibu masih berada di tengah-tengah kami.
Ramadan adalah Bulan Suci yang sudah sangat dirindukan oleh orang-orang yang berharap menjadi Muttaqien.
Betapa istimewanya Bulan Puasa dimana para hamba Allah itu melakukan puasa hanya untuk RidhoNya.
Mari kita simak betapa berharganya Puasa seorang hamba di Mata Allah. Rasullullah bersabda bahwa Allah berfirman :
“Setiap amalan Anak Adam itu adalah miliknya, kecuali puasa. Puasa adalah milikKu. Aku yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan makanan dan minuman serta syahwatnya karena Aku.”
Demikian FirmanNya dalam sebuah Hadist Qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah tentang betapa istimewanya orang berpuasa.
Menunaikan Puasa dengan sempurna, semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang terpilih menjadi orang yang Muttaqin. Aamiin.
@hensa
Sindangpalay 13 Mei 2021