Abraham Raubun, B.Sc,S.Ikom
Saya terheran-heran ketika melihat ada seorang teman mahasiswi yang tinggal di asrama putri asyik memetik tanaman pagar yang tumbuh di halaman asrama. Tanaman itu memang terlihat subur, daunnya berwarna hijau lebat. Tak kuat menahan rasa penasaran saya menghampirinya dan melayangkan pertanyaan penuh keingintahuan untuk apa memetik tanaman pagar itu. “untuk dijadikan lalapan” ujarnya dengan ringan. Diakhir perbincangan itu akhirnya saya tahu kalau tanaman itu namanya kenikir.
Tanaman yang di Malaysia disebut ulam raja ini dan oleh orang Sunda disebut Randa Midang, merupakan tanaman tropis yang tumbuh liar. Nama latinnya Cosmos Caudatus konon berasal dari Amerika Latin dan Amerika Tengah. Tetapi ditemukan juga di Amerika Serikat, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Ada catatan mengatakan orang-orang Spanyol membawa tanaman ini ke Asia Tenggara melalui Filipina.
Kandungan zat gizinya berupa karbohidrat, protein, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, vitamin B dan vitamin C serta antioksidan.
Daun kenikir mengandung saponin yang dipercaya sebagai anti bakteri, anti jamur, menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta menghambat pertumbuhan sel tumor.Selain itu juga mengandung flavonoid polifenol dan minyak atsiri. Dikatakan juga salah satu manfaatnya kenikir dapat meningkatkan nafsu makan.
Meski aromanya agak tajam menyengat, kenikir selain dijadikan lalapan, bisa dioseng-oseng dengan campuran Teri dan Tempe, dibuat campuran sayuran pecel, dibotok, ditumis dan sebagainya.