Konsep Buku Non FiksI
Buah Kenari dalam gelas,
Bekal Asep nonton televisi,
jumpa materi ketujuh belas,
Konsep buku non fiksi.
Bismilaahirahmaanirrahiim
Kuliah menulis online Malam ini bertepatan dengan 10 Muharram 1442 H, sebagai seorang muslimah tentu kita meyakini bahwa bulan Muharram adalah salah satu bulan yang di muliakan oleh Alloh subhanahu wata’ala Tuhan Yang Maha Kuasa, selain menjadi bulan pertama dalam kalender Islam, bulan ini juga banyak mengandung sejarah didalamnya.
Spirit Muharram pada saat ini bertepaatan dengan perayaan 17 Agustus 2021 yang ke 76, sebagai penganut agama dan sebagai anak bangsa kita patut berusaha sekuat tenaga berperan aktif mengisi dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
Kedua moment besar ini kiranya akan membawa efek positif dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sehingga pada akhirnya membawa harapan kita semua kepada “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur” atau dalam falsafah Jawa “Gemah ripah loh jinawi” akan tercipta diseluruh persada Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Semoga Aamiin.
Semoga semangat tahun baru Muharram dan juga HUT Kemerdekaan berdampak pada kuliah menulis online malam ini dengan serius mempelajari “Konsep Buku Non Fiksi” yang akan di sampaikan oleh narasumber super luar biasa beliau adalah Ibu Musiin, M.Pd. dan di temani oleh Mr. Bams sebagai moderator.
Konsep Buku Non Fiksi
Bag penulis pemula tentu akan bertanya-tanya seperti apa “Konsep Buku Non Fiksi” itu. Akan banyak ketakutan dalam diri. Ketakutan yang merasuki diri itu sebenarnya akan merendahkan potensi untuk menulis. Maka dari itu kita harus punya keyakinan bahwa kita juga mampu menjadi PEMENANG DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA 1 buku namun puluhan buku.
Ketakutan yang di rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Bapak ibu jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay ini menjadi sebuah mimpi buruk, jadikanlah hobi dan kesenangan.
Sekalipun menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara dan semudah bergosip. Justeru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.
Alasan ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
Kutipan terkenal dari Imam Ghazali
Kutipan Pramoedya Ananta Toer
Dalam penulisan buku non fiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)
Pola yang bu Iin pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama: Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.
Referensi terdiri dari :
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
Ciamis, 10 Februari 2022
LY