Sikap sombong adalah sikap yang sering ditonjolkan oleh manusia bila merasa dirinya memiliki kemampuan lebih, kesuksesan, kekayaan dan segala keberhasilan lainnya.
Sadar atau tidak, ada kesalahan tertentu yang cenderung kita tolerir dalam hati dan kehidupan kita sehari-hari. Jerry Bridge dalam bukunya “Respectable Sins: Confronting the Sins We Tolerate”, membahas kesalahan yang “dapat diterima” dan cenderung ditoleransi oleh diri sendiri. Diantaranya adalah kesombongan, rasa cemburu, iri hati dan tidak pernah bersyukur. Berhati-hatilah terhadap kesombongan. Kesombongan adalah akar dari semuanya itu. C.S Lewis juga mengatakan bahwa kesombongan mengarah pada kejahatan lainnya. Dari awal dunia, kita melihat indikasi bahwa manusia selalu merasa dirinya pantas untuk mendapatkan yang paling baik, yakin atas supremasi diri sendiri, memikirkan dan memiliki apa yang diinginkan, mengatakan hal-hal yang ingin dikatakan, dan melakukan apapun yang diinginkan hatinya.
Entah sadar atau tidak, baik secara langsung maupun tidak langsung, mungkin kita paling suka bersikap angkub dan membanggakan pencapaian-pencapaian pribadi. Lalu bentuk toleransi atas kesombongan itu seringkali terselubung dalam jabatan yang kita duduki, pendidikan yang kita tamatkan, kerja keras kita dalam berlatih, hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, jam terbang/pengalaman, dan lain sebagainya. Kita perlu ingat bahwa jabatan kita tidak menambah kedudukan kita. Segala sesuatu di dunia ini, yang diinginkan oleh tabiat manusia, adalah kesalahan yang dilihat lalu diingini dan yang dibangga- banggakan.
Oleh sebab itu kita perlu disiplin untuk mengendalikan diri dari kesombongan. Ketika ada keinginan untuk membanggakan diri atas segala sesuatu yang ada pada diri kita, kita harus senantiasa mengingatkan diri sendiri bahwa jabatan, gelar, prestasi, keluarga besar, kerabat dan pengalaman yang kita miliki di dunia ini adalah bersifat sementara. Dengan begitu, kita akan menjadi orang rendah hati yang penuh ucapan syukur, bebas dari rasa cemburu dan iri hati.
Apa kesalahan yang secara diam-diam sering Anda toleransi? Tanyakan orang terdekat Anda, apakah Anda orang yang suka membanggakan diri? Bagaimana sebaiknya cara Anda memandang pencapaian-pencapaian Anda?
Jadilah orang yang rendah hati, penuh rasa terima kasih dan syukur dan menolong sesama. Kita harus senantiasa mengingatkan diri sendiri bahwa jabatan, gelar, prestasi, keluarga besar, kerabat dan pengalaman yang kita miliki di dunia ini adalah sementara.
Kesombongan adalah penghalang bagi semua pertumbuhan mental Anda
Tangerang Selatan, 16 September 2021.
@sg