Menulis Itu Mudah
#Menepis Kesulitan Menulis
Banyak orang berkata menulis itu sulit, maka itu, hanya segelintir orang yang menggeluti bidang ini. Bagi pemula memang agak kesulitan memulai untuk menulis. Sebenarnya bidang apapun jika baru memulai pasti menjumpai kesulitan, tapi kesulitan itu akan berakhir, jika diperbanyak latihan. Contoh yang sederhana, ketika baru belajar sepeda, maka pasti akan menemukan kesulitan, tapi jika intensitas latihan dilakukan terus-menerus, maka kesulitan itu akan hilang dengan sendirinya.
Nah, terus bagaimana caranya agar menulis itu mudah? Gampang ko, mari perhatikan apa yang dipaparkan Dr. Ngaimun ketika penulis mengikuti pelatihan menulis. Setidaknya ada enam kunci agar menulis itu mudah, yaitu:
1. Mindset/ pola pikir. bahwa menulis itu mudah. Tanamkan padi diri bahwa menulis itu mudah, buat penegasan atau afirmasi positif kepada diri. Ketika kita afirmasi positif kepada diri, maka akan terbangun dalam pikiran kita menulis itu menjadi mudah. Sebaliknya, jika belum berbuat sudah bilang susah atau sulit, maka yang terbangun malas untuk melakukannya.
2. Tekad yang kuat. Tanamkan semangat yang dahsyat, jangan menyerah sebelum perang. Jika menemukan kesulitan, itu adalah tantangan yang harus dihadapi. Tekadkan diri laksana karang di lautan, tetap kokoh walau badai terus menerjang.
3. Menulis yang diketahui. Jangan menulis sesuatu diluar kemampuan pengetahuan kita, nanti akan mempersulit diri, dan pada gilirannya tulisan tak pernah jadi. Tulislah dengan materi dan bahasa yang kita ketahui pada saat itu, tidak perlu harus mencari bahasa yang kita sendiri tidak paham.
4. Banyak membaca. Menulis satu garis dengan membaca. Tulisan menjadi renyah lagi bagus karena banyak asupan nutrisi dan nutrisi itu berasal dari membaca. Orang yang rajin menulis tapi tidak membaca tidak akan bertahan lama karena tidak ada yang bisa ditulis. Membaca itu seperti menabung yang akan dikeluarkan secara otomatis saat menulis.
5.Jam terbang/ banyak praktik. Menulis itu skill, agar skill menulis terus meningkat, butuh jam terbang atau banyak praktik menulis. Menulis itu sama dengan skill yang lain, butuh proses untuk sampai mahir. Misal, untuk sampai mahir menyetir mobil butuh beberapa kali belajar. Awal memegang setir saja rasanya seperti apa, bagaimana dengan kedua kaki, satu menginjak gas satu menginjak rem, belum mata yang terus melihat tiga arah kanan, kiri, dan depan. Ditambah hati yang berdetak tak karuan. Namun seiring berjalannya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula kita mahir menyetir mobi. Kenapa begitu? Karena intensitas jam terbangnya tinggi. Maka itu, untuk menjadi mahir menulis butuh intensitas praktik menulis yang tinggi.
6. Sabar menjalani proses menulis. Sabar salah satu kunci kesuksesan, kesuksesan diperoleh tidak seperti membalik telapak tangan. Begitu juga dengan menulis, butuh kesabaran. Menulis itu butuh proses, hari ini mungkin satu paragraf hari esok satu paragraf, dan selanjutnya. Lalu setelah jadi dilihat lagi sambil direvisi atau diedit mungkin ada yang salah ketik, penempatan kata kurang tepat, atau ada yang dihilangkan, dan juga mungkin akan ditambah referensi untuk memperkuat tulisan.
Mudah itu kalau kita mengetahui langkah-langkah apa yang hendak kita kerjakan, apapun itu pekerjaannya. Begitu juga dengan menulis, untuk mempermudah menulis kita butuh paham langkah-langkahnya.
Salam literasi