Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Ketika seseorang mengungkapkan perasaannya dengan terikat irama, matra, penyusunan lirik dan bait, maka ia sedang berpuisi. Ketika melantunkan lirik dan bait akan penuh ritme atau irama. Kadang bersuara, kadang diam, keduanya digabung membentuk pola berulang yang indah.
Ada yang dikenal dengan puisi Akrostik. Dalam puisi Akrostik huruf awal dari setiap baris menyusun suatu kalimat dari atas ke bawah. Setiap huruf awal dari kata yang membentuk nama sesuatu yang dijadikan judul dikembangkan menjadi kalimat-kalimat membuat suatu bait pengantar makna judul tersebut yang saling berkaitan. Dengan demikian menjadi benang merah yang tetap menjaga makna dalam konteks judul.
Hal ini memang tidak terlalu mudah. Memerlukan gaya bahasa yang berbeda dengan kalimat yang digunakan menulis artikel. Sering pula terjadi ketika mengurai huruf awal hanya menjadi sebaris kalimat. Ini bentuk puisi lain yang disebut puisi Akrostik larik. Sering terjadi Akrostik bait bercampur dengan Akrostik larik. Tentu ini sedapat mungkin harus dihindari.
Untuk membuat puisi yang dikaitkan dengan Gizi tidak selalu mudah. Selain gaya bahasa juga mau tidak mau harus dikaitkan dengan nilai gizinya. Ketika mengaitkan dengan manfaat nilai Gizi harus ada dasar kuat yang sudah dibuktikan lewat penelitian ilmiah yang diakui.
Disinilah uniknya membuat puisi Gizi ini karena sering terjebak dengan keinginan mengurai pengetahuan dan informasi Gizi yang cukup panjang dan lengkap.
Semakin banyak huruf yang membentuk kata, akan semakin tinggi tingkat kesulitan karena bisa dikaitkan dengan asal makanan atau bahan makanan, kandungan atau nilai Gizinya, cara mengolah ataupun manfaatnya bahkan terkait dengan budaya dan adat istiadat. Jika mencakup semua hal itu gastronomilah nama acuan Ilmunya.
Puisi Gizi yang dibuat sebenarnya merupakan bentuk lain dari artikel yang sudah ada tentang Functional Foods atau makanan fungsional. Makanan fungsional merupakan suatu konsep yang dikembangkan di Jepang pada tahun 80an untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Ide penulisan puisi gizi ini muncul atas saran seorang kawan Ahli Gizi dan juga asumsi pembaca akan lebih cepat menangkap isi pesannya dan paham. Puisi lebih ringkas dibanding artikel yang biasanya panjang dan disajikan dengan bahasa lebih ilmiah.
Ini ide luar biasa dan merupakan pemikiran “out of the box” kreatif dan inovatif. Belajar membuat sesuatu yang lain dari pada yang sama. Selain itu
menyusun dan menulis puisi akan memacu otak kanan sebagai pusat imaginasi sekaligus dipercaya dapat memperlambat terjadinya proses kepikunan yang terus merambat.
Contoh Puisi Akrostik Gizi
KELOR
Ketika daun-daun kelor menyentuh tubuh, sang jawara itu terkulai runtuh lemah lunglai tanpa daya
Entah itu legenda ataukah fakta nyatanya kelor dianggap bertuah luruhkan pusaka dalam kehidupan dunia fana
Lalu gerangan apa menyebabkan tumbuhan ini membawa manfaat bagi umat manusia yang banyak memburunya
Olahannya yang beragam menjadi sumber asupan kalium, magnesium dan zat besi bersumber asli dari perut bumi
Ramuan tradisional tak kurang membuatnya jadi andalan menjaga raga agar tetap sehat dan bugar
JAMBU
Jauh konon jejak telusur asal muasal buah bulat bernama guava nan bercita rasa segar nikmat ini
Ada yang isinya berpulas merah dan putih, sarat dengan berbagai zat gizi berupa vitamin A, vitamin C, kalium serta mineral lainnya
Mudah di dapat, berbuah sepanjang tahun bak tiada pernah mengenal bergilirnya musim
Berbagai macam olahan minuman segar dan sehat dapat dibuat atau buah pun langsung disantap jikalah memang berminat
Untuk melepas rasa dahaga dalam regangan teriknya sengatan sinar mata hari yang menyiksa
PROTEIN
Penting utamanya diberikan bagi anak balita agar sel-sel tubunya sehat bertumbuh kembang
Rendahnya asupan akanlah akibatkan petaka melintang menghadang di masa yang akan datang
Oleh karena itu sumber asupan berupa bahan makanan hewani dan nabati patutlah diberi setiap hari
Tentu bunda perlu bijak memilih dan menyiapkan menu makanan sehari-hari buat si buah hati
Empat Sehat Lima Sempurna itu dulu acuannya kini telah berganti dengan konsumsi Gizi seimbang
Ingat tidaklah cukup hanya Gizi Seimbang yang selalu tetaplah harus diberikan guna penuhi semua kebutuhan dalam pertumbuhan
Namun perilaku hidup bersih dan sehat serta berolah raga guna menjaga berat badan tak bertambah haruslah juga dijalankan