Ketika kita telah memiliki ide, maka menulis selama 20 menitan akan terasa cukup. Tapi bagaimana seandainya pikiran kita sedang buntu dan kemudian kita diminta menulis apa saja dengan hanya kurun waktu 30 menitan?
Saya pernah menantang diriku sendiri. Saya membuat tenggat waktu menulis setiap harinya pukul 23:59. Kadang-kadang saya hanya punya waktu kurang dari 30 menit untuk memikirkan ide, mencari gambar hingga mengunggah tulisan tersebut ke blog. Dan rupanya bisa.
Tulisan ini sendiri saya tulis kurang dari waktu tiga puluh menit. Tapi karena aku sudah punya ide apa yang akan kutulis, rasanya jadi mudah.
Sebentar lagi akan saya bagikan tips kepada kalian agar bisa berlatih menulis cepat. Jika sering dilatih maka kalian juga bisa menulis secara sprint sepuluh menitan atau lima menitan.
Yang pertama, tak ada sesuatu yang instan. Ada yang berlatih ratusan hingga ribuan jam hingga bisa mahir seperti saat ini. Saya sendiri memulai menulis sejak belasan tahun silam tapi hingga saat ini saya rasakan tidak semua tulisan mencapai standar yang saya tetapkan sendiri, ada yang nampak asal-asalan, selintas kejar setoran, kurang rapi banyak typo, dan sebagainya.
Ya, kemampuan menulis akan meningkat seiring jam terbang dan juga kebiasaan membaca. Kedua hal ini saling berkaitan, antara kemampuan menulis dan hobi membaca. Dan akan semakin baik jika diikuti dengan kegemaran lain seperti hobi mendengarkan musik, menonton, bermain bola, berolah raga, atau menonton siaran berita. Intinya kemampuan menulis juga berkaitan dengan pengetahuan dan sensitivitas yang dimilikinya. Sensitivitas di sini bermakna ia memahami dan merasakan perubahan di sekelilingnya.
Untuk itu berlatihlah menulis setiap harinya. Sediakan waktu kapan yang pas untuk menulis. Misalkan kalian ingin melakukannya setiap usai makan siang atau ketika pagi hari sebelum matahari terbit. Pilih waktu yang kalian sukai. Syukur-syukur dapat menemukan ruang kerja yang nyaman.
Lalu mulailah menulis. Tuangkan apa saja yang ada di pikiran kalian. Apabila yang ada di pikiran kalian adalah kesan terhadap makan siang yang baru kalian santap maka ceritakan. Anggaplah kamu sedang ditanya oleh kekasihmu atau ibumu, makanan apa yang kamu santap pada saat makan siang.
“Nasi hangat, sayur asam, dan ikan peda serta sambal tomat. Makanan ini nampak sederhana. Tapi ketahuilah makanan ini mampu membuatku merasa begitu senang dan bahagia. Pertemuan antara sesuatu yang hangat, segar, gurih, pedas, dan sedikit asam…”
Biarkan ceritamu mengalir. Jangan interupsi. Jika ada salah kata, typo biarkan dulu. Menulislah hingga Kamu rasa cukup dan merasa puas. Lalu perhatikan tulisanmu. Cek apa saja yang terasa kurang. Mana saja yang typo dan sebagainya. Berikan tanggal dan waktu di tulisan tersebut dan simpanlah.
Lakukan berikutnya pada hari yang sama dan waktu yang sama. Jika hari ini sedang tidak ada mood nanti beri catatan di bawah tulisan tersebut. Tapi upayakan terus menulis.
Setelah seminggu perhatikan tulisan-tulisanmu tersebut. Adakah peningkatan kualitas tulisan, penambahan diksi, kemahiran bertutur dan sebagainya. Jika tidak segan, bertanyalah ke orang yang kalian percaya akan memberikan penilaian dengan subyektif.
Dulu saya punya dua kawan yang memberikan penilaian tajam. Mereka menghujaniku dengan komentar kasar. Waktu itu saya merasa marah, kesal dan ingin menangis ketika membacanya. Tapi setelah itu saya merasa tercambuk untuk terus berlatih menulis. Memang kritikan tidak enak dibaca, tapi ia bisa menjadi pengingat agar kita terus berlatih dan mengasah diri.
Lakukan kebiasaan tersebut setiap harinya. Jika kalian merasa sudah mahir maka berikan tantangan menulis seperti menulis setiap hari di blog selama seminggu atau menulis bebas selama satu jam dan sebagainya.
Jika kalian mengikuti tantangan menulis 30 menit maka cobalah untuk jujur. Siapkan alarm dan pastikankamu berhenti setelah 30 menit. Jika kamu belum bisa membuat tulisanmu selesai dalam kurun waktu tersebut maka buatlah tulisan yang lebih pendek atau lebih sederhana. Berlatihlah terus-menerus.
Tantangan menulis cepat akan membuat kalian berani untuk menulis spontan. Ini akan terasa sensasinya dibandingkan dengan menulis terencana. Keduanya punya kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Cobalah sesekali menulis spontan. Menulis dalam 20 menit, 10 menit atau bahkan lima menit. Lalu ceritakan pengalamanmu.
Sebagian tulisan pernah diunggah di dewipuspasari.net