Persepsi

Terbaru48 Dilihat

Oleh :  Ardiansyah

 

“Marketing is a battle of perceptions, not products.”

― Al Ries, The 22 Immutable Laws of Marketing

Demikian sebuah kutipan dari Al Ries, seorang ahli pemasaran dan pengarang terkenal kelahiran tahun 1926 dan berkebangsaan Amerika. Ries mengatakan bahwa kita tidak sedang dalam perang produk, tetapi  perang persepsi.

Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau berarti juga proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Definisi lain menyatakan bahwa persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

Pada masa sekarang ini, tiap hari kita dibanjiri dengan berbagai macam informasi, baik berupa pengetahuan, hiburan, nasihat, berita, opini, iklan, dan lain – lain. Semuanya mempegaruhi pikiran, cara pandang, dan persepsi kita atas banyak hal, termasuk penilaian baik dan buruk dan akan berpengaruh terhadap cara kita dalam mengambil keputusan. Misalnya pada zaman pandemik ini kita dibanjiri dengan berita tentang peningkatan kasus Covid 19 dan juga berita kematian akibat covid 19, hal ini tentunya akan menjadikan kita menjadi was – was, terutama jika kita tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang Covid 19.

Kita memakai sepatu dan baju yang kita rasa pas dengan kita dan tidak ada masalah selama ini. Namun hal ini dapat berubah seketika jika kita melihat model ataupun tokoh panutan dan pujaan kita menggunakan pakaian dan sepatu model baru. Jika kita sensitive dan terpengaruh, maka kita akan menyakini bahwa pakaian yang kita pakai sudah ketinggalan zaman dan tidak nge-trend lagi

Begitulah media dan juga lingkungan sosial mem-frame atau membingkai persepsi kita

Bagaimana cara mengendalikan framing persepsi ini ?

Pertama, miliki pengetahuan yang baik tentang segala sesuatu. Biasakan melakukan cross check terhadap informasi – informasi yang masuk atau yang kita terima

Kedua, tetap beusaha untuk berfikir jernih . biasakan menghadapi situasi dan persoalan secara objetif dan rasional

Ketiga, jika framing sudah memasuki alam bawah sadar, maka cara membongkarnya juga perlu melalui alam bawah sadar. Misalnya citra produk import yang modern kita ubah dengan citra produk dalam negeri yang alami dan baik karena membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran di Negara kita

Begitulah persepsi yang ditanamkan pihak lain dengan cara mem-frame pikiran kita harus bisa dinetralisir agar keyakinan kita untuk mencapai tujuan tidak terganggu seperti yang pernah dipesankan oleh Musashi “Hati – hati terhadap persepsi yang ditanamkan orang lain dalam pikiran kita”.

Semoga bermanfaat …

Tinggalkan Balasan