Mengenal Buku 100 PENTIGRAF KLASTER BICARA

Terbaru229 Dilihat

Alhamdulillah, sore ini pengajuan ISBN buku saya berjudul “100 Pentigraf KLASTER BICARA” diajukan oleh Pak Haji Thamrin Dahlan selaku ketua Tim YPTD.  Sekaligus ini menandai calon buku saya ke 3 yang diterbitkan YPTD. Sebagai guru yang sebelumnya tidak pernah membayangkan menerbitkan buku secepat ini, maka YPTD lah solusinya. Di tahun 2021 ini adalah sejarah titik awal sejarah menulis dan menerbitkan buku pertama kalinya bagi saya.. Terimakasih Bapak Haji Thamrin Dahlan dan seluruh awak Tim YPYD yang membantu kamu menerbitkan buku.

Sebelumnya buku ke 2 saya berjudul “Kisah 40 Hari Menulis Pentigraf'” sudah mendapatkan ISBN dan tinggal menunggu proses cetaknya. Maka buku ke 3 ini melengkapi kisah buku saya tentang pentigraf.

Khusus buku 100 Pentigraf ini adalah hasil dari kumpulan karya pentigraf saya selama 1 tahun terakhir yang tersebar di blog. Agustus 2020 lalu saya mengenal cerpen tiga paragraf (pentigraf) yang diperkenalkan dan digagas pertamakalinya oleh Dr. Tengsoe Tjahjono dosen Unesa, penyair dan founder KPI (Kampung Pentigraf Indonesia). Selanjutnya saya mulai praktik dan dengan berusaha mengikuti proyek penulis antologi pentigraf di KPI. Saya bersyukur bisa meloloskan karya pentigraf di  3 buku terbitan KPI. Beberapa karya itu saya sertakan di buku 100 pentigraf ini.

Buku ini berjudul 100 PENTIGRAF KLASTER BICARA , diambil dari  salah satu judul pentigraf di dalam buku ini, Mengisahkan beberapa kejadian di sebuah kampung. Beberapa pemuda tidak percaya adanya virus Covid 19 dan berusaha mencegat ambulans. Kejadian selanjutnya adalah pemulasaraan jenazah secara paksa dan berakibat fatal. Kisah ini dengan sangat bagus diangkat dalam illustrasi cover buku ini oleh Bung Ajintha. Terimakasih untuk Bung Ajinatha.

Dengan terbitnya buku ini saya berharap 100 pentigraf sudah cukup untuk mempelajari pola tulisan dan cara menuangkan tulisan dalam bentuk pentigraf. Karena struktur pentigraf ini adalah jumlah katanya tidak boleh lebih dari 210 kata. Tersusun dalam 3 paragraf. Dan mengubah fakta menjadi bentuk sastra yang menampilkan tokoh, konflik dan ending yang menggigit.

Semoga

Salam Literasi.

 

Blitar, 29 November 2021

Hariyanto

Tinggalkan Balasan

2 komentar